Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Rabu, 29 Maret 2017

Amos 8 dan Amsal 25

S: Tuhan telah bersumpah demi kebanggaan Yakub: Bahwasanya Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka! (Amos 8:7, TB)

O: Wah, Tuhan itu Mahapengingat, Dia tahu semua yang kita perbuat; entah di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Lha wong semua hari kita udah Dia uat, bahkan sebelum kita dijadikan. Dalam konteks ayat ini, Tuhan sedang menegur habis-habisan bangsa Israel karena mereka tetep aja nggak mau taat sama firman Tuhan. Mereka membelakangi Tuhan yang udah baik banget sama mereka. Kesabaran-Nya pun semakin menipis.


A: Akhir-akhir ini gatau kenapa rasanya tuh susah banget buat mengasihi orang lain. Wahhh, rasanya itu kepala mau meledak kalo ada orang yang ndableg se-ndableg-ndablegnya. Dibilangin gini dengan sabar, kok ya ngeyel. Disuruh ini, kok ya tetep mbantah. Yaduhh, kesabaran aing ada batasnya, teh -.-" (sok-sokan bahasa Sunda huhu maafkeun). Tapi aku diingetin di sini, bahwa Tuhan pun juga punya kebatasan sabar. Nah, gimana denganku? Apa aku mau tetep ndableg juga sama Tuhan, nggak mau mengasihi orang yang (jelas-jelas) butuh dikasihi? Iya, banyak lho orang yang butuh dikasihi, tapi sikap mereka itu beuhhhh nyebelin abis :p haha. Mungkin aku kalo di hadapan Tuhan juga sama kali, ya *ampun, Pi*. Yap, mau gimanapun, aku harus tetep mengasihi!


P: Tuhan, tolong aku agar tangki kasih-Mu dalam hidupku boleh senantiasa terisi dengan kasih-Mu. Aku nggak sanggup buat mengasihi ornag lain dengan kasihku sendiri. I need You, O Lord, to bring the people back to You. Amin.




--**--



Proverbs for the day -- Chapter 25


S:  Jangan berlagak di hadapan raja, atau berdiri di tempat para pembesar (Amsal 25:6, TB)


O: Amsal ini sama kaya' pengajaran yang Yesus sampein waktu ada perjamuan di sebuah rumah (Lukas 14:8). Bukannya ngajarin biar kita rendah diri, Amsal ini dan Yesus mengajarkan hal yang sama: tahu diri! Yap, belajar untuk rendah hati. Adalah lebih baik ditinggikan daripada direndahkan :)

"Tapi gimana kalo sampe akhir hidup aku nggak dihargai? Nggak dianggep ada, walopun udah ngelakuin banyak hal untuk Tuhan dan orang lain?". Upahnya ada di sorga :) Biarlah kelak, ketika kita telah hidup setia di hadapan Tuhan, kita akan disebut-Nya sebagai hamba yang setia. Dan saat bersama-sama Dia di kerajaan kekal, kita memuji dan memuliakan nama-Nya untuk selama-lamanya. To God be the Glory! :)


A: Waktu persekutuan kemaren (baca: tanggal 25 Maret itu), aku diingetin bahwa fokus hidupku bukan buat aku aja. Bukan aku "thok". No. Tapi hidupku buat Tuhan dan untuk memuliakan Dia. Aku harus menggeser diriku sebagai prioritas ke sekian, tapi Tuhan harus tetep ada sebagai posisi terutama dan pertama dalam hidupku. Aku rindu untuk belajar lebih rendah hati :) belajar untuk mendengarkan orang lain (terutama dosen *ups!* huahahaha)


P: Lord, please help me to please Your heart :) Ampuni aku, ya Bapa, kalo sepanjang hidupku aku masih nggak mengutamakan Engkau :( Tolong aku agar hidupku juga menjadi teladan bagi orang lain; tapi bukan aku yang mereka lihat, melainkan diri-Mu. Make me a servant today, O Lord. Amen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar