Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Rabu, 22 Maret 2017

Amos 5 dan Amsal 22

S: "Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu." - Amos 5:21 (TB)


O: Lah, bukannya dulu Tuhan memerintahkan bangsa Israel buat memberikan persembahan kurban dan sebagainya, ya? Kok, di bacaan ini Dia malah nggak mau? Apa salah bangsa kepunyaan-Nya itu? Hmmm.. Kalo dilihat sekilas, kita akan menilai bahwa kehidupan spiritualitas bangsa itu baik-baik aja. Iya, masih tetep ngelakuin ibadah dan persembahan buat Tuhan. Terus salahnya apa dong?


Ternyata, kalo kita baca lebih teliti (dan baca Yesaya 1:11--14), kita akan menemukan bahwa bangsa Israel cuma sekadar melakukan segala ibadah dan persembahan itu sebagai... ritualitas! Mungkin kalo dibahasakan dalam bahasa sehari-hari, Dia bilang, "Iya, kalian kalo buat persembahan dan beribadah itu udah yang terbaeklah. Top markotop. Tapi kehidupan rohani kalian nggak bertumbuh. Kalian cuma dateng ke Aku sebagai ritualitas. Ga ada penyembahan dan penghayatan akan kehadiran-Ku. Dan Aku benci itu." Wah, di sini aku diingatkan bahwa yang terpenting dari ibadah itu adalah hati. Penampilan mah bisa sepantasnya aja (tapi apa ya kita mau beribadah dengan pake baju ukensi *iykwim :p*, rok mini, celana sobek sana-sini, ato bahkan penampilan kita lebih pantes buat dolan daripada buat ibadah?), ga perlu seformal orang kerja (tapi ya ada juga yang kaya' gini sih. Yang penting sopan kan ya). Yang terpenting adalah... Kita dateng ke hadirat Tuhan dengan hati yang rindu Dia bentuk. Kita rindu merasakan hadirat-Nya lebih dan lebih lagi :)


A: Hmm.. Gimana denganku ya? Apa aku udah bener-bener beribadah seperti yang Dia mau? Apakah aku selama ini cuma beribadah, ngelakuin disiplin rohani cuma buat rutinitas (ato biar nggak dihukum? 😶). #refleksidiri. Fix, mulai hari ini aku harus membenahi diri. Aku nggak mau doa cuma sebentar (kurang dari semenit). Aku mau buat lebih serius berdoa, and let my lips worship Him and praying before His throne.


P: Tuhan, ajar aku berdiam dan merasakan hadirat-Mu lebih dalam lagi. Nggak cuma lewat persekutuan pribadi dengan-Mu, tapi juga kalo waktu kebaktian dan persekutuan :) Jadikan hatiku tanah liat yang siap untuk dibentuk seperti yang Engkau kehendaki. Amin! 💕


--**--


Proverbs for Today -- Chapter 22

S: Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas. -- Amsal 22:1 (TB)


O: Biasanya, orang kalo udah mentingin harta, kekuasaan, dan apapun itu.. Udah gelap mata, deh. Nggak peduli sama apapun yang lain, pokoknya tujuan kudu tercapai. Nah, ini nih yang parah. Kalo ngga segera sadar, kita bisa terseret arus duniawi ini. Kita jadi nggak peduli sama orang lain, lebih mentingin keinginan kita daripada yang ada di sekitar kita. Padahal, citra Tuhan kan harusnya terpancar dalam hidup kita. Kalo kitanya aja jadi egois dan nggak peduli sana yang lain, gimana orang lain mau percaya kalo kita ini pengikut Kristus? Yang tercoreng bukan cuma nama baik kita, tapi Tuhan pun juga jadi nggak dipermuliakan!


A: Ya ampun, diingetin kalo ambis itu bisa menyengsarakan -.- ga cuma nyengsarain jiwa, tapi juga bikin kita nggak fokus sama Tuhan. Kalo kita berhasil, kitanya jadi sombong. Kalo gagal, kitanya nyalahin Tuhan. Yaduh, niatnya apa -_- 😑 Ambis pun kalo itu tujuannya buat memuliakan Tuhan, sebenernya nggak apa-apa. Yang jadi masalah itu kalo aku udah nggak peduli sama yang lain, dan bahkan Tuhan pun juga nggak kupedulikan sama sekali. Ups! 🙊


P: Lord, please forgive me when I'm too busy with my routines. Ampuni aku kalo gara-gara keambisanku, aku jadi menomorsekiankan diri-Mu, dan bikin aku jadi egois serta bodo amat sama orang lain 😿 Ajari aku untuk belajar dan berusaha seperti yang Kau kehendaki, ya Bapa. Tolong aku agar orang lain dapat menemukan diri-Mu dalam hidupku. Amin 💕

Tidak ada komentar:

Posting Komentar