Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Selasa, 24 Februari 2015

Learning (more) from the Children

Selasa, Februari 24, 2015 0 Comments
A few days ago, C’ Marcella wrote this:


“After telling a story about Heaven to Jasline (well, she opened a day care for her ministry at her home)...


Me: Do you want to go to Heaven?

J: Yes!

Me: Do you believe in Jesus?

J: Yes!

Me: What do you want to do when you see Jesus?

J: Play!

Me: What do you want to play with Jesus?

J: Hide and seek!”


--**--


I love the kiddos.
Ceritanya bareng-bareng
main CTA (Cerdas Tangkas
Alkitab) wkwk
#Happy Day #Sunday School


Haha, kesannya kaya’ aku udah jadi mama-mama (ato tante-tante? #pok) aja :p lol. But that’s what I feel. Aku suka anak-anak. Dan ada banyak alasan kenapa bisa begitu :) salah satu alasan terbesarnya adalah... karena mereka mengajariku banyak hal.


“Ngajarin banyak hal ke kamu?? Nggak salah nih??”


Nope. It’s true kok. Walopun mereka lebih muda belasan tahun dariku *secara aku sebentar lagi udah 18 tahun. Duh, mau kepala duaa~*, tapi tanpa mereka sadari, aku belajar banyak dari mereka.



2 hal terpenting yang mereka ajarkan ke aku ada:


a. Believing and Trusting

Aku heran sih, kenapa anak-anak bisa lebih gampang percaya sama orang lain, sementara orang dewasa nggak segampang itu buat ngelakuin hal yang sama.

Entah karena faktor umur, ato karena tingkat kepercayaan semakin berkurang *apalagi zaman sekarang banyak orang yang suka nyalahgunain kepercayaan orang lain*, I dunno. Tapi ini yang anak-anak ajarin ke aku. Mereka (secara nggak langsung) ngajarin aku buat tetep percaya sama Tuhan, tetep beriman pada Dia.

Beberapa hari yang lalu, aku SaTe tentang iman anak kecil. Jadi ceritanya, anak kecil itu kehilangan bolanya di rumah. Semua orang di rumah padha nyariin bola itu. Anak itu berdoa,’Tuhan, tolong temukan bolaku’. And you know what? Keesokan harinya, bolanya ada di halaman rumah :O padahal semuanya udah nyari bola itu sampe ke mana-mana lho! Contoh lainnya, kalian bisa baca conversation antara C’ Marcella sama Jasline :D


Di situ Tuhan ingetin aku, bahwa Dia selalu dengerin apapun yang jadi pergumulanku selama ini. Bayangin coba, doa ‘Tuhan, tolong temukan bolaku’ itu aja Dia dengerin *well... namanya juga ilustrasi sih. Tapi aku percaya kok, bisa aja itu terjadi*. Doa anak kecil aja *yang seringkali kita anggap sepele* Dia dengerin, apalagi doa orang dewasa (termasuk kita kah?) yang punya segudang masalah serius!



Sometimes your plans don’t work out, because God has better ones.


Pertama kali aku baca statement itu, entah kenapa aku jadi inget waktu aku mau masuk SMA. Well, aku sempet kecewa awalnya, karena aku nggak masuk program akselerasi di SMA-ku yang sekarang. Walopun aku cuma masuk ke program reguler *yang dulu sempat jadi RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional)*, aku bersyukur karena Dia pertemukan aku dengan banyak orang yang luar biasa *dan punya karakter-karakter ‘unik’ :p*.



Statement itu juga yang ingetin aku buat tetep percaya sama Tuhan, keeping my faith in Him. Walopun apa yang Tuhan mau sering nggak sesuai sama yang aku mau, tapi Tuhan sering kasih aku surprise yang nggak pernah aku sangka :) *namanya surprise mah siapa juga yang tahu selain yang ngasih kok ya hahaha XD*




b. Forgiveness

Pernah liat anak-anak berantem? Kira-kira, alasan mereka berantem itu apa coba?

Pasti banyak yang bilang gara-gara mainan :p *sok PD haha*. Tapi nggak cuma itu doang sih sebenernya. Kadang anak-anak berantem gara-gara nggak mau berbagi juga *berbagi makanan, misalnya*. Mereka kadang bisa berantem kalo ngerasa temen mereka direbut sama yang lain.


True story ya ini... dulu waktu aku kecil kan, sering main sama tetanggaku. Nah, pernah tuh, kami berantem *alesannya apa aku lupa sih, tapi kaya’nya nggak mutu kok #lhoh :v*. Sampe ada salah satu tetanggaku itu yang bilang, “Ah, koe dudu balaku (Ah, kamu bukan temenku–bhs. Jawa)”. Tapi kalo masalahnya udah selesai, setelah kita minta maaf, kita tetep main bareng lagi :) *duh, miss my childhood so much, when the most difficult thing is just about Mathematics #malahcurhat wkwk*

Karena mereka berharga.. :)
#The Greatest Gift #throwback #2014
#Christmas with orphanage at Seribu Pulau Orphanage

Tapi kalo orang-orang udah padha gedhe *jadi dewasa*... wah, masalah sepele kadang bisa jadi masalah besar! >.< mutung-mutungan *semacam diem-dieman gitu*, nggak chattingan berhari-hari, kalo ketemu rasanya pengen menghindar, dan yang lebih parah... malah ngajak orang lain buat ikutan musuhin orang itu -_- *udah banyak dapet cerita kaya’ gitu soalnya #duh*

Guys and gals, salah satu hal yang membedakan anak-anak dan orang dewasa adalah tentang pengampunan. Children can forgive others easily, but some adults feels so difficult to do the same thing. Buktinya udah kalian baca tadi :p


With Gloria! :)
#throwback #2014
*same caption as the previous
picture*

Nah, bukankah harusnya kita, yang udah (ngerasa) jadi orang dewasa, ngerasa malu kalo nggak bisa mengampuni orang-orang yang udah ngelukain hati kita?




But it’s too difficult, Vin! You don’t understand!



Oya, aku emang nggak tahu seberapa besar rasa kecewamu, luka di hatimu, dan berapa banyak air mata yang udah kamu keluarin buat nahan perasaan geregeten-sama-orang-yang-udah-ngelukain-kamu itu. But you know what? God knows it, even you’d never told it to Him... He knows every language of the tears. He knows how painful your heart is. He knows that it’s too difficult for you to forgive those whom have hurt your heart.


Bro and sist, serahin semua luka di hatimu buat Tuhan pulihkan. Berdoalah agar Dia memberikan hati yang baru kepadamu, agar kamu lebih bisa mengampuni dan mengasihi orang-orang itu :)


Aku dulu juga nggak bisa mengampuni orang dengan mudahnya *sampe sekarang juga gitu sih, tapi paling nggak ada progressnya :B*. Rasanya semua perasaan kecewa dan sebel itu pengen aku pendem doang. Tapi aku diingetin lewat retreat 2 tahun yang lalu *retreat RemPemCo* tentang hati yang dipulihkan. Bahwa keterbukaan adalah awal dari pemulihan. Dari situ, aku belajar buat terbuka, belajar buat mengampuni :) sulit? Jelas! Tapi nggak ada salahnya buat mencoba kan...?



Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

(Lukas 23:34a)



Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

(Kolose 3:13)



--**--


Anak-anak juga ngajarin aku gimana aku bisa menikmati hidup *do what you love*, gimana aku nggak boleh nyerah *bayangin aja ada anak yang keliatan gembira sambil naik sepeda, setelah jatuh berulang kali. He doesn’t give up to learn how to bike, and that’s why I should do the same thing to face the world*... :) mereka itu berharga banget, lho. Walopun orang sering memandang mereka dengan sebelah mata, sering menganggap remeh anak-anak, tapi Tuhan menghargai mereka. Bahkan Dia menjadikan anak-anak sebagai contoh bagi para murid.



At that time the disciples came to Jesus and asked, “Who, then, is the greatest in the kingdom of heaven?”

He called a little child to him, and placed the child among them. And He said: Truly I tell you, unless you change and become like little children, you will never enter the kingdom of heaven. Therefore, whoever takes lowly position of this child is the greatest in the kingdom of heaven.

(Mathew 18:3-4 – NIV)


Once again, anak-anak itu berharga banget di hadapan Tuhan. Kenapa? Karena Dia yang menciptakan mereka. So, jangan sampe kita mengabaikan kehadiran mereka di dalam hidup kita. Bukan cuma karena perkataan Tuhan Yesus kaya’ di atas itu, tapi karena anak-anak adalah generasi penerus gereja. Kalo dari sekarang kita nggak bisa meraih mereka, membimbing mereka untuk jadi teladan buat orang lain... aku nggak yakin dalam 5-10 tahun lagi gereja masih ada di sekitar kita ._.





Think again about the children and the church, and you’ll know what’s God desire for them :)

Senin, 23 Februari 2015

Dating to Marriage: 'A Lifetime Commitment' (2)

Senin, Februari 23, 2015 0 Comments
read the 1st part here


Jadiiii ini masuk ke bagian kedua ya, readersss :D


2. Hal-hal BUKAN primer lainnya. TAPI juga punya KONSEKUENSI besar

a. Ras
(bukan bermaksud rasis ya. Tapi kalo misalnya kamu mau jadian sama dia yang rasnya beda, kira-kira keluarga kalian mau menerima nggak?)

b. Status sosial
(well... sama kaya’ di atas sih hehe)

c. Kebiasaan
(dengan perbedaan kebiasaan *kaya’ yang udah aku bahas di bagian pertama, kira-kira kamu tetep mau nerima pasanganmu apa adanya nggak?)

Sabtu, 21 Februari 2015

Dating to Marriage: ‘A Lifetime Commitment’ (1)

Sabtu, Februari 21, 2015 0 Comments
Guten Abend! :) Dari renungan *ato diskusi* waktu persek tadi dapet banyaaakkk banget. Dan aku seneng banget sama temanya itu #plak #akubelummaumeridwakakaka


Oya. Kembali ke benang merah. Jadi diskusi kali ini nggak cuma ngebahas tentang ‘apa, sih tujuanmu pacaran’, tapi juga ngebahas tentang ‘aku harus gimana sama pasanganku? Kalo putus gimana?’. Eh tapi nggak cuma itu dinx :p lol. Maafkan ya, efek panik tadi sore soalnya haha.


So, tadi Pdt. Petrus Budi S. (beliau adalah salah satu staff dari Kambium, Gloria, Jogjakarta; yang jadi pembicara hari ini) ngebuka diskusi hari ini dengan pertanyaan, “Coba deh kalian amati waktu pemberkatan nikah. Pasti rata-rata bakal padha ngomong, ‘Aku berjanji akan selalu setia, baik di dalam suka maupun duka, blablabla... sampai kematian memisahkan kita’. Ya kan?


Eh trus masih ada lanjutannya nih, “Tapi perlu kalian tahu, zaman sekarang ada juga yang baru pacaran udah ngomong Sampai kematian memisahkan kita.” Wohhh, gilakkkk. Padahal pacaran aja bisa ada kemungkinan buat putus kan? Kok udah berani ngomong gitu?? Wong yang udah nikah aja bisa cerai kok! >.<



And here is the first question... ‘Sebenernya kita boleh putus nggak sih, kalo udah pacaran? Trus, apa sih yang sering jadi pemicu mereka yang udah pacaran bisa putus?”

Rabu, 18 Februari 2015

Love for the Forgotten Ones (English version)

Rabu, Februari 18, 2015 0 Comments
When love means as ‘loving the forgotten ones’, we can celebrate the day of love meaningfully :)

Dear readers, I’ll write this post in English. Maybe this event can be held at your communities. Hope this post will inspire you :)


Have you ever thought that someday you’ll become a Grandma or Grandpa? Have you ever thought that someday you’ll have children and grandchildren? Well... I guess some of you have thought about the questions. But, have you ever thought if (maybe) someday all of your beloved people will leave you alone? You’ll be put at a nursing home, without your children or your grandchildren beside you?


You know, those are things which in Grandma-Grandpa’s mind nowadays. They miss their


family, miss their togetherness with their family, miss the laughter from their beloved ones... but, they can’t feel it now.

Love for the Forgotten Ones

Rabu, Februari 18, 2015 0 Comments
Ketika kasih berarti ‘mengasihi orang-orang yang terlupakan’, kita dapat merayakan hari kasih sayang dengan penuh makna :)


Guys, pernahkah kalian berpikir bahwa suatu saat nanti kalian akan menjadi tua (jadi kakek-nenek)? Pernahkah kalian berpikir bahwa suatu saat nanti kalian akan mempunyai anak dan cucu?

Well... aku yakin kalo sebagian besar (ato jangan-jangan malah semuanya?) pernah berpikir seperti itu. Tapiiiii, pernahkah kalian berpikir juga, bahwa suatu hari nanti orang-orang yang kamu kasihi akan meninggalkanmu sendirian *konteksnya keluarga nih*? Kamu bakal tinggal di sebuah panti wreda (panti jompo) tanpa anak dan cucumu?