Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Kamis, 23 Maret 2017

Amos 6 dan Amsal 23

S: And when a relative of the dead, with one who will burn the bodies, picks up the bodies to take them out of the house, he will say to one inside the house, “Are there any more with you?” Then someone will say, “None.” And he will say, “Hold your tongue! For we dare not mention the name of the Lord.” – Amos 6:10 (NKJV)



O: Jujur aku nggak paham pasal ini ngomongin tentang apa, selain tentang tempat-tempat dan hukuman Tuhan -.- Saking nggak beraninya sama Tuhan, bangsa Israel sampe takut buat nyebut nama Tuhan (baca ayat di atas). Kalo liat dari terjemahan lain pun, nggak ada kata Tuhan di ayat itu. Lah, terus maksudnya apa dong? Akhirnya aku buka tafsiran deh. Kalo menurut Full Life, itu (lagi-lagi) ngebahas tentang tibanya hari Tuhan. Mereka takut buat nyebut nama Tuhan. Salah-salah, nanti kena hukuman. Bagi mereka, yang namanya nyebut nama Tuhan itu bisa nimbulin malapetaka lain, atau bikin mereka jadi inget segala masalah yang mereka hadapi.

Kalo di Santapan Harian, yang dibahas di situ nggak cuma ayat 10, tapi dimulai dari ayat 7—14. Intinya adalah percuma kita berkelimpahan secara materi, tapi kita nggak pakai itu untuk menjangkau lebih banyak jiwa. Percuma kita mampu secara finansial, tapi cuma buat seneng-seneng doang. Dan yang lebih parah... percuma kita punya materi, tapi Tuhan menolak segala hal yang kita lakukan karena hidup kita nggak berkenan di hati-Nya. Huayooo -.-“ ngeriii kann.


A: Nah, dengan dua tafsiran yang beda-beda itu, aku jadi punya beberapa aplikasi yang harus diterapkan:

1. Nggak nyebut nama Tuhan dengan sembarangan, termasuk nggak bersumpah waktu ditanyain sesuatu

“Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah ... Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” (Matius 5:34—37). Nah, jujur aku beberapa kali mempertanyakan, “Lah, kalo mikir (baru mikir, ya. Belum ngomong), ‘Ya ampunn.. Sumpah, keren banget!’ gitu gimana? Salah po?”. Dan kalo aku baca Matius 5:34—37 itu, aku nangkepnya sih salah. Bukankah setiap kata-kata kita berasal dari pikiran ya? Jadi, masih mau tetep nyumpah? :) Kenapa nggak pake kata-kata lain, misalnya, “Ya ampunnn. Keren banget!! Beneran deh!”?

2. Harus lebih berhemat
Nah, ini yang susah -.-“ Gimana nggak susah, banyak godaan buat beli ini itu, makan ini itu (padahal ya udah dihemat sedemikian rupa). Sebagai anak kos, cuma dikasih jatah makan 20rebu. Padahal di sini, makan dua kali aja udah ngabisin hampir 20rebu. Mau masak rasanya magerrrr banget. Nggak sempet pula huhu. Jadilah makan di luar mulu *sigh*. Di sini aku diingetin, bahwa uang yang aku punya itu asalnya dari Tuhan. Pertanyaannya: aku mampu mengelolanya dengan baik ato nggak? Apa aku bisa pake uang yang aku punya buat menjangkau orang lain?

Oya. Sempet sih, kepikiran buat jadi donatur. Tapi nggak tahu mau kapan mulainya -.-“ Takut nanti dikira hedon lah (padahal buat bantuin orang). Belum lagi kalo tiba-tiba ada keperluan mendadak. Hmm... jadi emang sekarang kudu berhemat. Kalo udah kenyang, nggak perlu sok-sokan beli makan ato minum lagi. Huehe. Tahan keinginan buat belanja online (huahahaha... apalagi kalo ada diskonan :p)


P: Tuhan, ajar aku untuk dapat mengolah pikiranku sebelum aku berkata-kata. Ajar aku juga untuk mengelola uang yang kumiliki untuk menolong orang lain yang benar-benar membutuhkan, bukannya menolong orang yang berlagak mau dikasihani mulu (di sini masalahnya banyak banget yang kaya’ gini! Duh). Amin.


--**--


Proverbs for Today – Chapter 23

Ayat 17 :) Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa. Yap, seringkali aku mikir, “Ah, enak ya jadi kaya’ si A yang bisa ngomong sesukanya sendiri.Kata-kata kotor pun juga keluar dengan lancar jaya kalo baru kesel. Lah aku kalo kesel kudu tetep senyum, kudu tetep nunjukkin kalo baik-baik aja..... si B nilainya bisa bagus gara-gara dia nyontek. Lah aku yang belajar beneran cuma dapet sekian....”.

Aku iri, iya. Aku iri sama mereka yang bisa hidup sesuka mereka sendiri, tanpa mikirin peraturan yang udah Tuhan kasih! Padahal harusnya aku nggak boleh gitu!! >.< Justru segala peraturan yang Dia kasih itulah yang menolongku untuk jadi semakin serupa dengan Kristus. Iya sih, perjuangannya nggak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi di situlah kesetiaan kita pada-Nya akan diuji :)

O Lord, please help me to keep obeying You in every circumstances. And also... Please forgive me if sometimes I still get jealous when my friends can do bad things, because I know You give me the path to walk on to make me getting closer with You again and again. Amen!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar