Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Jumat, 24 Maret 2017

Amos 7 dan Amsal 24

S: Jawab Amos kepada Amazia: "Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan.
Tetapi TUHAN mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba, dan TUHAN berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel" (Amos 7:14--15, TB)


O: As we know, Amos ini dulunya cuma peternak doang (baca yang pasal 1). Tapi Tuhan panggil dia untuk memberitakan berita pertobatan pada bangsa Israel. Lah, bukannya dihormati, dia malah diusir! Di ayat sebelumnya, Amazia bilang, "Ini tanah raja yang kudus. Jadi pergilah! Jangan bernubuat lagi!". Ya ampun. Padahal Amos ini menyampaikan apa yang mau Tuhan sampaikan ke bangsa Israel, kok malah diusir ya...?

Wajarkah Amos marah? Wajar. Banget. Maksudnya kan, baik, memerintahkan bangsa Israel untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan. Kok, malah dilarang? Tapi Amos bilang di ayat 14 dan 15, bahwa dia emang diutus Tuhan buat memberitakan nubuat agar bangsa itu bertobat (baca di ayat selanjutnya). Hmm... Lagi-lagi soal teguran. Kalo udah ditegur, seharusnya kita berbalik dari yang salah menuju ke arah yang benar (based on the Words).


A: Aku mau lebih berlapang dada kalo ada yang negur aku. Iya, teguran itu kan, bisa dari mana aja. Entah dari keluarga, temen, pembimbing, bahkan dari orang yang nggak aku kenal. Dan Tuhan bisa pakai mereka buat menegurku kalo aku berbuat sesuatu yang nggak Dia kehendaki. Aku mau belajar lebih peka sama suara Tuhan. Nggak cuma dengar-dengaran firman; tapi juga melakukannya :) Aku percaya, siapapun bisa Tuhan pakai untuk mengubah dunia *asekk*, termasuk untuk menegurku. Yap, changed by the Word to change the world :)


P: Tuhan, ajar aku untuk memiliki hati yang nggak rapuh waktu ditegur. Ajar aku untuk lebih peka dan serius melakukan firman-Mu. Aku nggak mau jadi orang yang sotta (sok tahu). Amin.



--**--


Proverbs for Today -- Chapter 24

Ayat 33--34 :) Dua ayat yang sama persis di Amsal 6:10--11. Di Amsal 6 itu pula juga diceritakan tentang semut yang rajin bekerja dan nggak bermalas-malasan.

Hmmm... lagi-lagi diingetin jangan males. Iya, sih. Udah tahu teorinya. Udah tahu kalo nggak boleh males. Tapi kalo nggak jadi rajin, sama aja nggak guna itu teorinya -.-" Sebagai anak Tuhan, seharusnya aku belajar untuk jadi rajin. Bukannya menyepelekan tugas, "Halah, ini bisa kok dikerjain nanti". Lupa semua ntar.

Hari ini aku seharusnya ngumpulin tiga review jurnal sebagai UTS. Tapi aku cuma ngumpulin satu. Kata dosennya, "Nggak apa-apa kalo belum selesai. Yang udah selesai dulu aja yang dikumpulin. Sisanya waktu kita kuliah lagi aja ato kamu bisa taruh di komputer kelas langsung". Iyaa, dosennya bilang gitu (makasih, Pak!), sih. Tapi aku juga jadi maless :" nggak niat ngerjain huhu. So di sini aku mau targetin: minggu depan (which means Kamis ato Jumat depan) dua review lainnya juga harus dikumpulin di komputer. Besok Rabu aku udah selesai ujian, jadi bisa buat ngerjain dua review itu. Aku juga masih ada takehome wawancara dan belum kukerjain sampe sekarang haha. Tapi dari ayat ini aku mau belajar buat mencicil dari sekarang :) sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit yay.

Tuhan, tolong aku untuk bisa mengatur waktu dengan bijak. Aku rindu agar dalam setiap tugasku aku dapat menunjukkan citra Kristus. Ampuni aku ya, Bapa, kalo aku masih menunda-nunda tugasku :" Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar