Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Senin, 05 Mei 2014

Keep My Purity :) (3) #BGR edition

WATCH OUT! Post  ini mungkin bakal nge-jleb jleb jleb banget! :p



Nahhhhhh!! Judul di atas itu sesuatu yang paling asik buat diobrolin! Ya nggak?! :p wkwkwk.. *jujur aja, karena aku juga suka banget ngobrolin soal BGR #wah! #pengakuan*



Buat para single-jomblo (apapun itu :v), pernah nggak kalian mikir gini:

“Kenapa yaaaaa.. sampe sekarang aku masih single gini? ... masih jomblo, padahal temen-temenku udah banyak yang pacaran? ... kok nggak ada co/ce yang mau sama aku yaaa??”


Dulu pun aku pernah mikir gitu lohhhh. Entahlah. Rasanya nggak mungkin bisa ngedapetin co yang bener-bener mau mencintai aku apa adanya (serasa garis hidupku hanyalah untuk hidup forever alone #duh parah). Karena apaaa?



Karenaaa (sori, para co :p aku mengungkapkan apa yang aku pikirkan tentang pikiran kalian terhadap ce #plak!) rata-rata co itu pengen punya ce yang secara fisik sempurna! Yang tinggi lah. Yang nggak pake kacamata lah. Yang cantik lah. Dst.
FYI, aku memang tinggi sih. Cantik? Errrr... yah “Thanks, God!” kalo ada yang bilang gitu, apalagi kalo yang bilang co :p lol! But I use glasses. Dan minusnya tinggi banget -.- Hiks.


Waktu masih zaman SMP (yang artinya aku masih di dalam masa keababilan wkwkwk), aku nggak pernah mikir buat ngejadiin co yang (sempat) ‘mampir’ ke hatiku buat jadi my future journey-mate. Bagiku dulu, pacar dan journey mate itu beda. Pacar sih bisa aja gonta-ganti, tapi suami kan nggak boleh gonta-ganti!


TAPIIIIII, setelah aku mulai ikut KTB (Kelompok Tumbuh Bersama) Remaja-Pemuda di gerejaku, aku dibimbing buat nggak main-main sama yang namanya BGR (inilah pentingnya ikut komunitas pertumbuhan iman di gerejamu :) ). Karena BGR adalah masa di mana kita mengenal calon pasangan hidup (ph) kita kelak. Jangan-jangan, kalo selama pacaran aja udah putus-nyambung, nanti kalo udah nikah malah nikah-cerai! Wah wah wahhh berabe mahh.
(thx to C’ Rika yang udah banyak membimbing aku dalam bergumul tentang ph ya :D)


Oke. Aku nggak akan bahas lebih lanjut tentang kegalauan gajeku sebelum mulai berdoa buat calon ph-ku (kalo Tuhan menghendaki, besoooooooookkkk kalo udah mau married aku bakal buat buku tentang our love story *baca: aku dan ph-ku* yak :P hope my future journey-mate agrees with my idea. haha). Aku akan bahas tentang ‘gimana-sih-caranya-buat-bisa-membuat-calon-ph-kita-melihat-kita?’


Melihat di sini bukan berarti nunjuk-nunjuk diri sendiri, “woiiii ini lhoooo. Aku ada di siniii. I want to be your girl/boy friend!” sambil bawa papan yang mencolok. Ngok :p cara kaya’ gitu malah nunjukin kalo kita itu labil banget. Dulu aku pernah kaya’ gitu sih (pernah labilnya, bukan bawa papan sambil nunjuk-nunjuk diri sendiri), dan hasilnyaaaaa malu-maluin XD


Maksudnya adalah... calon ph kita itu bisa melihat hidup kita yang sesuai sama Fir-Tu. Well bro and sist, sebelumnya aku mau tanya dulu. Kalian mau punya Godly woman/man atau Worldly woman/man?


Kalo mau punya ph yang hidupnya masih duniaaa banget (baca: merokok, narkoba, ngomong kasar, nggak setia, egois, boros, sombong, belum percaya Tuhan Yesus, Jesus isn’t his/her life center, etc. --> alias Worldly woman/man), ya mending baca artikelnya cukup sampai di sini aja deh :p karena menurutku, artikel ini kurang cocok buat mereka yang mau punya ph seperti itu.




Oh, kalian masih baca ya? :) wuwuwuuuu~ *tebar bunga dan salju wkwkwk..* lanjut yak. Sebelumnya, aku mau bilang, “SELAMAT! Kalian telah memilih keputusan yang tepat buat punya ph yang sesuai sama Fir-Tu! :D” (y)



Nah, Godly man/woman itu bisa kita temui di komunitas pertumbuhan iman di sekitar kita. Bisa aja dia adalah tetangga di samping rumah kita. Mungkin dia ada di komunitas di sekolah kita. Ato dia justru ada di gereja kita!


NB: tapi jangan salah motivasi buat ikutan komunitas pertumbuhan iman ya :v motivasi yang benar tetap untuk BERTUMBUH di dalam KRISTUS, bukannya cari pacar :v :v nanti komunitasnya jadi biro jodoh lak repot. Banyak yang dateng ke komunitas itu, tapi sebagian besar tujuannya buat cari pacar, bukannya buat bersekutu. Wah, salah motivasi wis hahaha.



Kalo kita masih tetep pengen hidup kaya’ yang dunia ajarkan, entah itu konsumerisme-hedonisme-individualisme-materialisme, ato apapun itu... yaaaaa mana mungkin Godly man/woman bakal ngelihat kita, wong ngelirik aja ogah banget! >< Mereka pasti punya standar yang tinggi untuk ph mereka. Yang rajin SaTe lah, yang suka berdoa lah, yang bisa menunjukkan buah-buah Roh dalam hidup calon ph mereka lah, etc. etc.


Bukan berarti aku bilang, “Nah makanya.. jaga kekudusan hidupmu, sampai kamu ketemu Godly man/woman yang bakal dikasih Tuhan ke kamu.” Titik. Apa cuma itu?





NO!! Masih ada  lanjutannya boooo :P :P


“Tapi, jangan sampai setelah kita menikah dengan ph kita itu, hidup kita malah kembali seperti yang dunia mau. Jangan!! Jaga kekudusan hidupmu, sampai Sang Memperlai Laki-Laki (baca: Tuhan Yesus) menjemput kita. Ingat, jangan sampai hidup di dunia ini justru membuat kita lupa akan kasih yang sejati itu. Don’t forget Him, who has loved you since you were in your mother’s womb.”




Btw, sulit nggak sih untuk hidup menjadi Godly man/woman bagi calon ph kita?



Oiya! Sulit (pake) banget! Rasanya, nggak mungkin ada deh yang mau sama kita yang sukanya baca Alkitab, suka berdoa, nggak doyan nyontek, nggak ngomong kasar, etc. etc. “Mana mungkin ada yang mau ngelirik gue?!” pasti sering terpikir di benak kita.




Eh, tenang aja kali. Awal-awalnya mungkin kita nggak akan ngelihat efek dari jadi Godly man/woman itu. Tapi, ketika kita emang bener-bener mau taat sama Tuhan, mau mercayain our love story kepada-Nya, He’ll lead us to meet our journey mate on the right time.



Mungkin saat ini belum ada co/ce yang mau ngelihat kita karena kehidupan kita yang (justru) memancarkan Kristus. Tapi bersabarlah. Di waktu yang tepat, Tuhan akan tunjukkan kepadamu seseorang yang merupakan Godly man/woman untukmu :) mungkin dia sebaya denganmu, ato lebih muda darimu, ato bahkan lebih tua darimu! :P well... who knows? Just trust Him J Be still and know that God is faithful with His promise.



Pada awalnya, aku merasa sendirian saat berjuang untuk hidup sebagai a Godly woman. Kadang juga ngerasa capek, nggak kuat, feel that I’m so weird and freak with my faith. Tapi Tuhan kuatkan aku lewat saat teduh, lewat pengalaman bersama-Nya setiap hari, dan lewat saudara-saudara seiman :) (thanks for Rokris SMAGA and RemPemCo, God! ^^).



Pernah suatu saat Dia ngomong gini ke aku,

Non, jaga kekudusan hidupmu. Tetaplah percaya kepada-Ku, bahwa Aku akan memberikanmu seorang laki-laki yang akan menginspirasimu untuk tetap setia kepada-Ku. Kalian akan saling menolong untuk lebih mengenali-Ku lebih lagi.



Sewaktu persiapan konselor untuk Paskah Jumat lalu, temanku yang dari Komisi Pemuda (yang beberapa kali ngepost post yang ku-share di sini) berkata,


Pengampunan tanpa penerimaan adalah kebohongan. Penerimaan tanpa pengampunan adalah keterpaksaan.” # K’ Bobby :B



Dan di situ Tuhan ingetin aku lagi,


Setiap kali kamu berselisih dengan pasanganmu, kamu akan belajar untuk bisa mengampuni dan menerima apa adanya dia. Begitu pula sebaliknya. You’ll learn how to love him based on My unconditional love.”



Kemarin Tuhan bilang gini juga (lewat pelatihan khotbah yang diadakan di gerejaku),


Jangan minta tanda-tanda tentang dia kepada-Ku. Bukan berarti Aku tidak mengasihimu, tapi Aku ingin agar kamu belajar percaya kepada-Ku. Apakah kamu mau mempercayakan pena cerita cintamu kepada-Ku, Sang Penulis Hidupmu?




Dan semuanya berhasil membuatku speechless seketika :p



Guys, Tuhan mungkin nggak bicara secara audible ke kita (kaya’ yang di film-film ituuu). Tapi Tuhan bisa bicara lewat saat teduhmu, dari bible reading, bahkan dari pengalaman-pengalaman kita sehari-hari atau perkataan orang lain *yang lebih ‘bijak’ dari kita* (yang justru sering kita anggap biasa aja, ato bahkan nyebelin). Buktinya bisa dibaca di atas :v



Buatku, mendapatkan seorang co yang WOW secara fisik itu bolehlah. Tapi yang paling penting, aku akan sangat bersyukur saat aku mendapatkan seorang co yang akan menolongku untuk lebih bisa mengenal Tuhan. Apalagi ketika co itu bisa menginspirasi orang lain lewat kesetiaannya kepada Tuhan :)



Seorang pembimbing Komisi Remaja di GKI Ngupasan, Jogjakarta, pernah menulis begini di facebook-nya,

“Apa sih arti pacaran?

Apa sih yang membanggakan? Berstatus pacar atau menemukan orang yang tepat?

Padahal putus itu jauh lebih menyakitkan daripada PDKT lama tapi akhirnya sadar kalo nggak cocok.

Kalo udah pacaran putus orang padha ngitung, ‘Oh ini mantannya udah segini’. Kalo baru deket terus batal, siapa yang peduli. Belum pernah jadi pacar.

Perlukah buru-buru menyambut status pacaran?


(thx to K’ Ebed :B)


So, nggak perlu lah buru-buru pacaran. Kalo kita yang masih sekolah mau pacaran, coba pikir begini,


“Aku kan masih umur segini, ehm.. apa betah ya aku pacaran selama 10 tahun, kalo aku nikahnya umur 24 ato 25 tahun?”, ato “Aku udah SMA sih, tapi banyak temenku yang udah pacaran. Kok rasanya aku jomblo banget gitu, suwung, malmingan sendirian (FYI, untung tiap Sabtu aku ada persekutuan di gereja, jadi nggak bakal suwung XD thx for RemPemCo! #lho). Tapi kalo mau pacaran.. kira-kira studiku bakal keteteran nggak ya?”


NB: ini cuma permisalan aja. Kalo kalian punya pikiran yang lain juga nggak papa kok hehe.





Okeee.. sekian dulu untuk edisi BGR-nya. Kalo diterusin terus, jangan-jangan padha bosen malah repot XD huahahaha.. kapan-kapan aku akan nulis lagi tentang BGR (anggaplah semacam latihan buat nulis buku tentang BGR #eh) ya :D




NB:

aku lupa ngasih tau kepanjangan dari beberapa singkatan di sini :'D maaf yak, teman-teman wkwkwk..

BGR = boys-girls relationship
FYI = for your information

4 komentar:

  1. Nice banget dan setuju soal unconditional lovenya. thx banget sharenya Jesus Bless US #GKIngupasan

    BalasHapus
  2. makasih buat komentarnya yaa :D Tuhan memberkati :) salam buat GKI Ngupasan juga yaaa #GKI Coyudan

    BalasHapus
  3. Very inspiring :) thx Gbu #GKIngoeps

    BalasHapus