Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Jumat, 09 Mei 2014

He Never Sleep!

Hari ini, aku bangun jam 4an pagi. Dannnn.. tahu-tahu ada suara dari gerbang rumahku! “Tok tok tok!”
(note: gerbang rumah biasa sih, bukan kaya’ gerbang istana yang mirip benteng gitu :p)



“Haduhhh berisik banget tahu nggak -___- ini pasti pasiennya Mama (and it’s true :v),” pikirku tadi. Lalu aku jadi galau,




“Buka, apa nggak? Buka, apa nggak?”



Sempat terlintas di pikiran buat nggak mempedulikan ketukan itu, tapi tiba-tiba ada satu pertanyaan yang langsung mendominasi pikiranku,




“Eh, gimana kalo semisal yang mengetuk itu orang yang udah tuaaa banget? Kamu nggak kasihan po, kalo sakitnya tambah kumat gara-gara gerbangnya nggak kamu buka? Kalo seandainya dia (maaf) meninggal di depan rumahmu gimana?? Apa nggak berabe coba??”




Waduh. Dan nggak tahu kenapa, Tuhan ingetin aku, kalo posisi si pasien mirip dengan perempuan yang meminta haknya terhadap lawannya kepada seorang hakim yang lalim (duh, aku nggak tahu artinya lalim -_-) *baca Lukas 18:1-6*. Jadilah, aku bukain gerbang rumah, dan si pasien (yang adalah seorang ibu tua yang duduk di becak) langsung dibawa masuk oleh beberapa orang yang menolong beliau untuk menuju ke ruang praktek Mama. Dan aku langsung membangunkan Mama untuk segera memeriksa ibu itu.




Setelah itu, Tuhan bicara di hati aku. Dan kata-kata-Nya cukup mengena sih :p




“Vin, posisimu itu sama seperti ibu tadi. Beliau berharap mama-mu bisa segera bangun dan memeriksanya. Kamu pun begitu, kamu berharap agar Aku bisa segera memulihkan kondisimu saat ini juga. Tapi kamu tahu? Aku dan mama-mu berbeda. Mama-mu bisa tertidur, tapi Aku tidak.”




Awalnya sih, aku bingung. “”Lho, maksud Tuhan gimana sih? Kok tahu-tahu aku dibilangin gitu?”




Lalu Dia bilang gini, “Akulah Pertolonganmu, yang menjadikan langit dan bumi. Aku tidak akan membiarkanmu goyah, Aku tidak akan terlelap. (Mazmur 121:2-3)”




Aku jadi ingat, bahwa semakin banyak orang yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Entah itu dengan sekolahnya lah, dengan pekerjaannya, dengan organisasi/komunitasnya, dengan keperluan keluarganya lah. Jadi ya.. jangan heran kalo ada yang merasa terabaikan :p Bukan cuma di sekolah (tempat di mana seorang anak bisa merasa sendirian di tengah banyak orang), bahkan di rumah pun anak bisa merasakan hal yang sama! (di post berikutnya akan dibahas tentang keluarga dan bagaimana caranya agar kita bisa menjadi garam dan terang di sana) Waaaa.. ati-ati aja deh :)



Tapi bersyukurlah! Tuhan bukanlah Papa kita yang sibuk di kantornya melulu, Tuhan bukanlah Mama kita yang doyannya cuma nggosip sama ibu-ibu tetangga, Tuhan bukanlah kakak-adik kita yang demen banget buat main game online (but thanks God, keluargaku nggak sampe segitunya :B hehe). Tuhan adalah Bapa kita yang selalu memperhatikan kita. Bahkan Dia tahu berapa jumlah helai rambut kita :O *padahal kita aja nggak tahu*. He never sleep, Guys...




Dia tahu air mata jenis apa yang kita keluarkan, apakah itu air mata kebahagiaan ato kesedihan. Dia tahu tawa apa yang kita keluarkan, apakah itu tawa dengan penuh ketulusan, ato tawa dengan penuh paksaan. Dia tahu masalah apa yang sedang kita alami di sekolah (walopun Ayah-Ibu, Papa-Mama, Papi-Mami, Emak-Babe nggak tahu). Dia tahu kita lagi suka sama siapa. Dia tahu apa yang paling kita takuti. Dia tahu perasaan kita ketika kita nggak lulus dalam pelajaran Fisika. He knows them, readers. Bersyukurlah karena kita punya Bapa yang sangaaaatttt mengasihi kita :)





So bro and sist, percayakan hidupmu kepada Tuhan. Mungkin awal-awalnya kita nggak bisa menerima apa yang Dia kehendaki (ya wajar sih, kita kan emang nggak bisa menyelami jalan-Nya Tuhan :p). Tapi percaya deh, suatu saat kita akan melihat bahwa hidup kita dibentuk Tuhan dengan cara-Nya yang nggak pernah kita sangka :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar