Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Minggu, 31 Agustus 2014

UNFINISHED (Youth Prayer Movement)

Buku doa misi =)
Tanggal 30-31 Agustus (alias 2 hari menjelang berakhirnya bulan misi di komisi remaja dan pemuda di tahun 2014), aku ikut Youth Prayer Movement (YPM), dengan tema UNFINISHED (belum selesai). Yap, tugas kita sebagai para murid Kristus belum selesai. Masih ada banyak hal yang harus kita lakukan bagi dunia ini. Salah satunya... berdoa bagi saudara-saudari seiman kita yang mengalami penganiayaan karena iman mereka kepada Kristus.



Nah, apa aja sih yang kita lakuin selama YPM inii? Penasaran kannn? Baca baik-baik ya wkwkwk...


(FYI, ya, awalnya aku mikir kalo yang ikutan YPM ini cuma 20an orang. Tapi ternyata... ada 40an orang, Guys! Woooooo~ malah rame-rame kemarin malem itu wkwkwk...)


Kegiatan ini diawali dengan persekutuan pembukaan (jadi tetep ada praise and worship *pake 3 lagu*, persembahan, plus renungan singkat). Renungannya dipimpin oleh Pdt. Daniel K.G (aku sama temen-temen manggilnya K’ Daniel sih haha). Nah, kaya’ gini nih ringkasan renungannya...



Siapa sih yang enggak kenal Paulus, yang udah jadi pemberita Injil ke mana-mana? Yesss, Paulus adalah salah satu rasul terbesar pada zaman itu. Karena Paulus lah, kita sekarang bisa dengerin Injil, bisa baca Alkitab. Tapi walopun begitu, dia bukan rasul gampangan, Guys! Paulus mengalami banyak tantangan selama dia menyebarkan Injil. Dan di Roma 15:30-31 (yang jadi bahan bacaan kemarin), Paulus berharap agar jemaat Roma mau berdoa bagi pelayanannya itu.


Guys, ada banyak orang yang terpanggil untuk jadi misionaris. Karena itu, mereka harus siap untuk memasuki daerah terpelosok, menghadapi serangan binatang buas, bahkan mereka harus siap untuk mati setiap saat.

Saat ini, bukan cuma para misionaris yang menghadapi tantangan. Tapi ada banyak orang Kristen di luar sana yang harus berjuang mempertahankan iman mereka kepada Tuhan. Mereka nggak bisa beribadah dengan leluasa, nggak bisa baca Alkitab dengan bebas, gereja-gereja dihancurkan...


Dan sekarang, apa yang bisa kita lakukan bagi mereka? Kita mungkin nggak bisa pergi ke sana untuk membantu mereka. But we still can... pray. Yes, we can pray for them here :)


Kalian masih ingat dengan pergumulan Tuhan Yesus di taman Getsemani? Saat Dia sedang bergumul berat, murid-muridnya malah... tertidur! >.< Tuhan sampai menegur mereka dan berkata, “Berjaga-jagalah dan berdoalah!”


Guys, melihat saudara seiman kita yang sedang mengalami penderitaan karena iman mereka, apa kita masih tetep pengen tidur mulu? Masih pengen cuek sama keadaan mereka? Masih tetep mikir, “Emang itu urusan gue??”? Seharusnya enggak Guys! Kita harus mulai berdoa buat mereka sekarang! Dan pelayanan doa ini nggak akan pernah selesai, sampai kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Makanya itu, jangan sampai kita jadi murid yang tertidur, yang nggak mau tahu sama kondisi saudara-saudari kita di luar sana, Guys!


Habis itu kita makan malam dulu sebelum doa Taize (diselingi banyak obrolan. Dari yang curhat, sampe ngomongin tentang bubuk coklat wkwk).


syahdu banget suasananya :$
Btw, kalian tahu doa Taize kah? Doa Taize itu doa yang dinyanyikan. Jadi kita bisa bener-bener menghayati doa tersebut lewat puji-pujian yang ada *coba cari Les Presses de Taize*. Padahal, doa Taize-nya itu udah jam 9-nan (malem), dan udah mulai ngantuk. But thanks God, masih tetap bisa bertahan sampai doa Taize-nya selesai XD haha!


Trus ada break pertama sebelum kita... keliling dunia! Hahaha. Keliling dunia dengan doa maksudnya *lhoh* :p Jadi setelah break itu, kita dikumpulin di halaman gereja buat dikasih tahu ‘kita mau ngapain setelah ini’. Kemudian, kami diajak ke sebuah ruangan buat dibagi ke dalam 3 kelompok. Di sana kami dikasih tahu kalo setelah itu kami akan pergi ke beberapa ruangan lain untuk berdoa bagi orang-orang Kristen yang mengalami penganiayaan di berbagai negara.


Lanjuttt. Kami diajak ke ruangan lain untuk berdoa bagi orang-orang Kristen di Timur Tengah (baca: Irak, Suriah, Israel, dan Palestina), Korea Utara (sebagai negara no. 1 yang memiliki tingkat penganiayaan orang Kristen yang paling tinggi), dan Somalia. Di sana, ada panitia yang membahas tentang penderitaan orang-orang Kristen di beberapa negara tersebut. Oh iya, kami berdoa di 3 ruangan yang berbeda, Guys. Jadi di 1 ruangan, kami berdoa untuk negara di Timur Tengah, dan begitu seterusnya *semoga paham ya :p*


Setelah itu, kami dipersilahkan untuk membaca 3 artikel yang terpasang di tembok ruangan tersebut (begitu juga di 2 ruangan lainnya). Tapi nggak semua orang dalam 3 kelompok tersebut ngumpul jadi 1 di 1 artikel sih *malah gelut ntar :p*. Pokoknya, siapa yang mau berdoa untuk pokok doa A, bisa ke artikel A. Nah, setelah membaca artikel itu, kami berdoa. Yes, we prayed with holding our friends’ hands. Ada juga yang berdoa sambil merangkul bahu temannya. Setelah doa pribadi itu, panitia yang jadi koordinator di ruangan itu menutup di dalam doa. Hmmmm, it was an unforgettable moment for me :) semoga tahun depan  ada YPM lagi ya wkwkwk


Setelah keliling dunia *lewat doa #eh*, kami diajak untuk berdoa bagi Indonesia. Yap, kita harus bersyukur karena sampai saat ini Indonesia (masih bisa dibilang) masih menjadi tempat ‘aman’ bagi orang-orang Kristen. Tapi... di beberapa daerah, Injil sangat sulit untuk diberitakan. Bukan cuma itu, udah ada beberapa gereja yang ditutup gara-gara kepentingan sekelompok orang. Guys, apa nggak sakit coba kalo denger berita kaya’ gitu? Coba bayangin kalo kita berada di posisi mereka, apa kita masih tetep bisa bilang, “Aku mau setia mengikuti Tuhan”??


Terusss... kita berdoa buat negara ini. Nyanyi lagu ‘Doa Kami’ juga. Doa ini dipimpin oleh Pdt. Lukas Aditya A. Sudarmadi. Malem-malem, nyanyi lagu itu, diiringi gitar doang itu rasanya... syahdu banget Guys. Bener-bener bersyukur karena bisa ikut YPM untuk pertama kalinya :)


Abis itu, kami dibagi dalam kelompok kecil. Jadi, sebelum YPM dimulai, kami diminta untuk menuliskan apa yang jadi pergumulan kami di kertas, terus kertasnya itu ditempel ke karton. Ada 4 kategori doa di karton itu. Kepahitan dan kekecewaan (seingetku), doa yang belum dijawab, jawaban doa yang mengecewakan (pokoknya ada kecewa-kecewa gitu), dan lain-lain. Nah, kami yang punya doa yang kategorinya sama digabung jadi 1 (bisa ada 2 ato 3 orang dalam 1 kelompok). Habis itu... kami cerita-cerita tentang pergumulan yang kami tuliskan di kertas tadi. And then, we prayed again :)



Haduhhh, kok isinya doa mulu sihh? Ya namanya juga Youth Prayer, pasti ada hubungannya sama doa dong yaa~ haha. Oke, terakhir nih, terakhirrr~


Kami balik ke ruangan yang dipakai buat doa Taize sebelumnya. Terus, setelah mengembalikan fokus kami seperti semula *thanks Kak Intan, buat game singkatnya :p*, kami nulisin doa kami ke Tuhan *cieee*. Buat mereka yang mau dibantu doanya, bisa ngasihin doa itu ke orang-orang tertentu (dan baru dikembaliin waktu Old and New, ato waktu YPM lagi :O). Tapi kalo maunya disimpen sendiri, it’s okay. Hehe.


Terus kita ada worship night (iya, lebih tepatnya dini hari sih. Soalnya udah jam 1-nan waktu itu :p). Hahaha... And finally, YPM-nya selesai (tapi perjuangan kita belum selesai)! :B wkwkwk...



Guys, perjuangan kita untuk terus mendoakan saudara-saudari kita yang teraniaya belum selesai. Perjuangan kita untuk memberitakan Injil pun juga belum pernah selesai. And it’ll never been finished, until Christ’s return back. Makanya itu, ayo semangat! :) jangan sia-siakan waktu dan sarana yang kita miliki untuk bisa beribadah dan bersekutu, ya. Saudara-saudari kita aja yang teraniaya aja tetep setia buat berjuang di dalam menjaga imannya, kok. Kenapa kita (yang punya banyak sarana) nggak bisa melakukan hal yang sama? :)


Oke, sekian tentang YPM kemarin wkwkwk.. Mungkin YPM ini juga bisa kalian lakukan di gereja kalian :D hehehe. Remember, we can start a change in this world by a prayer. Gbu ^^




NB: Anyway, aku sempet tanya ke beberapa orang yang ikut dalam YPM ini. Baca komentar mereka ya, biar bisa tahu sedikit gambaran dari YPM kemarin.



Luar biasa ketika melihat sekelompok anak muda mau peduli terhadap pergumulan saudara seiman yang teraniaya di belahan negara lain, juga bagi bangsa Indonesia. Bukan hanya itu,  Youth Prayer Movement ini menunjukkan bahwa kita masih punya harapan atas generasi muda yang peduli dan berdoa bagi dunia.
(Pdt. Daniel K. Gunawan, pendeta GKI Coyudan)


Youth Prayer Movement ini sangat baik dan sangat jarang terjadi. Saya sangat mengapresiasi remaja-pemuda yang sudah memikirkan, merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan acara ini dengan sangat baik. Saya percaya bahwa doa memiliki kekuatan yang sangat besar. Mungkin kita tidak akan melihat jawaban doa yang kita naikkan untuk orang atau bangsa lain. Tapi saya percaya bahwa Tuhan bekerja, dan sebenarnya tidak sulit bagi Tuhan untuk mengizinkan kita melihat bagaimana doa-doa tersebut dijawab. Jadi, teruslah berdoa!
(Sevin Inawati, majelis jemaat GKI Coyudan)


Youth Prayer Movement sangat memberkati saya. Kehidupan doa memang sangat penting bagi setiap orang percaya. Untuk itu kita harus belajar bertekun. Berdoa tidak hanya untuk diri sendiri tetapi jg mendokan orang lain.
(Monica Petra, anggota Muda Dewasa (MuSa) GKI Coyudan, penulis ‘The Journey to Thee’)


Youth Prayer Movement kemarin itu bener-bener nggerakin hatiku buat tetep berdoa bagi bangsa ini, dan mengucap syukur atas apa yang masih Tuhan izinkan aku lakukan: beribadah setiap minggu, persekutuan setiap Sabtu, pelayanan, bisa saat teduh, dll., yang tidak setiap orang di dunia ini bisa lakukan seperti di beberapa negara (yang di mana orang-orang Kristen teraniaya di sana), dan tidak bisa dengan bebasnya menunjukkan iman mereka kepada orang lain.

(Mega Rani, anggota Komisi Remaja)


Aku nggak menyangka bahwa Tuhan menggerakan hati misi anak-anak muda Coyudan dengan cara seperti ini. Aku sangat tersentuh waktu melihat remaja-pemuda saling bergandeng tangan dan merangkul pundak untuk berdoa bagi dunia dan pergumulan teman-temannya. Sore sebelum acara dimulai, dari Nain 3 (salah satu nama gedung di gereja), aku lihat teman-teman sedang mempersiapkan properti doa di masing-masing ruangan. Aku cuma bisa ngomong, "How Great is Our God!"

(Bobby Widya Ardianto, staf Kambium 'Gloria'-Jogja, anggota Komisi Pemuda)


Doa pasangan bener-bener luar biasa, di luar perkiraan. Di situ temen-temen bisa saling berbagi. Ada yang penuh kemarahan, ada yang berlinangan air mata, berbagi kisah bergumul akan sesuatu, pokoknya mantap!
(Joshua Intan Soehardi, anggota Komisi Pemuda)


Buat kalian yang kemarin ikut YPM dan juga pengen sharing tentang acara itu, kalian juga bisa komentar di post ini :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar