Guys, aku nggak typo lho itu. Haha. Dua kata itu emang punya makna yang berbeda.
Hayo tahu nggak bedanya apaan??
Hari ini tema kebaktiannya tentang Berkurban dan Menjadi Berkat. Dan di
situ Koko Pendeta (karena yang kotbah masih muda #eh *peace K’ Daniel :B)
sempet mbahas tentang perbedaan arti korban
dan kurban.
Jadiii.. kata KORBAN punya arti melakukan
sesuatu dengan terpaksa (bahasa Inggrisnya victim). Contoh aja nih: Korban mudik Lebaran 2014, Korban krisis
Crimea, Korban perang Irak, dst.
Siapa sih, yang mau jadi orang yang
terkena dampak hal-hal yang nggak menyenangkan kaya’ contoh di atas? Well... itu baru contoh aja sih. Oke
lanjut.
Kata KURBAN punya arti melakukan
sesuatu dengan ikhlas dan kasih
(bahasa Inggrisnya sacrifice). Yap,
contohnya aja udah jelas.. Kristus telah
mengurbankan nyawa-Nya untuk menebus dosa kita. Dia melakukannya dengan
penuh kasih, dengan tulus hati. Sama sekali nggak ada unsur paksaan untuk
melakukannya.
Contoh lain aja, nih ya. Kalo kalian keliling
kota menjelang Idul Adha, biasanya bakal ada yang jualan kambing buat dijadiin
korban... eh, kurban buat disembelih (abis itu dimasak :9). Setahuku lho ya, mereka
yang jualan kambing nulis “Kambing Kurban”
di papan penanda tempat penjualan kambing. Aku hampir nggak pernah ngeliat ada
yang nulis “Kambing Korban” soalnya.
Wkwk..
So Guys, yang pengen aku tekankan di
sini adalah.. apakah selama ini kita mengurbankan diri untuk melakukan kehendak
Tuhan, atau kita malah lebih sering merasa, “Hahhh.. harus gini lagi, gitu
terus.. Aku ini udah berkorban banyak
lho!” (baca: melakukan sesuatu dengan terpaksa)?
Tadi K’ Daniel membahas peristiwa 5 roti
dan 2 ikan dari Matius 14:13-21. Di
ayat 13, dikatakan bahwa setelah mendengar sebuah peristiwa yang baru aja
terjadi, Yesus memutuskan untuk menyingkir dari keramaian dan pergi ke tempat
yang sepi. Tapi ternyata, Dia justru dicari-cari banyak orang. Mereka ingin
mendengarkan pengajaran-Nya dan disembuhkan-Nya (untuk yang sakit).
Eh tapi.. peristiwa apa sih yang membuat
Tuhan Yesus memutuskan untuk menjauh dari keramaian itu?
Guys, kalo kita baca di perikop
sebelumnya (dari Matius 14:1-12), di
situ diceritakan bahwa Yohanes Pembaptis, kerabat dekat-Nya yang membaptis-Nya
di sungai Yordan, dipenggal kepalanya oleh Raja Herodes (atas akal liciknya
Herodias, istri raja tersebut). Bayangin Guys, betapa sedihnya Yesus saat tahu
berita itu. Jadi wajar kalo Dia pengen menyendiri untuk beberapa saat.
Nahhhh, ternyata Dia nggak bisa
sendirian, Guys! Yesus justru dicari-cari banyak orang. Hm, anyway, sebenernya kan bisa tuh, kalo Dia
ngusir mereka saat itu juga? Lha wong baru sedih kok malah digangguin itu
gimana coba??
Iya, Dia punya hak buat itu. But He didn’t do it. Yesus lebih memilih
untuk mengurbankan perasaan-Nya, karena Dia begitu mengasihi orang banyak itu.
Dia lebih memilih untuk mengurbankan kepentingan-Nya untuk menangisi kematian
kerabat-Nya, dan memilih untuk mengajar orang banyak dan menyembuhkan yang
sakit. Wow.. it’s so an amazing sacrifice
kan Guys? :)
Dan bukan cuma itu, di situlah terjadi
peristiwa 5 roti dan 2 ikan. Bayangin hari yang mulai gelap, toko-toko udah padha tutup, dan ada banyak orang yang
harus dikasih makan saat itu juga.
Jadi nggak salah kan kalo para murid
meminta Yesus untuk menyuruh orang banyak itu untuk pulang dan cari makan
sendiri-sendiri. Lagian, tujuan-Nya ke tempat itu kan buat menyendiri.
Tapi Dia bilang, “You must give them food.”. Huaduh! 5000 orang laki-laki (belum
termasuk perempuan dan anak-anak boo!) kudu dikasih makan pake apa coba?? Roti
aja kalo dibelah-belah sekecil mungkin juga nggak bakal bisa ngenyangin
mereka!!
Di sinilah mujizat itu terjadi.
Pengurbanan 5 roti dan 2 ikan itu justru menjadi berkat buat banyak orang.
Siapa yang ngasih makanan itu? Pedagang kaya kah? Perwira kah? Pemungut cukai
kah? Orang Farisi kah?? NO! He was just a
kid. Cuma seorang anak.
Mungkin aja anak itu nggak pernah
berpikir bahwa bekalnya, yang harusnya dia makan sendiri, bakal dimakan oleh
(lebih dari) 5000 orang? Apalagi, hello,
bekalnya itu cuma 5 roti dan 2 ikan! Apa sih arti bekal itu buat 5000 orang
lebih itu??
Tapi anak itu memilih untuk memberikan
bekalnya itu buat Tuhan Yesus. He chose
to sacrifice his food to be eaten by 5000 people. Wow, sebuah pengurbanan
yang justru jadi berkat buat banyak orang kan, Guys? :)
Aku yakin, anak itu nggak merasa
terpaksa waktu memberikan bekal itu kepada-Nya (entah dia dibujukin pakai apa
tuh sama Andreas wkwkwk). Justru peristiwa itu tercatat di Alkitab, dan apa
yang dilakukan anak itu juga ditulis oleh Yohanes.
Guys, ayo kita sama-sama belajar untuk
memberikan yang terbaik buat Tuhan. Jangan sampai kita merasa terpaksa untuk
melakukannya ya. Tapi lakukan apa yang Tuhan kehendaki dengan penuh kasih dan
ungkapan syukur atas anugerah yang telah Dia berikan pada kita :) Susah? O
jelas! Sampai sekarang pun aku juga masih belajar untuk itu. Tapi ayo, give the best for God because of His amazing
grace for us :D
Dan jangan sampai kita merasa berkorban
buat melakukan yang Tuhan kehendaki. Tapi berkurbanlah untuk jadi berkat bagi
orang lain :) Sooo.. selamat berkurban, dan menjadi berkat bagi mereka ^^ Soli
Deo Gloria!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar