Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Sabtu, 02 Juni 2012

This is Me!

brak!

Cowok itu masuk ke dalam kamarnya dengan wajah tertekuk. Wajahnya tampak gelisah, kecewa, dan marah. Susah, deh untuk njelasin apa yang sedang dialaminya.

5 blok dari rumahnya, seorang cewek tampak merasa kecewa dan muak. Ia tak menyangka bahwa hari itu akan menjadi hari terburuknya.


***

"Rika-chan!"
Cewek yang bernama Rika itu menoleh saat namanya dipanggil.

"Tsubasa-kun? Ada apa?" tanya Rika-chan sambil mencoba untuk tersenyum. Saat ia mengingat tentang peristiwa yang menimpanya kemarin, rasanya sangat susah untuk tersenyum di hadapan orang.
"Ada yang ingin kudiskusikan denganmu hari ini. Bisa kita bicara nanti di Kafe Colombo sepulang sekolah?" tanya Tsubasa-kun sambil menggaruk-garuk kepalanya *malu apa bingung? wkwkwk~*

Rika-chan berpikir. 1 menit kemudian, ia menjawab,
"Boleh."

Kemudian, Rika-chan berjalan dengan terburu-buru menuju ke kelasnya.

***

"Rika-chan!"
Rika-chan menoleh saat namanya dipanggil oleh teman-temannya. Wajah mereka tampak gembira.
"Rika-chan! Ada berita menggembirakan!" kata Mio-san, teman sekelas Rika-chan.
"Ada apa, Mio-san?" tanya Rika-chan.
"Usulan kelas kita tentang peraturan baru di sekolah kita untuk dihapuskan sudah disetujui kepala sekolah!" jawab Mio-san senang.
"Apa iya?! Oh, senangnyaa..." Rika-chan langsung tertawa.
"Peraturan baru itu agak aneh, ya. Tiap siswa yang keluar dari area kompleks sekolah nggak boleh masuk lagi..," kata Mio-san.
"Memang aneh. Ups, aku harus ke perpustakaan!" kata Rika-chan sambil berlari ke arah perpustakaan.

***

Di kelas Tsubasa-kun, 2-3, Tsubasa melihat pemandangan yang sudah biasa di kelasnya. Ada yang makan, main pesawat kertas *kaya' anak kecil --"*, menulis catatan, dan sebangsanya. Dan tanpa sadar, pikiran Tsubasa-kun melayang ke hari kemarin...

***

"Tsubasa Shiina!"
Tsubasa-kun segera berdiri dari kursinya dan berjalan menuju ke arah kepala sekolah yang tadi memanggilnya.
"Ada yang harus saya bicarakan denganmu di kantor saya," kata kepala sekolah itu.

Tsubasa-kun hanya menurut, dan mengikuti kepala sekolahnya.

"Apa ada masalah denganmu?" tanya Aimee-sensei, kepala sekolah Tsubasa-kun.
"Tidak, sensei," jawab Tsubasa-kun.
"Tapi lihat nilaimu. Hasilnya sangat menurun drastis dibandingkan dengan nilai-nilaimu bulan lalu," kata Aimee-sensei sambil memperlihatkan rapor milik Tsubasa-kun.

Tsubasa-kun hanya terdiam, lalu menjawab,
"Mungkin beberapa hari ini aku kelelahan, sensei."
"Kalau kamu terus begini, nilaimu akan terus menurun. Ingat! Masih ada banyak kekurangan yang harus kamu tambahkan di nilaimu ini. Kamu ini adalah andalan sekolah kita untuk mendapat nilai sempurna di tingkat kota, Shiina," kata Aimee-sensei.

Dan ceramah Aimee-sensei tak bisa dihindari oleh Tsubasa. Sehingga ia hanya bisa terdiam selama 30 menit.

***

Di perpustakaan, Rika-chan melihat ada sebuah buku yang sangat menonjol dari raknya. Chicken Soup - Kim Dong Hwa.

"Ini dia yang kucari! Kupinjam, ah..," pikir Rika-chan sambil menuju ke arah pengawas perpustakaan untuk mendapat ijin meminjam buku.

Pikiran Rika-chan *entah kenapa* melayang menuju ke arah kemarin, saat usulannya untuk membatalkan peraturan baru sekolah ditolak wakasek pemuridan.

***

"Tidak bisa, Rika Sunada! Peraturan baru itu tetap harus dijalankan!"
Suara Uchiyama-sensei, sang wakasek pemuridan menggelegar sampai ke ujung lab. bahasa.

"Tapi, sensei, kasihan para siswa yang belum makan apa-apa sejak istirahat kedua berakhir!" kata Rika-chan.
"Tapi saya paling tidak suka kalau para siswa berkeliaran di gerbang sekolah tanpa mempedulikan pengawas sekolah," kata Uchiyama-sensei.
"Apa sensei mau menanggung segala konsekuensinya, kalau ada siswa yang sakit karena belum makan?" tanya Rika-chan lagi.
"Makanya, bawa bekal dari rumah!" kata Uchiyama-sensei.
"Bekal dari rumah yang sudah disiapkan sejak pagi akan terasa tidak enak!" bantah Rika-chan.
"Suruh seseorang untuk mengantar!" kata Uchiyama-sensei.
"Mereka pasti tidak mau!" kata Rika-chan lagi.

Karena merasa tidak menemukan titik terang, akhirnya Rika-chan segera keluar dari sana.

***

TENG! TENG! TENG!

Bel pelajaran telah selesai berbunyi. Semua siswa SMA St. Sebastian segera berhamburan keluar dan menunggu jemputan. Kecuali Rika-chan. Hari ini dia nekat keluar dari gerbang sekolah dan pergi menuju ke Kafe Colombo.

"Rika-chan!" panggil Tsubasa-kun.
"Tsubasa-kun? Baru sampai?" tanya Rika-chan.
"Hehe.... 1 menit yang lalu. O, iya. Ayo masuk ke dalam."

Suasana dalam kafe itu sangat elegan, dan berkelas. Pengunjungnya ada yang dari para pejabat, ibu-ibu yang suka berdandan glamor, sampai siswa yang bersekolah di sekolah bergengsi.

"Ayo, pilih apa yang ingin kamu makan. Aku traktir, deh," kata Tsubasa-kun.
"Ehm, apa ya? Aku ingin donat blueberry dan cokelat, dan eh.. segelas kopi," kata Rika-chan.
"Hm... Oke, aku ingin pancake dan segelas teh," kata Tsubasa-kun.

Setelah mereka memesan beberapa menu, si pelayan pergi sambil membawa pesanan kami. Kemudian, Rika-chan bertanya pada Tsubasa-kun,

"Ada apa, Tsubasa-kun?" tanya Rika-chan.
"Aku mau bertanya sesuatu padamu, Rika-chan," kata Tsubasa-kun.
"Ha?" - Rika-chan.

"Menurutmu, apa aku bisa jadi andalan sekolah kita untuk meraih nilai sempurna saat ujian nanti?" tanya Tsbuasa-kun.

"..." Rika-chan tampak berpikir, lalu ia mengangguk.
"Iya. Tsubasa-kun, kan harus percaya kalau Tsubasa-kun bisa," kata Rika-chan.

Tsubasa-kun merenungkan kata-kata Rika-chan barusan.

"Tapi, masalahnya... Aku nggak mau kalau disuruh begitu," kata Tsubasa-kun.
"Siapa yang menyuruh?" tanya Rika-chan.

Dengan lemas Tsubasa-kun menjawab,
"Kepala sekolah, Aimee-sensei."

Si pelayan membawa pesanan Tsubasa-kun dan Rika-chan. Setelah itu, ia menyerahkan bon-nya, lalu Tsubasa-kun membayar jumlah uang yang ada dalam bon itu.

***

"Aimee-sensei? Kenapa beliau menyuruhmu?" tanya Rika-chan.

Tsubasa-kun mengangguk. Dengan sangat yakinnya. *ehm, ati2. nanti ada yang ke-antuk. wkwkwk~*

"Aimee-sensei bilang, aku adalah andalan sekolah untuk mendapat nilai sempurna dalam ujian nanti," kata Tsubasa-kun, "padahal, masih ada anak lain yang jauh lebih baik dariku."
Rika-chan berkata, "Oh... aku mengerti. Pasti Aimee-sensei akan merasa sangat kecewa kalau Tsubasa-kun nggak bisa mendapat nilai sempurna sewaktu ujian nanti."
"Makanya, dan sampai sekarang aku merasa tenagaku sudah terkuras. Padahal, ujiannya masih 6 bulan lagi," kata Tsubasa-kun sambil menyantap donatnya.

"Oh, aku mengerti. Rasanya seperti dipaksa, kan?" tanya Rika-chan.
"Iya. Dengan dipaksa begitu, tenagaku buat belajar malah hilang semua. Hahaha..." kata Tsubasa-kun *dengan tawa yang dipaksakan, tentu saja*
"Tsubasa-kun, ayo keluar. Aku mau menunjukkan sesuatu padamu," kata Rika-chan tiba-tiba.

***

"Wow..."

Kini mereka berdua berada di sebuah taman kecil yang terletak di dekat kafe. Rika-chan menunjukkan sebuah kolam yang 'dimiliki' oleh banyak angsa di sana.

"Aku tahu," Rika-chan tersenyum saat mendengarkan komentar Tsubasa-kun.
"Aku nggak tahu, dan nggak akan menyangka kalau aku pernah ke sini sebelumnya," kata Tsubasa-kun sambil duduk di sebuah bangku di taman.

Rika-chan duduk di sebelah Tsubasa-kun.

"Aku jadi merasa rileks kalau ada di sini. Ehm... kapan - kapan, kita ke sini lagi, ya," kata Tsubasa-kun sambil memandang adik kelasnya.
"Ehm, boleh," jawab Rika-chan sambil tersenyum.
"Rika-chan, makasih. Kamu udah mau nunjukin tempat ini ke aku," kata Tsubasa-kun.
"Padahal, aku baru menemukan tempat ini kemarin," Rika-chan meringis.
"Kemarin? Memangnya kemarin kamu nyasar ke sini?" tanya Tsubasa-kun.
"Ehm... entahlah. Hatiku mengatakan bahwa aku harus ke sini, setelah adanya kejadian yang nggak mengenakkan kemarin. Aku... protes sama Uchiyama-sensei," jawab Rika-chan.
"Protes apaan?" tanya Tsubasa-kun heran.

"Protes tentang... yah, peraturan baru, yang sangat aneh, dan membuatku merasa... ahhh... aneh!" jawab Rika-chan.
"Oohh..," Tsubasa-kun ber-OOHHH~
"Tapi kemudian, pikiranku jadi rileks lagi. Setelah datang ke taman ini," sekilah Rika-chan menengok jam tangannya.
"Ups, udah jam segini!" katanya.
"Jam berapa?" tanya Tsubasa-kun.
"Jam 3 sore! Aku harus pulang!" kata Rika-chan.

***

Mereka berdua kembali berjalan melewati kafe yang baru saja mereka kunjungi tadi.

"Tsubasa-kun," panggil Rika-chan. Kakak kelasnya menoleh.
"Jadilah dirimu sendiri. Nggak masalah kalau ada orang yang menghalangimu. Yang penting, berjuanglah. Raihlah cita - citamu sebisamu," kata Rika-chan.

Tsubasa-kun termenung. 2 menit kemudian, ia tersenyum,

"Rika-chan benar. Kamu pintar, ya~" kata Tsubasa-ku sambil meringis.

"This is me!" mereka berseru sambil merenggangkan tangan mereka di tengah turunnya salju yang turun dengan lembutnya.


-This is me! I'm special! Nothing can I do without God's helps :)-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar