A Worth-It Waiting (17)
Tabita Davinia
Rabu, Oktober 22, 2014
0 Comments
The last part of "A Worth-It Waiting!"
Narita International
Airport, a week after that confession...
Hari ini Akira-kun akan berangkat ke Amerika Serikat.
Sebenarnya, aku masih ingin dia tetap di sini, walaupun dia pernah bilang
padaku bahwa dia akan melanjutkan studinya di Negeri Paman Sam itu selama 2
tahun (cepet lulus, Kak! >.<).
“Hati-hati di jalan ya, Akira,” kata Paman Yamato pada
Akira-kun. Beliau sengaja cuti hari ini untuk mengantar kepergian anaknya.
“Akira,”
Tante Harumi berkata sambil memeluk Akira-kun, “kami menyayangimu. Jaga dirimu
baik-baik. Kami tidak ingin kehilanganmu Nak...”
Akira-kun
tersenyum saat mendengar kata-kata orang tuanya. “Baik, Otoosan. Doakan supaya aku sampai di sana dengan selamat ya. Okaasan jangan khawatir. Aku akan
baik-baik saja. Aku juga menyayangi kalian,”
katanya. Dia memeluk orang tuanya.
Setelah
melepaskan pelukannya, Akira-kun memanggil Wataru dan beberapa temannya yang
ikut mengantarnya. Sementara mereka mengobrol, aku diajak ngobrol oleh Tante
Harumi.
“Tante
bangga sekali pada Akira. Dia benar-benar berjuang keras agar dia bisa
melanjutkan kuliahnya ke Amerika Serikat. Dan..,” beliau tersenyum ke arahku, “Tante
senang sekali karena dia memilih sahabat Kyoko untuk menjadi teman hidupnya.
Terima kasih, Akane.”
Aku
balas tersenyum ke arah Tante Harumi. Tiba-tiba Wataru menepuk bahuku. “Akira
ingin berbicara denganmu,” katanya.
Aku
melangkah ke arah Akira-kun, sementara teman-temannya gantian mengobrol dengan
orang tuanya. Akira-kun menggenggam tanganku setelah aku sampai di depannya. Oh no... jangan sampai aku menangis di
hadapannya.