Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Rabu, 18 Oktober 2017

How to Manage Your Busy Day



Siapapun kita pasti punya kesibukan masing-masing. Baik sebagai mahasiswa, karyawan kantoran, freelancer, maupun pekerjaan lainnya (apalagi ibu rumah tangga (alias IRT) yang kerjanya 24 jam tiap hari). Dan dalam setiap pekerjaan kita tentu dipenuhi dengan tugas maupun tuntutan. Ya, nggak? :p

Yang mahasiswa harus rela begadang (bahkan berhari-hari) buat nyelesaiin tugas di sela-sela ujiannya. Yang kerja juga harus rela lembur biar pekerjaannya nggak tambah numpuk. Yang IRT sibuk terus dari sebelum subuh sampai larut malam buat mastiin suami dan anak-anaknya baik-baik aja. Haduduu~ terus kapan dong, waktu refreshing-nya!? Serasa hidup isinya cuma buat tugas dan nuntasin kewajiban aja #sigh.

Tenang, di sini ada beberapa tips buat mengatasi masalah di atas. But remember: nggak semua cara di sini bisa diterapkan, karena ini adalah cara yang biasa aku lakuin. Caraku belum tentu sama dengan caramu, tapi semoga tulisan ini dapat menolong kalian, ya J


1. Start a day with a devotional time

Boleh percaya boleh nggak, tapi aku merasa hari-hariku akan terasa lebih baik setelah aku saat teduh (SaTe) dan Bible reading (BR) :) Well, nggak tahu kok bisa kaya’ gitu, sih… Tapi nggak cuma aku yang ngerasa gitu. Banyak temenku juga ngerasain hal yang sama. Rasanya kalo nggak SaTe gitu, bad mood mulu sepanjang hari.

“Aku nggak pernah SaTe, tuh. Apalagi BR. Buat buka Alkitab aja mager berat. Tapi hidupku baik-baik aja. Aku tetep hepi sepanjang hari hehe.”

Guys, SaTe dan BR bukanlah sarana agar hari-hari kita jadi lebih baik. Nggak ada jaminan gitu. Tapi dua hal tersebut adalah disiplin rohani yang kita butuhin buat tahu apa kehendak Tuhan dalam hidup kita. Gimana kita mau tahu kehendak-Nya kalo kitanya aja nggak mau baca Alkitab?

Dulu aku pernah hampir dua minggu nggak SaTe gara-gara banyak tugas yang harus kukerjain. Apalagi BR—ha baca Imamat aja udah ngantuk duluan lol. Awalnya sih, ngerasa bersalah. Lha biasanya SaTe terus tiap hari, kok abis itu nggak? Lama kelamaan jadi keterusan buat nggak SaTe, deh :p Nggak ada perubahan signifikan (wahahaha maaf bahasanya terlalu tinggi karena banyak makalah :p) yang terjadi saat itu.

TAPI, di satu titik aku ngerasa ada something wrong. Hidupku rasanya kosong. Aku mikir, “O, paling gara-gara sibuk nugas sama pelayanan.” (Lah, malah nyalahin pelayanan #huft). Ternyata nggak. Walopun aku jajan coklat dan tidur buat “bayar utang”, tetep aja rasanya ada yang kosong. Sampe akhirnya Tuhan ingatkan lewat kotbah dan teman-teman yang juga punya pergumulan yang sama. And I find the answer: I felt empty because I don’t let God fill my life totally. Mulai sejak itu, aku jadi semakin taat buat SaTe dan nyatetin rhema apa yang Tuhan kasih :) Dan puji Tuhan, aku juga udah mulai BR Maret lalu (thanks to Ci Lia and Ci Fiona! :D). Iya sih, sampe detik ini aku masih bergumul tentang waktu buat menjaga hubungan pribadi sama Tuhan. Tapi bersyukur banget karena Tuhan kasih sodara-sodara seiman yang menguatkan dan terus ingetin pentingnya having a devotional time with Him :)

Oh iya. Yohanes pun mencatat sebuah peristiwa di mana Yesus meminta air kepada perempuan Samaria—yang dicap buruk oleh banyak orang (silakan baca artikel Ci Sarah tentang peristiwa itu di sini). Di sini Yesus, secara nggak langsung, mau bilang ke kita bahwa Dialah Air Hidup yang selama ini dicari banyak orang yang merasa kosong dan haus secara rohani:

Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.” Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)
Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: “Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.
(Yohanes 4:7—10, TB)

So, ketika kita ngerasa kosong dan berusaha cari minuman buat hati kita yang haus, inget kata-kata Blaise Pascal ini, “Satu-satunya yang dapat mengisi kekosongan hati kita adalah Tuhan Yesus Kristus.”


2. Atur jadwal dan prioritas

Salah satu kebingungan yang dihadapi semua orang adalah gimana caranya buat bikin jadwal dan set a priority list. Ya apa ya, hayoo? :p

Nah, aku menyarankan temen-temen buat beli buku agenda dan catet setiap jadwal maupun deadline yang harus dikerjain. Buat yang nggak biasa nyatet jadwal, bisa set alarm di gadget. Kalo nggak bisa ngelakuin dua-duanya, hmm… berdoalah biar inget sama jadwal dan tugas yang ada :”) hehe.

FYI, aku juga bukan tipe orang yang suka nyatet jadwal dan deadline, sih. Tapi karena belakangan ini ada banyak hal yang harus kukerjain, jadi mau nggak mau harus nyatet deh (tetep aja sih… buku agendaku nggak kubuka—kecuali kalo baru iseng *lah). Terus waktu aku buka Instagram, ada banyaaaakkkk banget akun-akun yang upload catetan maupun agenda mereka di buku. Unyu-unyu dan rapi pula! Suka lihatnya huahahaha!! Jadilah aku semangat buat nyatet :p Hehe

Gimana dengan prioritas? Hm, kita tahu kan ya, kalo Tuhan harus jadi prioritas terutama kita. Sesibuk dan secapek apapun, hubungan kita dengan-Nya nggak bisa digantiin sama apapun juga. Dengerin lagu rohani sih, boleh (banget); tapi itu nggak cukup buat gantiin SaTe dan BR kita. Persekutuan maupun kebaktian itu harus (sebagai bentuk disiplin rohani kita bareng sodara seiman); tapi itu nggak bisa gantiin esensi (ciehh hahaha) persekutuan pribadi kita setiap hari sama Tuhan.

Buat yang udah berkeluarga (maupun yang masih stay di rumah bareng ortu), keluarga jadi prioritas kedua. Inget: rumah bukanlah kos di mana kita bisa makan, mandi, dan tidur tanpa harus berinteraksi rutin dengan pemilik rumah (ato minimal yang jadi kepala keluarga di situ). Sesibuk dan secapek apapun, jangan lupa buat sapa keluarga kita. Kalo ada waktu luang, sesekali adain kegiatan bareng mereka :)

Studi, pelayanan, dan pekerjaan ini relatif. Tergantung mana yang urgent dan harus masuk list ketiga prioritas. Tetep doain dan minta Tuhan buat tunjukkin ke mana Dia pengen kita pergi. Percuma kita pelayanan mantep jiwa, tapi dalam studi ato pekerjaan kita jadi batu sandungan. Sebaliknya, percuma kita bisa dapet nilai bagus ato dipuji atasan tapi hubungan pribadi kita sama Tuhan nol.


“Kalo pacar masuk mana?”

Pacar masuk ke… nggak tahu, sih :p Yang penting tetep prioritaskan hubungan kita sama Tuhan, tugas dan tanggungjawab lainnya bisa kita kerjain dengan baik, dan hubungan kita sama pacar memuliakan Tuhan (serta jadi berkat buat orang lain, tentunya).


3. Cope Your Stress!

Ga salah lho, buat sesekali refreshing and quit for a while from our business and routinity. Kalo cuma terkurung dalam kesibukan mulu, pasti capek. Ujung-ujungnya jadi stres dan malah ngomel. Waduh, nanti hari-hari kita isinya cuma ngedumel doang kan, repot -.-“ Sebelum ubun-ubun kita meledak saking keselnya, yuk, refreshing sejenak! :)

Setiap orang punya cara coping stress-nya masing-masing. Ada yang nyuci piring sambil dengerin musik, makan ato minum coklat (katanya sih, bisa ningkatin mood. Dan emang bener :p), istirahat buat “bayar utang” (ini perlu), dan jalan-jalan. Selama itu nggak bikin kita tambah stres ke depannya, coba aja dilakuin! :) Oiya, mungkin kita bisa juga ubah susunan perabot rumah biar jadi semangat lagi (aku udah pernah, dan lumayan ngefek hehe. Tapi jangan lupa: beres-beres rumah kalo ada niat buat memulai dan mengakhiri lol).


So, semangat buat mengatur rutinitas dan kesibukan kita, ya. Jangan sampe apa yang udah Tuhan percayain ke kita malah disia-siakan karena omelan dan stres yang nggak diperlukan :) Have a blessed day! Cheers! Y


Ditulis oleh seorang mahasiswi psikologi yang menjadikan coklat dan ngobrol dengan orang yang dicintai sebagai salah dua peningkat dopaminnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar