Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Rabu, 01 April 2015

Children are Bonus (?)

NB: mungkin ini post paling ter-mellow sejak aku mulai aktif di blog beberapa tahun yang lalu :p dan jangan mikir kalo aku pengen cepet-cepet merid dan punya anak -.-


Kemarin *setelah sempet nggak aktif beberapa hari gara-gara kuota data habis*, aku baca 2 post-nya C’ Cella. Dan nggak tahu deh, aku sempet mikir, “Gimana kalo apa yang C’ Cella alami bakal aku alami beberapa tahun lagi? Bakal kuat nggak??”


Di 2 post itu, dia nulis surat buat ‘anak’nya. Iya, surat buat ‘anak’nya yang udah balik ke sorga sejak dalam kandungan :’) *suratnya ada 2 bagian*. She and her husband named it *aku lupa waktu itu udah ketauan ce apa co -.-* as ‘Miracle’. Cerita selanjutnya bisa kalian baca di sini dan di sini hehe.



Well... dari dulu aku punya bayangan bakal merid dan punya anak, tapi aku lupa sama kemungkinan terburuk kalo aku jadi a pregnant mom ._. it’s when you and your husband really want to have a child, but you lost the fetus. Hiks. Secara manusiawi *dan secara jiwa keibuan*, siapa yang nggak bakal sedih kalo kehilangan janinnya? Tapi aku inget sama apa yang Ayub bilang, setelah dirinya kehilangan anak-anaknya, ternaknya, bahkan dikasih penyakit,

TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!
(Ayub 1:21b)


This is Kaleb! :)
#verylatepost #familygathering2013
#GKI Coyudan
That’s why... aku lebih suka bilang kalo ‘anak itu anugerah’, dan bukannya ‘anak itu bonus’:) Tapi kadang... aku pengen punya anak-anak yang sehat, bisa diajarin buat takut akan Tuhan, dididik, disayang, diajakin SaTe bareng-bareng, punya family altar *karena di keluargaku nggak ada yang begituan -_-*. Namanya manusia, wajar kan buat berandai-andai? Hehe.



Well, mungkin ada yang bilang, “Gile, Vinia freak buangettt. Terlalu polos! Alim banget! Nggak mungkin dia bisa punya keluarga kaya’ gitu!”


Lho, tapi justru aku maunya punya keluarga yang kaya’ gitu kok :p ada pendetaku yang keluarganya punya family altar, mereka biasa SaTe bareng, saling share dapet apa di hari itu... dan yeahh, aku juga mau keluargaku besok ada family altarnya :)


Lah kok kamu ya mau punya kaya’ gitu kenapa? Itu kan keluarga pendetamu. Ngapain kamu yang orang Kristen awam ikut-ikutan?? Susah tahu!


Alasannya adalahhhhh.. karena aku sadar kalo zaman sekarang itu, peran orang tua dalam kehidupan rohani anak-anak itu penting banget. Buktinya bisa kalian lihat di sekitar kalian :p iya, sih, peran gereja dalam hal ini emang penting. Tapi jangan lupa kalo orang tua pun punya peran yang sama. Jangan sampe ortu bener-bener lepas tangan di dalam pertumbuhan iman anak-anak.


Lhohhh lha trus peran guru sekolah minggu apaan dong, kalo ortu yang ngajarin tentang Alkitab ke anak-anak??”


Iya, peran ortu dan guru sekolah minggu itu sama. Tapi kan, ada saat di mana ortu nggak bisa ngajarin tentang Alkitab ke anak-anak *mungkin karena kesibukan*. Dan ada saat di mana guru sekolah minggu nggak bisa mendampingi anak sekolah minggu mereka *karena banyak anak yang orang tua mereka bukan guru sekolah minggu, misalnya*. Makanya itu... the teachers and the parents should complete their roles each other. Harus saling melengkapi :) ortu pun juga jangan cuma nanyain, “Nyo, Nik, di sekolah minggu tadi diajarin apa?”. Tapi juga harus ngingetin *dan kasih teladan :p jangan cuma nyuruh aja* pelajaran yang didapat setiap hari :) *well, thanks for my mom who always shares her experience about Sunday School at our church wkwk*



Aku yakin, beberapa tahun lagi, kalo semakin banyak ortu yang nggak peduli sama kehidupan rohani anak-anak mereka, uhmmm.. maaf kata ya, anak-anak mereka bakal semakin terseret arus duniawi :( sekarang aja aku sering nggak habis pikir sama kondisi anak zaman sekarang *lebih milih main game daripada ke sekolah Minggu. Ato waktu sekolah Minggu malah asik chattingan~*. Nahhh 10 tahun lagi?? Pikiranku *dan orang-orang lainnya* bisa habis beneran dong, gara-gara mikirin kondisi anak-anak 10 tahun lagi! -.- *gajedetected*


Mungkin ada yang bilang, “Ini post apaan coba? Udah gaje, ditulis sama anak yang sok tahu tentang anak-anak pula. Ih, whatever deh~”, ato, “Yang nulis ini kan masih ABG kan. Ngapain dibaca? Isinya nggak akurat. Nggak recommended.”


Oh well, nggak apa-apa kok :) justru aku malah mengapresiasi mereka yang bilang gitu. Kenapa? Karena justru aku diingetin buat nggak sombong :p dan supaya aku nggak sok tahu haha!


-**-

Dear my future children,

Mama tahu kalo kehadiran kalian kelak adalah anugerah Tuhan buat your future Papa (karena masih dalam pencarian dan mendoakan :) Mama nggak mau sembarangan di dalam mencari seorang Papa buat kalian) dan Mama. Makanya itu, Mama dan calon Papa kalian itu nggak mau sembarangan dalam mendidik kalian *dear my future spouse, do you agree with me? Hehe* :) Mungkin ada saat di mana kalian berpikir, “Kok, Papa-Mama tega banget sih, marahin aku mulu? Kenapa mereka selaluuuuu mencampuri urusanku?? Kenapa mereka nggak berhenti buat ngajarin SaTe ke aku??”. But it doesn’t matter, my beloved children. Justru seharusnya kalian bersyukur karena kami bisa mendampingi kalian di dalam pertumbuhan iman kalian. Mama aja nggak pernah tuh, diajarin SaTe sama Mak-Engkong kalian *diajarin sama pembimbing rohani* :B hehe.

Jangan anggap bahwa teguran *dari yang lembut sampai yang keras* dan pendisiplinan yang akan kalian alami itu karena Papa-Mama kejam sama kalian. Tapi karena kami mengasihi kalian :) Penulis Amsal bilang, ”Lebih baik teguran yang nyata-nyata daripada kasih yang tersembunyi” (Amsal 27:5). Ya, kami nggak mau mengasihi kalian secara sembunyi-sembunyi. Karena bukan itu yang Tuhan mau. Tuhan ingin agar kami mengasihi kalian secara nyata, dan salah satu bentuknya adalah dengan menegur kalian.

Kami nggak mau kalian jadi anak-anak yang manja, lembek, suka menuntut, dan memiliki iman yang kerdil. Nggak! Tapi kami ingin agar kalian jadi teladan buat orang-orang di sekitar kalian, jadi completely committed follower-nya Tuhan Yesus... :)

Once again, we love you, our amazing grace from God, our future children ^^


From your beloved future Papa-Mama :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar