Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Jumat, 14 Oktober 2011

Yoshiro

Mana yang lebih penting, studi, pelayanan, atau cinta?


“I want to be with You, a little bit more. I want to be with You, a little bit more...”


Dering SMS yang berasal dari HPku mengalun dengan indahnya, saat aku sedang berada di atas tempat tidurku setelah saat teduh *hoho~*

“Bzz... siapa, sih? --" Mau tidur malah diganggu,” gumamku sambil membuka SMS itu. Kupikir dari Akane, sahabatku. Kadang - kadang dia mengirimiku SMS di malam hari, waktu aku mau tidur *dan membuat tidurku nggak nyenyak...*
“Yoshiro? batinku saat melihat nama si pengirim SMS. Yoshiro, salah satu kakak rohaniku dan kakak kelasku.
“Yumi, ehm... Kalau kamu mau, datang ke Bible Class di gereja ya :) Nanti kamu bisa belajar banyak tentang Fir-Tu. Hhe~ ajak teman juga boleh :D - Yoshiro”


Oh, Bible Class. Ya, itu semacam tentang pendalaman tentang Alkitab. Jujur, sih, aku ingin ikut. Tapi, masalahnya, jadwalku terlalu padat *dan aku harus fokus dalam pelajaran*.


“O, sori. Aku, sih sebenernya mau ikut. Tapi, jadwalku nggak mendukung *haha!*. hhe... tahun depan mungkin aku bisa ikut ^^. Memangnya kenapa? – Yumi”


2 menit kemudian, masuklah SMS balasan Yoshiro.


“Oh, ya udah. Nggak kenapa – napa og. hhe~ GBU :) - Yoshiro”’


Entah kenapa, aku merasa ada yang aneh dari Yoshiro. Aaahh~ lupakan saja! --" Aku pasti melamun!


***


“Haahhh? Kamu di-SMS begitu sama Yoshiro?!”
Akane berseru dengan suara yang *cukup* keras saat aku menceritakan SMS dari Yoshiro kemarin malam. Bzz... Seruannya bisa didengar oleh banyak orang di gereja Sabtu sore ini *untung nggak banyak orang. Wkwkwk~*
"Iya --" Santai aja, kenapa sih?” aku nggumun sama Akane.
“Ahahahaha~ XD wahh... pertanda, nih!” kata Akane. Ia bersandar di balkon depan ruang ibadah remaja.
“-3-“ Pertanda apaan?” tanyaku heran.
“He loves you!” jawab Akane *langsung, keras, dan... mantap*


Aku = ... *shocked* halo~ bangun, Akane! Eh, tapi kalau ada orang yang suka sama aku, bagus juga :D


“Woi, siapa yang suka sama Yumi?” tiba – tiba ada seorang cowok yang melongokkan diri kemari. Dialah Heiji, salah satu personil band gereja kami.
“Oh, bukan apa – apa, kok. Hehe~ :3 Biasa, Akane ini kadang suka mengarang cerita yang nggak jelas kebenarannya XD” jawabku *menghilangkan rasa salting*
“Yumi, boleh aku bicara denganmu sebentar?”


Aku menengok ke sumber suara barusan. Yoshiro berdiri di belakang Heiji dengan rasa yang tidak nyaman *atau mungkin aku yang merasa begitu...*


“Ehm, boleh. Sekarang juga?” kataku sambil tersenyum.


Akane yang berada di dekatku langsung berbisik,
“Kamu pasti senang sekali, diajak fansmu kencan :P”


Aku menjawab, “--“ Akane, kalau tebakanmu sampai betul, aku nggak akan memaafkan diriku sendiri.”


“Yoshiro! Nanti ngomongnya yang sungguh – sungguh, ya! Kalau berhasil, kamu kutraktir, deh!” tiba – tiba Heiji berkata sambil mengacungkan kedua jarinya, membentuk huruf V (victory!).
“Oke, terserah deh. Aku, sih nggak berharap berhasil..,” Yoshiro melengos.




HALO, ORANG – ORANG SEDANG MEMBICARAKAN APA SIH?!


***


Yoshiro mengajakku ke depan pintu gedung gereja. Tepatnya, di dekat pohon mapel yang kini sedang berguguran dengan indahnya *how lovely!*


“Ada apa, Yoshiro?” tanyaku *heran, penasaran, dan... aneh*
“Yumi, ehm... Aku sebenarnya nggak mau membicarakan ini sekarang. Tapi, berhubung aku ingin kamu memikirkan hal ini dulu, aku ingin, yahh... mengatakannya padamu duluan. Sekarang,” jawab Yoshiro.
"Yoshiro, kalau kamu nggak ngomong to the pointnya, aku nggak akan ngerti apa yang sebenarnya ingin kamu bicarakan --"” kataku.


Yoshiro tampaknya terserang nervous *dadakan*. Oh, baiklah. Aku akan kembali ke ruang ibadah.


“Yumi, ehm... Sebenarnya, sejak aku mengenalmu untuk yang pertama kalinya, aku merasa ada yang istimewa darimu. Kamu berbeda dari teman – temanmu yang lainnya. Kamu, ehm... jauh lebih baik daripada yang lain. Kamu mempedulikan teman – temanmu, kalau mereka dalam kesulitan, kamu pasti akan membantu. Apa, sih yang bisa membuatmu melakukan berbagai hal yang seperti itu?” tanya Yoshiro.


Oh, kukira dia mau mengatakan hal yang *menurutku* nggak masuk akal.


Give me oil in my lamp. Aku ingin agar minyak kasih Tuhan tidak habis percuma untuk menyalakan lampu kasih - ku di dunia. Aku ingin agar, yah... lampu itu berguna untuk yang lain ^^,” jawabku.


“Meskipun mereka melakukan hal yang tidak sepadan denganmu?”


Aku tersentak dengan pertanyaan Yoshiro barusan. Ehm, oke... waktunya untuk jujur *ups*
“Iya, kurasa. Memang, sih sulit. Tapi aku selalu meminta tolong pada Tuhan untuk menguatkanku untuk mengasihi teman – teman :D” jawabku.


Yoshiro tersenyum saat mendengar jawabanku. Dan balasan yang kuterima benar – benar mengagetkan.


“Karena sifatmu itulah, aku nggak bisa melupakanmu. Sifat ceriamu itu selalu membuatku untuk bersemangat menikmati hidup. Aku masih ingat saat pertama kali bertemu denganmu. Dulu kamu masih cukup polos *polos?! Zzz... terserahlah --"*. Tapi sekarang, nggak ada salahnya aku memilihmu untuk jadi anggota pemerhati remaja ^^,” kata Yoshiro.


Pemerhati? Oh, ya... Sewaktu camp di Denver, aku dan beberapa teman remaja dipilih untuk jadi pemerhati bagi teman – teman yang lain.


Oke, sudah selesai, kan? Aku ingin segera duduk, nih! *confused*






“Yumi, watashi aishite imasu!”




Hah?




Apa?


Yoshiro menyukaiku?




Aku pasti bermimpi! >.<


“Alasan pertama aku mengajakmu untuk ikut Bible Class adalah, agar aku ingin kamu semakin bertumbuh dalam Firman Tuhan. Bukan cuma tahu tentang pengetahuannya. Kedua, aku ingin agar kamu bisa membawa teman – temanmu untuk semakin mengenal Tuhan, karena aku tahu, bahwa kamu pasti bisa melakukannya. Ketiga, agar aku bisa lebih mengenalmu :D,” kata Yoshiro lagi.


Sekarang aku cuma bisa terpaku. Nggak bisa ngomong apa – apa. Daun mapel terus berguguran ke arah kami.


“Aku lega karena aku bisa segera mengatakannya padamu. Jawabannya nggak harus sekarang, kok. Aku tahu, kamu pasti sibuk dengan berbagai kegiatan di sekolah,” katanya sambil menatap langit sore.
“Maaf, Yoshiro.”


Tanpa pikir panjang, aku segera berkata begitu.


“Aku hanya ingin kita berteman dulu saat ini. Umurku belum cukup untuk, yah... kau tahulah. Walaupun sudah banyak temanku yang punya pasangan. Lagipula, aku masih ingin fokus untuk belajar dan mengenal Tuhan lebih dalam lagi. Maaf, ya,” kataku lagi.


Bukannya marah *atau meledak*, Yoshiro malah menggenggam tanganku.
“Aku senang, ternyata orang yang kusukai masih lebih mementingkan Tuhan dan studi :) Baiklah, kita berteman saja dulu. Kalau ada apa – apa, ngomong sama aku, ya :D” kata Yoshiro lagi.
Aku mengangguk, genggaman tangannya terasa lembut.


Tanpa sadar, sudah ada 2 orang yang berdiri di dekat kami. Heiji dan Akane!




Heiji = “Yoshiro! Anda berhasil! :D Nanti setelah ibadah kamu kutraktir, ya. Hahaha~”
Akane = “Ciee... Senangnya dirimu :D hoohoho~ Berita baru~”


Aku nyengir sambil mengajak Akane naik ke ruang ibadah. Genggaman Yoshiro masih terasa hangat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar