Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Senin, 27 November 2017

Mereka Juga Membutuhkan Cinta

Judul post di atas pernah kugunakan juga dalam tulisan yang dibukukan pertama kali oleh SMP-ku dulu hehe (thanks Pak Yudi dan teman-teman yang juga menulis dan membuat ilustrasi di Celoteh di Pojok Pikiran. Dan untuk Bu Seniwati yang menjadi inspirasiku :))


Dua minggu lalu, tepatnya tanggal 15 November 2017, aku ke sebuah SLB di daerah Wirobrajan, Yogyakarta. Nama SLB tersebut adalah SLB Helen Keller Indonesia--satu-satunya di Indonesia, gais!  So blessed when I visited them :) Aku ke sana buat masukkin surat izin observasi ke sana, dalam rangka tugas kuliah gitu (a.k.a. Psikologi Pendidikan Anak dan Remaja Berkebutuhan Khusus (PPARBK)). Sempet deg-degan karena belum pernah ke SLB sebelumnya, jadi ga ada bayangan lol.


Eh. Beneran.

Pas aku udah ada di depan sekolah (waktu itu udah jam 4 kurang, thanks to Integrasi Psikologi yang kuliah tamunya cuma sampe jam 3 :p), tiba-tiba ada cowo bukain pintu (dia mahasiswa, sih Kampusnya sama kaya' Ko T HAHA). Terus aku diarahin buat parkir sepeda motor di deket kebun. Abis itu aku nunggu dulu karena si mahasiswa dan temen-temennya masih wawancara sama pengurus SLB (dan asramanya).



Terus tiba-tiba,

ada anak cowo yang minta gendong.


Aku kan, sempet ngeliat dulu, "Wah, ini low-vision sama tuna rungu, ya?". Soalnya dia ga ngomong kalo mau digendong.

Dan entah kenapa, aku refleks nggendong dia *untung dirimu ringan, Dek huhu*. Padahal biasanya aku mah ngibrit wkwk. Terus dia minta diturunin.


Abis itu, gurunya dateng. Aku jelasin keperluanku di situ. Singkat cerita (puji Tuhan), aku dan temen-temenku (bertiga) dikasih izin buat observasi dan wawancara di sana. FYI, ada beberapa ketentuan yang harus kami taati sih. But it's okay, karena sebagai mahasiswa psikologi... kami pun paham kalo mereka butuh privasi :)

Nah, Senin paginya (20 November), aku--begitu sampe di Lempuyangan--langsung ke SLBnya itu. Di sana udah ada Tyak sama Ilah yang observasi. Abis itu, kami wawancara sama guru yang mengajar di kelas anak yang kami observasi. Puji Tuhan berjalan dengan lancar :D yay! Abis itu, kami balik ke kampus karena masih ada kuliah wkwkwk.


Satu hal yang aku pelajari di sana adalah... betapa anak-anak dengan tuna ganda juga membutuhkan kasih sayang, sama kaya' kita. Guru-guru di sana juga butuh perjuangan besar dalam mengasihi mereka. Tapi aku selalu keinget statement yang diomongin seorang guru,


"Yang terpenting itu ada hati buat melayani anak-anak, kok. Kalo nggak ada panggilan di sini, yaa bakal susah ya."


Kita punya panggilan di ladang pelayanan masing-masing. Ada yang jadi guru kaya' para pengajar di SLB itu, ada yang terpanggil buat melayani sebagai dokter, arsitek, penulis, ahli gizi, psikolog, hamba Tuhan, bahkan jadi ibu rumah tangga... Apa pun itu, ketika kita menjalani panggilan kita dengan sepenuh hati, akan ada banyak orang yang terberkati :) Orang bisa merasakan perlakuan yang dari hati dan yang enggak kok ehehe.


Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
(Kolose 3:23 (TB))


"Yaelah. Itu mah anak-anak tuna ganda. Jelas butuh effort gedhe. Ha kalo sama yang normal mah santai jha."



Normal secara fisik bukan berarti sehat secara psikis :)

Ini yang aku pelajari selama berkuliah di jurusan Psikologi selama (hampir) lima semester. Tapi tahukah teman-teman, di luar sana, ada


mereka yang ditolak keluarganya karena memiliki bentuk fisik tidak sempurna
mereka yang terlalu ambisius menjadi creme de la creme (terbaik dari yang terbaik), lalu tertekan oleh pikiran mereka sendiri
mereka yang ingin bunuh diri karena mengalami kegagalan (yang dianggapnya) fatal
mereka yang kehilangan arah karena mengalami masa perceraian
mereka yang di luar bisa tertawa lebar, tapi di dalam menangis diam
mereka yang memiliki masalah bentuk tubuh
mereka yang kesulitan mengontrol emosi
mereka yang merasa rendah diri karena tidak ada orang yang mau menjadi pasangan hidupnya
mereka yang berkutat dengan tugas dan rutinitas, hingga tidak memiliki waktu berkualitas bersama keluarga dan diri sendiri
mereka yang... (silakan teman-teman isi sendiri)


Dan cinta yang dapat memuaskan mereka bukanlah cinta dari manusia.
Bukan.
Tapi cinta dari Tuhan.





Dan cinta dari Tuhan baru bisa tersalurkan pada mereka ketika kita memenuhi panggilan-Nya untuk mengasihi.
Made by Aoifide Artworks =)






Maukah kita meresponi panggilan Tuhan untuk menyalurkan cinta-Nya pada orang lain--dalam bidang apapun dan dalam situasi apapun?





Cheers!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar