Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Sabtu, 03 Oktober 2015

Anugerah = Giveaway (?)



Setelah sibuk ke sana-sini, belajar banyak tentang psikologi, terutama tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) (haha!), akhirnya ada juga kesempatan buat nulis-nulis lagi waktu di rumah (cuma pulang sekali doang bulan ini :’ #sigh). Yee~


Untuk kalian yang aktif di medsos, terutama Instagram, aku yakin kalian cukup sering baca caption tentang giveaway. Yang dijadiin hadiah juga macem-macem (kebanyakan sih, baju, notebook, kit untuk pendidikan anak, buku, casing HP/tablet/dsb.). Siapa coba yang nggak mau ketinggalan buat ikutan giveaway kaya’ gitu? Well... pasti banyaklah yang suka ikutan giveaway semacam itu. Termasuk aku! :p Aku cukup sering ikutan giveaway, dan hampir selalu gagal (haha). Aku sempet sih, menangin case dari lomba foto di Instagram. Tapi sayangnya, di tokonya belum ada case untuk merk HP yang aku punya. Itu kan nyesek banget #nangisbombay. FYI, case-nya itu udah masuk ke waiting list sih. Yaaaaaa semoga case-nya segera ada dan case-nya itu bisa dikirim ke tempatku (baca: jangan lupa ongkirnya #nahlho!) :))




Mungkin gara-gara aku hampir selalu nggak menang giveaway, aku sampe- sampe mikir, “Gimana kalo seandainya anugerah Tuhan itu cuma giveaway doang? Tuhan ngasih kesempatan orang-orang buat bisa dapet giveaway itu, tapi Dia cuma ngasih anugerah-Nya ke orang-orang tertentu?”

Ya ampun, aku kesannya kok jahat banget ya :’ huehe. Eh tapi seriusan lho. Coba deh, kita pikir bareng-bareng. Gimana kalo seandainya Tuhan cuma memberikan anugerah-Nya cuma ke orang-orang tertentu? Mungkin aja kan, Dia cuma memberikannya ke orang-orang kaya, yang pinter, yang cantik/cakep, tapi mereka yang di luar kriteria itu malah menderita terus? Nggak bisa ngerasain kasih Tuhan?


NO!! BIG NO! Tuhan kita bukanlah Pribadi yang pandang bulu! Dia adalah Tuhan yang mengasihi kita apa adanya. Dia adalah Bapa yang menyayangi kita lebih daripada yang bisa dilakukan para ayah di dunia (tetep aja, seorang ayah seharusnya menunjukkan citra Bapa kepada anak-anaknya, bukan cuma omong doang kalo, “Bapa itu sayang sama kamu, Nak” tapi dia cuma bisa mukulin anaknya doang #ehsalahtopik)! Kasih-Nya yang menyelamatkanmu dan aku adalah kasih tanpa syarat. His unconditional love shows how much His love to the world.... jadi jangan pernah meragukan kasih, anugerah, dan berkat-Nya ya :)



“Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku...semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!”
(Yesaya 43:1b,7)


Ada 7 milyar lebih orang di dunia saat ini, dan Tuhan mengetahui semua hal di dalam diri orang-orang di dunia, termasuk kita! Betapa kita tidak bersyukur saat menyadari bahwa Dia adalah Tuhan, Bapa, dan Sahabat yang bisa kita percayai melebihi apapun yang ada di dunia ini? Bro and sist, kehadiran-Nya di dalam hidup kita bukan hanya sebuah giveaway, yang kita dapatkan dengan banyak usaha (dan dengan berbagai kemungkinan yang ada). NO! Bukan itu! Kehadiran-Nya adalah anugerah yang harus kita syukuri setiap hari. Belajarlah untuk tidak melupakan hal-hal sederhana yang telah Dia berikan kepada kita, karena lewat hal-hal itulah... kita akan selalu diingatkan untuk terus bersyukur kepada-Nya :)


Nah, ungkapan syukur itu juga bisa kita lakukan dengan menjadi saluran berkat bagi orang lain. Yes, berkat Tuhan itu harus terus mengalir. Sama seperti sungai yang mengalir dari hulu ke hilir (atau kebalik...?), kita pun juga harus menjadi saluran berkat bagi siapapun, entah di mana letak saluran yang harus kita bawa. Don’t keep your blessings for yourself! Share it with the other, and let them see Christ’s glory in your life.



“Pakailah aku, jalan berkat-Mu, memancarkan cahaya-Mu!

Buatlah aku, saluran berkat bagi siapa yang risau penat.”
(Di Jalan Hidup yang Lebar Sempit—NKB 200)


Anugerah-Nya bukanlah giveaway yang dilombakan. Anugerah adalah bukti betapa Sang Penulis Hidup kita sangat mengasihi kita, bahkan rela mati disalib demi menyelamatkan kita dari hukuman kekal. Apakah kita mau menyimpan kabar sukacita itu untuk diri kita sendiri?


Selamat merenung, dan selamat berdinamika dalam menjadi saluran berkat! :)




Papi JC, makasih untuk semua hal yang udah Papi kasih ke aku
Makasih juga untuk dia yang rela jadi ‘obat rawat jalan’ku
gara-gara masalah giveaway itu (hehe :p)
Tolong aku, Pi, untuk terus jadi saluran berkat bagi siapapun yang ada dalam hidupku
Let them know You from my life, so they will glorify Your name :)
Oya Pi. Tolong kasih kesempatan dong buat bisa menang giveaway :’) #eh
In Your precious Name, I pray. Amen!


NB: Kalimat terakhir dari doa di atas terinspirasi dari Prayercast-Suriname (belajar buat selalu mencantumkan sumber ya :)) bukti menghargai karya orang lain hehe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar