Aku langsung duduk
di depan Kak Fuyuki yang (mungkin) heran dengan sikapku.
Hari Sabtu, jam 10
pagi, Mocca and Espresso Cafe
Oke, setelah
kemarin malam aku memberitahu waktu untuk ngobrol, kami berdua akhirnya bisa
duduk berhadapan di kafe ini.
"Kamu mau
pesan apa? Biar aku yang traktir," kata Kak Fuyuki sambil membaca menu.
Berhubung sekarang aku lagi suka sama yang namanya cafee latte, akhirnya aku memesan minuman itu, dan donat serba coklat (saya, kan coklat mania :D)
Setelah 15 menit berlalu, akhirnya pesanan kami datang juga.
"Hore~!!"
aku berseru kegirangan sambil tersenyum senang.
Kak Fuyuki tersenyum, "Akane suka coklat, kan?" tebaknya. Aku mengangguk senang sambil mulai melahap (eh, menikmati) donat-donat itu.
Sambil menyeruput espresso-nya, dia berkata, "Kamu mirip banget sama adikku. Dia juga suka coklat. Padahal, aku malah nggak suka coklat sama sekali."
"Oh, begitu. Jadi, sebenarnya apa yang mau Kak Fuyuki bicarakan?" tanyaku.
...
Suasana hening seketika.
"Eh, ngg... itu, aku ingin bertanya. Apa kamu masih ingat dengan yang namanya Wataru?" tanyanya.
Aku memiringkan
kepala, "Wataru siapa, sih?" tanyaku.
"Wataru Yoshida," jawab Kak Fuyuki.
GLEGAR
Dialah kakakku. Wataru Yoshida.
Aku mengangguk kecil, "Iya. Memangnya kenapa? Kamu temannya? Sahabatnya? Atau orang yang meminjamkan rumah untuk ditinggalinya?!" berondongku sambil setengah panik. Yah, aku masih ingin bertemu dengannya. Harus kuakui...
Kak Fuyuki tertawa kecil. "Ya, nggak seperti itu, sih. Hehe~ Kalau misalkan dia adalah aku?"
APA?
"Kak Fuyuki adalah Kak Wataru?" tanyaku tak percaya. Dia mengangguk.
Aku menggeleng kuat - kuat. "Nggak mungkin :P Kak Wataru bukan tipe orang yang suka jadi pemimpin seperti Kak Fuyuki," kataku.
Kak Fuyuki
menggeleng, "Nggak. Ini benar - benar aku, Akane. Aku Wataru, kakak
kandungmu. Apa, sih yang bisa jadi bukti bahwa aku memang kakakmu?"
keluhnya.
Aku berdiri, dan
menggeberak meja.
"Dengar, ya.
Tolong jangan bicarakan hal ini! Aku nggak mau buang - buang waktu
untuk memikirkan orang yang telah menyakiti orang tuaku! Lebih baik aku ikut bible class atau hiking saja," kataku sambil
kembali duduk.
Kak Fuyuki (atau
Kak Wataru?) menggenggam gelasnya. "Yah, oke. Terserah kamu saja, deh
:O" katanya sambil kembali meminum kopinya. Kemudian, dia membayar pesanan
kami di kasir. Ketika kulihat, wajahnya tampak kecewa. Apa itu gara - gara aku?
"Ayo Akane.
Sekarang kamu mau ke mana?" tanya Kak Fuyuki sambil mengajakku keluar.
Aku mengedarkan
pandanganku ke lantai teratas. "Ke toko kaset!" Jadilah kami berdua
naik eskalator, dan pergi ke toko kaset.
-0o0-
Seorang wanita
berusia 20-an menyambut kami. "Selamat datang. Ada yang bisa saya
bantu?"
Aku menjawab,
"Aku ingin mendengarkan lagu Above
All'nya Michael W. Smith. Boleh?"
Si wanita
menunjukkan letak kaset yang kumaksud. Kemudian, aku membawa CD itu ke VCD
Player. Sementara itu, Kak Fuyuki melihat - lihat ke arah pajangan kaset.
ABOVE ALL POWERS, ABOVE ALL KINGS
ABOVE ALL NATURE
AND ALL CREATED THINGS
ABOVE ALL WISDOM
AND ALL THE WAYS OF MAN
YOU WERE HERE
BEFORE THE WORLD BEGAN
ABOVE ALL KINGDOMS, ABOVE ALL THRONES
ABOVE ALL WONDERS
THE WORLD HAS EVER KNOWN
ABOVE ALL WEALTH
AND TREASURES OF THE EARTH
THERE'S NO WAY TO
MEASURE WHAT YOU'RE WORTH
CRUCIFIED, LAID
BEHIND THE STONE
YOU LIVED TO DIE,
REJECTED AND ALONE
LIKE A ROSE, TRAMPLED
ON THE GROUND
YOU TOOK THE FALL,
AND THOUGHT OF ME
ABOVE ALL
Oke, ini lagu
favoritku sejak dulu. Saat Kak Wataru masih ada di rumah, dan sering mengajakku
ke taman di dekat rumah.
"Akane?"
Kak Fuyuki membuyarkan lamunanku (Oh, bagus)
"Ayo kita
pulang." Dia mengajakku keluar toko.
-0o0-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar