Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Jumat, 19 Februari 2016

God is too Wise to be Mistaken

Jujur ya. Aku bingung mau kasih judul apa buat postingan blog kali ini. Udah lama nggak nulis ya, jadi sisi kreativitasnya udah mulai berlumut *ha ngomong apa aku ini :p hahaha*.


Tanggal 18 Februari kemarin, aku dan 12 anggota PMK ’15 fakultas pergi makan. Kami butuh refreshing biar kami nggak spaneng (baca: pusing) lalala~ #maafkanketidakjelasankumanteman :’) Nah, setelah makan-makan dan wefie itu, kami sharing satu sama lain. Dan aku jadi speechless setiap ada yang cerita. Ndengerin pergumulan satu sama lain, nge-pukpuk, dan merasa teberkati dari sharing mereka. Kami—mungkin—dikenal orang lain sebagai orang yang bisa tertawa tanpa masalah. But, no. We have problems.

Aku nggak akan nyebutin siapa punya masalah apa. Intinya, aku merasa pergumulanku kaya’ belalang di hadapan raksasa ._. Padahal aku sering ngeluh ini dan itu, tanpa tahu bahwa mereka punya pergumulan yang lebih besar dariku.

Waktu sharing itu, kami juga ngasih tahu pokok doa yang ingin didoakan. And I feel blessed with it :) Nggak nyangka bisa punya sodara-sodara seiman yang bisa saling menguatkan, mendoakan, dan mengingatkan. Bersyukur banget karena di samping temen-temen di RemPemCo (komunitas remaja-pemuda di gereja), ada mereka di kampus :)

Sharing-sharing itu jadi bikin aku inget sama sebuah ayat yang menceritakan tentang Paulus dan pergumulannya. Baca 2 Korintus 12:1—10 dulu, yuk :) Kalo udah, perhatiin ayat 7 sampai 10.

Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena pernyataan-pernyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Tentang hal itu aku sudah berseru kepada Tuhan, suapa utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”
Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Paulus yang terkenal karena semangatnya dalam memberitakan Injil juga pernah mengalami pergumulan yang berat. Kalian bisa baca kisahnya di Kisah Para Rasul dan dalam surat-suratnya. Dia bahkan meminta Tuhan untuk mengambil “duri dalam dagingnya” itu. Tapi jawaban Tuhan bener-bener di luar dugaan. Bukannya mengambil duri itu, Dia justru berkata My love for you is sufficient, because My power will be completed in your weakness. (well, intinya begitu hehe). So, Paulus—dengan kasih karunia Tuhan—tetep setia melayani Tuhan, sampai akhirnya tiba waktunya untuk mengakhiri perjuangannya.

Aku nggak tahu apa yang jadi pergumulan kalian secara spesifik, tapi satu hal yang mau aku bilang adalah... percayalah kepada Tuhan senantiasa. Oke, kesannya memang klise ya. But this is the truth. Adalah lebih baik mempercayakan segala pergumulan dan masa depanmu kepada Sang Pencipta—yang telah mengetahuinya dan akan memampukanmu untuk melewatinya—daripada mempercayai dirimu sendiri—padahal kamu nggak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Sesulit apapun pergumulan kalian, percayalah bahwa Dia selalu ada dengan cinta-Nya yang akan menguatkanmu.

Hubungan pribadi dengan Tuhan bener-bener perlu banget buat dilakuin, guys and gals. Tapi ya jangan cuma dateng ke Tuhan waktu ada masalah doang :’) heheu. Selalu setia bersaat teduh dan berdoa untuk tahu apa yang jadi kerinduan-Nya atas hidupmu. Lewat pergumulanmu dengan Tuhan, hidupmu bisa jadi berkat :)

Jadi inget juga sama lagu yang dibilang Hesti, temen PMK. Jesus, It is You. Di tengah pergumulan yang kita hadapi, ada Yesus di sana. Dia tahu kok, kalo kita punya pergumulan. Tapi pertanyaannya, apakah kita bersedia menjalani pergumulan itu dengan percaya sepenuhnya kepada Tuhan? Atau kita ingin berjuang sendiri, menganggap bisa melewati semuanya tanpa pertolongan-Nya (lewat sodara-sodara seiman kita)? Di sinilah peran penting brothers and sisters in Christ. Mereka yang merantau pasti jauh lebih paham soal ini (tapi aku yang bolak-balik Solo pun juga sedikit paham kok, apalagi kalo pas nggak bisa balik :’) wkwk #curhat). Penting banget buat punya komunitas rohani yang bisa meng-handle-mu, apalagi kalo jauh dari keluarga dan tempat persekutuanmu sebelumnya. Kalo kamu ada masalah lalu bingung ke mana harus menceritakannya, siapa lagi kalo bukan komunitas pertumbuhan imanmu? (wahai kalian yang mau merantau, catat ini! huehehe).


“... karena Tuhan tidak pernah salah...” – Kak Bella, ketua PMK 2013


Cc: Dear Rossy, Atuy, Niken, Jyestha, Tiak, CL, Vinny, Yulia, Anggi, Hesti, Hanna, Ayas, makasi banyak buat makan-makan plus sharing-nya ^^ kita saling mendukung dan mendoakan yaaa~ buat Ezer, Prima, Fafa, Dimas, Frans, pankapan kita kumpul full team yuk :D semangat buat kuliah dan dalam aktivitas kalian! (y)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar