Maaf karena aku baru bisa menulis catatanku sekarang. Soalnya aku sibuk nih *dasar alibi XD*
Jumat (5 Oktober 2012) malam, ada seminar di gerejaku. Temanya ‘ Boy Meets Girl’, yang membahas tentang mencari teman hidup dan masa – masa pacaran (y).
Okee, nggak perlu lama – lama ya :D
Aku mulai dengan pertanyaan ini, nih. “Menurut kalian, pacaran itu apa, sih?”
Ehm.. Menurutku, sih.. Pacaran itu
membentuk sebuah hubungan khusus antara seseorang terhadap lawan jenisnya,
untuk saling mengenal satu sama lain, dan mempersiapkan pernikahan.
Nah, berikut adalah arti pacaran yang dibahas dalam seminar ini.
Pacaran adalah suatu usaha untuk mengenal dan menjajaki seorang lawan jenis sebelum
dijadikan pasangan hidup.
Kemudian, apa tujuan dari pacaran itu? :O
1. Mengenal lebih dekat seseorang
yang akan dijadikan pasangan hidup
2. Menjajaki apakah kelak bisa
hidup bersama.
Pak Nyoman sempat memberi.. memberi.. memberikan petunjuk agar kita dapat membuat kriteria – kriteria calon teman hidup kita. Beliau menyebutnya dengan A-B-C-D-E-F J
A (Age) = Umur
è
Bolehkah kita memilih teman hidup yang memiliki umur yang jaraknya jauh
dari umur kita?
*Nggak apa – apa, sih. Alkitab
nggak melarang, kok. Hehehe~ Cuma konsekuensinya, kemungkinan besar teman hidup
kita itu akan memiliki cara pandang yang berbeda dari kita.
*Normalnya, sih... Laki – laki jauh
lebih tua daripada perempuan. Oya, coba pikirkan kalau misalnya yang perempuan
lebih tua daripada yang laki – laki (istilahnya mbrondong XD)
Mungkin kalau umur mereka masih
20-30an, belum terlihat perbedaan yang mencolok, ya. Tapi, coba lihat kalau
umur yang perempuan sudah memasuki kepala 4. Besar kemungkinan kalau si laki –
laki akan ditanyai seperti ini sama teman – temannya (kalau lagi jalan – jalan sama
si perempuan, yang umurnya jauh lebih tua darinya).
“Eh, A. Siapa yang lagi jalan –
jalan sama kamu? Kakakmu, ya?”
#mak-jleb
Itu sebabnya Pak Nyoman menganjurkan agar yang laki – laki lebih tua daripada yang perempuan. Logikanya, nih.. Siapa yang lebih dulu diciptakan oleh Tuhan? Adam, kan? Hehe...
Antara laki – laki dan perempuan, jangan sampai kita memiliki jarak uur yang jauh dengan teman hidup kita. Yah.. Mungkin 1, 2, 3 tahun. Jangan sampai lebih dari 10 tahun, deh :X Ketuaan :S wkwkwk~ #kidding
B (Background) = Latar Belakang
è
Ada 2 jenis latar belakang yang harus dipikirkan, nih.
Pertama, ras (maaf, ya. Kalau misalnya ini agak menyinggung perasaan kalian.
Tapi, kalau direnungkan memang ada benarnya, sih)
*Bolehkah kita mempunyai teman
hidup yang ras-nya berbeda dengan kita? Boleh!
Alkitab nggak melarang, kok :D Tapi, ada konsekuensinya. Konsekuensinya itu...
Akan ada perbedaan budaya dan bahasa. Makanya bisa saja akan terjadi benturan
:X
(Jujur, ya. Aku sendiri nggak
pernah mikir sampai ke situ. Makanya,
waktu aku dengar itu, aku cuma mlongo
:O wkwkwk~ Kaget banget, sih. Tapi beruntungnya, aku bisa jadi lebih hati –
hati dalam membuat kriteria teman hidup. Hehehe... ^^)
Kedua, keluarga
*Sistem keluarga kita di dalam keluarga itu berbeda – beda. Wkwkwk~#it’s a fact. Karena itulah, bisa saja akan ada perbedaan di antara kita dengan teman hidup kita – saat akan membentuk sebuah keluarga. Siapkah dengan konsekuensi itu?
C (Character) = Watak /
Sifat
è
Tuhan menciptakan setiap manusia dengan sifat – sifat yang berbeda.
Termasuk sifat kita dengan teman hidup kita kelak.
Nah, siapkah kita untuk menerima
karakternya? Siapkah kita untuk dapat saling mengisi karakter yang mungkin
kurang darinya? Jangan sepelekan apa itu
yang namanya karakter!
D (Devotion) = Kesetiaan
– Ketaatan pada kewajiban (Penyerahan
Diri)
è
Pacaran nggak harus berakhir dengan pernikahan, kok. Tapi, kalau kita
sudah memutuskan untuk berpacaran dengan si A, kita harus bersiap untuk diikat
:X Kita harus setia!
Kata guru Fisikaku (sewaktu membahas angka penting), kalau kalian pacaran, kan, ya cuma sama satu
itu aja, kan? Angka tafsiran juga begitu... Pak Nyoman juga bilang begitu.
Kalau kita pacaran, ya ayo buktikan kesetiaan sama pacar kita. Sama si A ya
sama si A J
E (Education & Economy) = Pendidikan dan Ekonomi
è
Pertama, pendidikan
*Kodratnya, yang laki – laki itu berpendidikan tinggi. Tapi,
nggak ada salahnya sih, kalau yang perempuan itu yang lebih tinggi pendidikannya.
NB: Asalkan pendidikannya nggak terlalu drastis jaraknya.
Contohnya...
Misalnya si A itu pendidikannya sampai S3, tapi si B itu pendidikannya cuma sampai
SMP. Nah, apa nggak nje-jleg?
è
Kedua, ekonomi (eh, status
sosial)
*Kalau jarak status sosialnya telalu jauh... wah~ hati –
hati, nih. Bisa bermasalah, tuh! :X Siap nggak, kalau kalian punya teman hidup
yang nje-jleg status sosialnya?
F (Faith) = Iman
è
Walaupun ditaruh di paling akhir, bukan berarti iman itu nggak penting ya J wkwkwk~
*Baca 2 Korintus 6:14,
ya :D
*Rasul Paulus telah menuliskan bahwa jangan sampai kita
memiliki teman hidup yang tidak seimbang. Maksudnya bukan seimbang tinggi
tubuhnya, atau sama – sama terkenal, atau sama – sama keren. Bukan!! Bukan
itu!!
Maksudnya ‘seimbang’ itu, sama – sama memiliki iman yang sama
J iman yang sama – sama mencintai Kristus, mencintai Tuhan,
sudah percaya sama Dia (bahwa Dia adalah satu – satunya Tuhan dan Juru Selamat
satu – satunya). Begindong~ XD
*Jangan pernah
menjadikan pacaran sebagai sarana penginjilan!! JANGAN SEKALI - KALI
DICOBA!! #peringatan keras :X
*Permisi tanya lagi, ya. Kalau misalkan si A itu Katolik, dan
si B itu Kristen... Boleh nggak kalau mereka jadi pasangan hidup?
à Kalau ada salah satu yang mengikuti kepercayaan pasangannya sih
(misalnya, dari Katolik jadi Kristen. Atau bisa juga sebaliknya) nggak apa –
apa. Tapi kalau semuanya bersikeras untuk tetap di dalam kepercayaannya? Di
kemudian hari bisa timbul masalah, lho! Kenapa? Karena dasarnya saja sudah
beda! :X
-||-
Pilih pacar dengan 2S!! J
1. Seiman
2. Sepadan
à Seiman = mengaku percaya kepada Kristus. Oiya,
jangan lupa kalau gereja dan liturginya bisa
berpengaruh sama teman hidup kita. (masih
kurang jelas? Comment, please ^^)
à Sepadan = Perbedaan itu harus bisa saling mengisi, lho yaa J Jangan sampai perbedaan – perbedaan itu
terlalu jauh dan menimbulkan
masalah ><
--||--
Kalau begitu...
a. Kapan waktu yang tepat untuk berpacaran?
à setelah SMA J Bisa saja sewaktu kuliah sudah
pacaran. Soalnya, kalau di SMA itu biasanya cinta monyet. Meski nggak menutup kemungkinan kalau dari SMA saja sudah serius –
tentu saja mengarah ke hal – hal yang positif :D
b. Bawa dia dalam doa, kalau dia itu orang yang dikehendaki
Tuhan! ^^
c. Waktu untuk pacaran itu tergantung, ya.
à Bisa cepat, bisa lama. Idealnya sih... 2 – 5 tahun. Intinya, jangan terlalu
cepat (kalau nggak, nanti nggak bisa mengenal pasangannya lebih dalam), dan
jangan terlalu lama (kalau nggak, chemistry-nya
nanti bisa hilang. Sewaktu menikah, bisa saja mereka sudah nggak saling cinta
lagi #ups)
d. Buatlah syarat dengan urutan ROH – JIWA – TUBUH
à Roh = hubungan si A dengan Tuhan. Apakah
dia sudah percaya sama Kristus? Apakah dia melakukan disiplin rohani? Seberapa
dalam cinta-nya sama Tuhan? dst... (berkaitan dengan ‘F – Faith’ di awal
rangkuman seminar)
à Jiwa = sifat – sifatnya (berkatian dengan ‘A – E’ di awal rangkuman seminar). Apakah sifat – sifatnya bertentangan dengan firman Tuhan? Setiakah dia dalam hal – hal kecil? Bagaimana latar belakang keluarganya? dst...
à Jiwa = sifat – sifatnya (berkatian dengan ‘A – E’ di awal rangkuman seminar). Apakah sifat – sifatnya bertentangan dengan firman Tuhan? Setiakah dia dalam hal – hal kecil? Bagaimana latar belakang keluarganya? dst...
à Tubuh = buatku, sih... kondisi fisik nggak terlalu penting, ya. Ya...
Bersyukur kalau bisa mendapat teman hidup yang kondisi tubuhnya yang ideal J Kalau nggak, ya... Nggak apa – apa. Seenggak – enggaknya, dia nggak
meratapi kelemahan fisiknya itu ^^
--||--
Nahh...
Kita sudah sampai di sesi 2, nih :D ‘Rambu
– Rambu dalam Berpacaran’ J - 1 Korintus 6 : 19 – 20
è
Tubuh kita bukan milik kita, tapi milik Kristus ^^ Makanya, kita harus
memuliakan Tuhan :D Jaga kekudusan dirimu J
è Sekarang, bagaimana caranya agar dapat berpacaran dengan sehat?
è Sekarang, bagaimana caranya agar dapat berpacaran dengan sehat?
1. Harus punya ‘kontrol
diri’!
à Jangan kalah sama hawa nafsumu! ><
2. Waspadai waktunya!
à Berpacaran maksimal sampai jam 9 malam
Semakin malam seseorang berpacaran,
maka keintiman yang timbul-pun akan semakin besar :X
3. Waspadai tempat
berpacaran!
à Berpacaran di tempat terbuka (misalnya di mal, foodcourt, gereja.. Asalkan tempat itu ramai dan tempat itu
merupakan tempat yang baik J)
à Tempat yang berbahaya buat berpacaran = KAMAR di RUMAH dan TEMPAT KOS!
à Kalau mau pacaran di rumah, sih nggak apa – apa. Tapi ada batas –
batasnya! Maksimal sampai di ruang makan (itu kalau memang diundang makan :9).
Mau yang lebih maksimal lagi? Di ruang tamu ajaa~ :D
è
Hati – hati terhadap kelemahan pasangan kita!
1. Laki –
laki = mata dan jari tangan
2.Perempuan = kulit dan telinga
è
Ingat bahaya-nya! Hamil sebelum nikah/di luar nikah! :X
Makanya, kita harus
bisa kontrol diri! Jangan kelewatan!!
è
Omong – omong... Apa, sih akibat dari rasa takut dan ragu seumur nikah?
1. Dihantui
dengan rasa bersalah/ragu
2. Takut
terhadap masa depan K
Nah... Sekarang coba baca Amsal 5:21 J hehe~
--||--
Kalau begitu...
a. Bagaimana kalau misalnya ada perjodohan dari orangtua kita? Kita dijodohkan sama kerabat kita – yang belum tentu kita kenal sama dia?
à Bilang terus terang saja sama orangtuamu, tapi ingat! Bilang-nya yang
sopan, ya. Hehe~ walaupun kita
nggak setuju sama perjodohan itu, tapi percaya deh.. kalau mereka pasti memilihkan yang terbaik buat
kita J
b. Berdoa untuk teman hidup! ^^
Minta tolong sama Roh Kudus, untuk menuntun kita agar mendoakan teman hidup kita kelak, yang sesuai dengan
kehendak Tuhan.
--||--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar