Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Selasa, 29 Mei 2018

Apakah Hatimu sedang Disemuti?

Biasanya, semut itu identik dengan apa?

Gula?

Makanan manis?

Hmmm... Ya, ya, ya. Makanya ada peribahasa "ada gula, ada semut". Tapi bukan arti dari peribahasa itu yang akan aku ceritakan lebih lanjut :p But before you read below, make sure your heart and mental are ready to read my 'ew' story.


Oh ya, kusarankan buat nggak makan atau minum apapun karena itu bakal memengaruhi konsentrasimu juga. Nggak mau kan, tiba-tiba kamu menyemburkan apa yang kamu konsumsi? :p


Siap?


Oke. Selamat membaca!



--**--


Karena hari ini (29 Mei 2018) libur, aku memutuskan buat belajar Metode Penelitian Kualitatif yang akan diujikan besok jam 1 siang membersihkan kamar kosku. Selain karena aku ingin mengganti suasana rak buku dan meja belajar, aku juga ingin mencari tahu apa yang menyebabkan banyaknya semut yang melintas di kamarku. Nggak cuma yang kecil, banyak yang item terus gedhe pula. T___T Kayaknya dalam sehari aku bisa menyapu lebih dari tiga kali demi mengusir semut-semut itu.



TAPI TERNYATA ITU NGGAK CUKUP.


Dan bener; tiba-tiba waktu aku digerakkan (wahahaha tapi seriusan, aku sama sekali nggak ada niat sebelumnya) buat buka lemari penyimpanan bahan makanan (such as tepung maizena, garam, gula, dll.), di situlah aku dikejutkan dengan....

1. ternyata aku punya gula, sodara :p Udah lupa sama sekali soalnya wahahaha



2. BANYAK SEMUT ITEM TERUS GEDHE DI SITU!!!!!!



'Ku ingin marah, melampiaskan, tapi 'ku hanyalah sendiri di sini... #malahnyanyiduh


Singkat cerita, aku langsung bersihin itu lemari -.-" Dan yaaa.. walaupun malem ini seenggaknya jumlah semutnya udah mulai berkurang, tapi aku tetep aja nggak habis pikir kenapa masih aja ada itu semutnya (padahal gulanya juga udah kubuang, walaupun eman-eman huhu). SOMEBODY PLEASE HELP ME!! Hayati lelah ngusir semut-semut yang ajubile banyak betss :(( (makasih Nina yang udah sempet jadi temen curhat soal ini hahaha). Anyway, nggak perlu bukti foto ya. Saya aja gilo ngefotonya. Apalagi kalian wkwk.


Ha njuk trus ngapain nulis ginian? Bersihin lagi sono kamarnya!

Iya, besok aku pasti bersihin lagi, kalo aja lusa nggak ada ujian. Tapi pas aku bersih-bersih tadi, Tuhan bilang gini,

"Hatimu itu juga rentan kayak lemarimu, lho. Bisa disemutin."



Lah, kalo nyemutinnya karena akunya yang manis (HAHA waton) mah gapapa wkwkwk... Ya kan? Tapi yang dimaksud Tuhan bukan soal sisi positifku yang bisa bikin orang get inspired. God told me about the danger of... keeping someone's failure inside my heart!

Tanpa disadari, otak kita bekerja dengan luar biasa lho, Guys. Dia bisa mengingat banyak hal positif, tapi minusnya, justru hal negatif yang paling mudah diingat dan terpampang waktu kita bersinggungan dengan stimulus yang negatif juga! Pardon of my memory of psychology yang sok tahu: itulah kenyataannya. Sejak manusia jatuh dalam dosa, manusia cenderung lebih mudah mengingat apa yang buruk daripada yang baik. Nggak heran itu pula yang bikin pola pikir kita terhadap Tuhan jadi nggak bener... kalo Dia nggak memberikan Yesus Kristus sebagai Pemulih Hubungan kita dengan-Nya.


Sama seperti gula yang disemuti itu, kesalahan-kesalahan yang kita pendam tanpa diselesaikan secara total akan membuat kita jadi jijik saat menyadarinya. Mungkin kalo cuma satu-dua kali memendam kesalahan seseorang, kita bisa aja bilang, "Ah, ini mah B aja. Salah dia sendiri, kok ya nyakitin aku."


Berhakkah kita berpikir demikian?

NGGAK.


"LOH, KENAPA!? DIA LHO, UDAH BIKIN AKU KECEWA. APA DIA NGGAK MIKIR KALO AKU JADI PUNYA TEKANAN BATIN GARA-GARA KONFLIK SAMA DIA!? BIARIN DONG, KALO AKU BALES!" #sekali-kali capslock jebol gapapa ya, just in case if this sentences relate with you


Oh, iya. Pertanyaanku kurang lengkap. Harusnya gini:


Berhakkah kita, yang telah ditebus dengan darah Kristus yang mahal dan dilayakkan-Nya menjadi anak-anak-Nya dan pewaris sorga, berpikir demikian?


... silakan berpikir sebelum melanjutkan membaca tulisan di bawah ini.



Udah?


Oke.


--**--


Kalo kita udah tahu gimana citra Kristus yang mengasihi dan mengampuni segala dosa, terus apa yang harus kita lakukan?

... kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain,
sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
(1 Petrus 4:8 TB)


"Halah, itu kan di Perjanjian Baru, yang waktu itu Tuhan Yesus udah hadir ke dunia dan naik ke sorga! Tapi di Perjanjian Lama nggak ada yang begituan! Allah di sono kan, kejem nian."


Ya udah iya. Nggak usah fafifu, cuskeun buka Amsal 10:12.

Kebencian menimbulkan pertengkaran,
tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.

FYI, Amsal di atas related sama 1 Petrus 4:8 yang kucantumin sebelumnya, which means Allah kita adalah Pribadi yang konsisten! Kalo kita baca Alkitab lebih lanjut dan mendalam (bukannya cuma asal comot ayat), kita akan menemukan bahwa Dia adalah Allah yang sangaaatttt mengasihi dan Mahaadil :) Kalo Dia berhak untuk membinasakan manusia dalam sekali jentikan, tapi Dia memilih untuk menyelamatkan kita dari kematian kekal agar kita dilayakkan-Nya untuk menjadi ahli waris Kerajaan-Nya...

masihkah kita ingin membiarkan "gula" kita itu disemuti,
dan membuat kita enggan membersihkannya saking mati rasanya kita?


I hope not.


So, let's check our hearts! Apakah hati kita perlu dipulihkan dari luka-luka masa lalu? Apakah masih ada kesalahan maupun kebencian yang kita kubur dalam-dalam?


Guys, kita nggak bisa pulih dengan sendirinya. Kalo ada yang bilang "time heals", itu bohong besar :( Percayalah, waktu nggak akan bisa memulihkan, tapi hanya sanggup memendam luka sampai kita nggak peduli lagi sama perasaan orang lain.

That's why we need The True and The Only One Healer: Jesus Christ.


"Lha kalo akunya udah pulih, tapi aku masih nggak berani buat rekonsiliasi langsung sama temenku gimana?"

Good decision :) Iya, kita perlu keberanian buat bisa mengaku salah dan saling memaafkan, lho. Kalau kita pengen rekonsiliasi tapi nggak berani ketemu sama yang bersangkutan sendirian, kita bisa minta tolong ke pembimbing rohani (bisa kakak mentor/KTB/komsel/you name it, pembimbing komisi remaja/pemuda dll.). I'm sure they will help us gladly.

Tapi satu hal yang perlu kita ingat:

Hubungan yang rusak nggak akan bisa langsung pulih 100%,
karena sebuah pemulihan memerlukan proses dan keterbukaan hati.


Sama kayak aku yang perlu waktu buat bersihin lemari dan kamar berulang kali biar nggak disemuti, kita juga harus terus mau untuk dievaluasi, even when it's hurt. Mending luka sekarang biar bisa segera dipulihin, daripada dipendam dan berakar kuat sampai susah buat dicabutnya, kan? :)



I'm opening further discussion, in case you need it! (kalo mau kasih tahu cara ngilangin semutnya, I'll be glad to hear too!)



Setiap manusia di dunia pasti punya kesalahan
Hanyalah yang pemberani yang mau mengakui
Setiap manusia di dunia pasti pernah sakit hati
Hanya yang berjiwa ksatria yang mau memaafkan.

(Persahabatan - Sherina)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar