Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Kamis, 17 April 2014

Haruskah Ce Kuliah?



It’s in my opinion. So, if you feel you aren’t agree with mine, you can argue it :)


Beberapa hari yang lalu, waktu aku jemur baju, aku sempet nggrundel kaya’ gini:
“Ini badan masih capek sehabis dari pergi, dan harus njemur baju juga?? Oh mannn~” --> nggak penting juga sih kalimat ini :v


Well... tiba-tiba aku mikir gini:
“Kenapa juga aku kudu (harus—Bhs. Jawa) kuliah, kalo ujung-ujungnya jadi a housewife? Kan buang-buang uang to. *tapi aku nggak bilang kalo aku mau langsung married ya :p gile ajee wkwkwk*”


Dan tiba-tiba aku diingetin sama catatannya Grace Suryani yang judulnya “Tugas Wanita hanya Hamil dan Membesarkan Anak”. Ehm, nggak tahu juga sih, kenapa kok tiba-tiba diingetin sama catatan itu. Padahal isinya tentang peran ibu di dalam keluarga -_- Tapi setelah kupikir-pikir lagi... aku malah jadi kerasa mak-jleb :v wkwkwk

--> https://www.facebook.com/notes/tuhan-masih-menulis-cerita-cinta/tugas-wanita-hanya-hamil-dan-membesarkan-anak/10151921683877962



Gals, walopun kita masih sekolah (ato udah kuliah, ato mungkin juga udah kerja), kita tetep harus tahu kalo peran dari seorang ibu itu pentingggggg (!!) banget dalam keluarga.
Kenapa? Karena seorang ibu lah yang akan mengurusi sebagian besar keperluan rumah tangganya! Termasuk juga di dalam membesarkan anak-anaknya, melayani suaminya, bla bla bla.. (I haven’t been a housewife yet, so I can only describe a few of her roles :p).



Trus hubungannya sama judul tulisan ini apa coba, sama segala (segala katanya :v) tulisan tentang ibu di atas??


Nah, ada sebagian orang yang beranggapan bahwa ce itu nggak perlu sekolah sampai tinggi-tinggi. Karena (mungkin) mereka berpikir bahwa, “Paling nanti ce kerjanya cuma jadi ibu rumah tangga aja. Ngurus dapur, serve her family, belanja, de el el. Lah, kan brarti gelar dari kuliah nggak kepakai kan? So, kenapa dia harus kuliah setinggi mungkin (setinggi bintang :v #plak)?”


Padahal Galssssssssss, ada buanyaaaakkkkkkk ce yang bisa dapet banyak penghargaan (termasuk dari universitasnya)!! Contoh aja, Helen Keller. Walopun dia punya disabilitas yang (sebenarnya) bisa membuat dia nggak sekolah, tapi dia tetep tekun belajar, sampai akhirnya dia meraih banyak penghargaan semasa hidupnya (bahkan setelah dia tiada..).


Gals, ketika kamu kuliah, kamu akan melihat banyak hal baru. Yang namanya dosen lah, yang namanya paper lah, yang namanya skripsi (ato tugas akhir lah), dst. Bukan berarti aku bilang kalo kamu harus kuliah lho, nggak .__. Tapi akan lebih baik kalo kamu kuliah :) karena yang namanya cita-cita itu kan harus diraih setinggi bintang (karena ‘setinggi langit’ sudah terlalu mainstream :p). Dan juga tawaran pekerjaannya jauh lebih banyak kalo kamu kuliah – btw, aku nggak bisa ngomong banyak tentang perkuliahan, karena aku belum kuliah :B Jadi maaf kalo ada yang salah ya. Hehe ^^


Nah, kalopun ce kerja di rumah (ato bahkan jadi ibu rumah tangga aja), mereka pun bisa menggunakan apa yang mereka dapat sewaktu mereka kuliah. Contohnya mamaku. Beliau kerja di rumah sebagai ibu rumah tangga dan... dokter :B wkwkwk.. pasti harus selalu siap pergi memeriksa pasien saat jam menunjukkan pukul 2 dini hari :v Dan jelas, beliau lah yang pergi ke pasar, membeli kebutuhan sehari-hari, yang mengajari pelajaran sekolah kepada anak-anaknya (except me and my sister, because we study our lesson by ourselves :p), dan juga mengajari mereka bagaimana harus hidup di dalam firman Tuhan :)



Pasti sibuk banget kan yaaaaa :O :O Tapi beliau bisa mengatur waktu dengan baik. Beliau masih bisa meluangkan waktu buat ngobrol sama anak-anaknya, sama suaminya (alias papaku :B). She’s a wonderful mom, an amazing wife, a kindful doctor, a nice Sunday School’s teacher, etc. :) Ich liebe dich, Mutter! :D (y)


Sejak beberapa tahun yang lalu, aku janji buat jadi ibu yang baik buat anak-anakku kelak. Be a mom who teaches her children based on Holy Words, be a mom who teaches her children how to keep their purity, be an inspirational mom for them too :D



Kalo menurutku sih, ce perlu kuliah, karena alasan-alasan di atas :) Iya, biaya kuliah memang nggak bisa dibilang murah. Tapi kalo kita bener-bener mau kuliah, (padahal kita juga punya kesulitan ekonomi), pasti ada jalan :D
Beasiswa adalah salah satunya. Kalo nilai-nilai kita di sekolah bagus dan memenuhi kriteria mendapatkan beasiswa, we’ll get it. Hehe. Tapi itu semua kembali kepada kita kok. Apakah kita memang mau kuliah dengan sungguh-sungguh, atau apakah kita kuliah cuma karena formalitas aja?


Well... aku sih maunya jadi psikolog anak-remaja. Ada banyak anak-remaja yang (bisa dibilang) bermasalah terhadap lingkungannya. Entah itu karena faktor internal maupun faktor ekstrenal (haduh, serasa buat karya ilmiah bahasa Indonesia :p) wkwkwk..



Oya. Satu hal lagi. Sebelum kita tahu ke mana kita akan kuliah, kita harus tetap bergumul di dalam Tuhan. Ini hukum wajib :p haha. Ask God, “Which faculty should I choose? If I choose A faculty, will Your name be glorified? If I choose it, will many people be blessed? If I choose it, will many people know more about You?”.


Intinya, pilihlah fakultas yang sesuai dengan kemampuan dan minatmu (nggak mungkin kan, kamu bakal milih kuliah di Teknik Kimia, padahal nilai Kimianya nggak pernah tuntas KKM ._.), serta berdasarkan kehendak Tuhan :) kalo ortu menentang, tetap bawa pergumulanmu di dalam Tuhan. Tuhan pasti buka jalan. You must trust Him :D Good noon! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar