Follow Me @aoifideco

@aoifideco

Jumat, 04 Mei 2012

Surat jaminan - Pdt. Otto Hutapea

ohayoo :) barusan aku membaca sebuah post dari jesusisloveus.blospot.com :D post yang satu ini menarik banget buat dibaca. sumonggo XD


***


Empat orang pendeta yang belum menikah, mengikuti sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh sebuah keluarga yang merindukan agar anak wanita mereka yang cantik satu-satunya mendapatkan seorang suami yang dapat menjamin kehidupan anak mereka


Pendeta pertama: “Aku seorang pendeta yang memiliki gelar M.Th, M.Div dan Rektor sekolah alkitab. Aku yakin kita bisa ibarat seperti papan tulis dan kapur yang dapat saling mengisi dan memberkati, karena orang dapat membacanya...”


Wanita: (memandang dan menggelengkan kepalanya) “Kamu bilang kita bisa seperti papan tulis dan kapur? Lalu penghapusnya siapa? Bukankah sewaktu-waktu aku bisa digantikan orang lain karena dihapus oleh dia… :) ? Artinya: No.”

Pendeta kedua: “Aku seorang pendeta yang sudah memiliki gedung gereja sendiri, kami baru saja beli meskipun cicil…tapi aku jamin kamu pasti bangga punya suami pendeta sudah punya gedung gereja sendiri.

”Wanita: (memandang dan menggelengkan kepalanya) “Kalau kamu sudah punya gedung gereja. Aku ikut nyicil juga nggak? Yang artinya… you now that alias No!”

Pendeta ketiga: “Hello.. Aku seorang pendeta yang memiliki jemaat besar, saking besarnya aku baru mengerti bahwa tanpa pendamping yang mendampingiku..rasanya pelayananku pincang! Aku percaya kamu bisa mendampingiku… :) karena kita akan saling melengkapi..”

Wanita: (memandang pendeta..dari atas sampai kebawah dan memperhatikan kedua kakinya) “Kamu punya kedua kaki yang sehat yang Tuhan sudah berikan, berarti kamu hanya butuh aku kalau sewaktu-waktu kamu pincang alias dibuat ban serep! Kamu lebih cinta pelayananmu alias jemaatmu yang besar daripada istri dan keluargamu…. Hmmmm :) sorry: No!”

Pendeta keempat: (memandang dan memperhatikan wanita ini, tidak dapat berkata apa-apa. Agak nervous, dan mulai keluar keringat di dahinya, lalu memasukkan tangannya kedalam kantong bajunya dan mengeluarkan secarik kertas yang dilipat. Memandang lagi wanita itu dan memberikan kertas itu kepada wanita yang juga memandangnya bertanya-tanya dalam hati, jangan-jangan pria ini bisu?)

Wanita: (menerima kertas) “Kamu kenapa? Kok nggak bicara, bisu ya?” (dan mulai membaca kertas itu. Setelah membacanya, kemudian melipatnya kembali dan memperhatikan pria itu. Ada perubahan wajah yang tersenyum dan mata yang berkaca-kaca pada wanita ini) “Aku menerima dan memilih engkau menjadi calon suamiku... :’)”



Orang tua si Wanita begitu senang mendengar keputusan anak mereka, sebab mereka begitu percaya apa yang diputuskan anaknya adalah yang terbaik buatnya. Wanita itu menyerahkan kertas itu kepada orang tuanya untuk dibaca, tertulis disana:

“Ketika aku melihat wajahmu pada kertas persyaratan yang tertulis, aku tidak saja jatuh cinta. Tetapi aku memperhatikan dengan sungguh-sungguh persyaratan yang engkau buat pada kompetisi ini, yaitu: mendapatkan seorang suami yang dapat menjamin kehidupanmu.

Pertama: aku menulis ini bukanlah karena aku tidak dapat berbicara, tetapi ini merupakan sebuah surat yang kutulis dengan tanganku sebagai jaminan.

Kedua: Aku, menjamin tidak saja ketika engkau hidup dalam dunia ini, tetapi ketika engkau tinggalkan dunia ini aku menjamin bahwa, ‘Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu’ (Yohanes 14:2 )”



Orang tua wanita: “Benar anakku, pilihanmu tepat sekali. Bukankah kita sudah memiliki segala sesuatunya dalam hidup ini? Engkau seorang wanita yang memiliki pendidikan yang tinggi, ayah jauh-jauh menyekolahkan engkau untuk mendapatkan gelar Phd-mu. Rumah yang engkau miliki serta rumah yang ada saat ini semua adalah milikmu, dan bukankah engkau juga telah memiliki sebuah perusahaan yang besar, yang Ayah telah percayakan kepadamu dengan pegawai yang hampir tersebar disetiap kota besar dinegeri ini. Tetapi adakah dari keempat pria selain dari yang satu itu dapat menjamin ketika engkau tinggalkan dunia ini tetap dapat menjamin hidupmu? Terpujilah Tuhan yang telah memilih dan memberikan calon suami yang sederhana dan tetap berani berkata aku dapat menjamin hidupmu didunia yang fana ini dan yang akan datang.”



Orang tua wanita: (mendekati pendeta keempat): “Siapakah nama Bapa-mu yang ada pada kertas ini?”



Pendeta keempat: “Yesus Kristus…”



(sumber : GPdI Spread God's Word, jesusisloveus.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar