Sejak
beberapa minggu yang lalu, Tuhan ingetin aku kalo hidup seseorang itu ada
batasnya. Akan ada waktunya seseorang pulang kembali kepada-Nya.
Tanggal
13 Oktober lalu, Shu-shu-ku (Om dari
Papa) meninggal karena sakit paru-paru. Shu-shu-ku
itu tinggal di Balikpapan, dan Papaku langsung ke sana saat tahu kondisinya
udah parah banget. Rasanya udah telat banget buat bisa nyembuhin dia, apalagi
buat bawa dia balik ke Tuhan (panjang banget deh ceritanya). But praise the Lord, Shu-shu-ku ini mau terima Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat-nya, beberapa hari sebelum dia meninggal :’)
Kemarin
Jumat malam (28 November), adiknya adik kelasku meninggal karena tumor otak.
Padahal masih 9 tahun, kelas 3 SD, unyu, cantik :’’ nggak heran banyak yang
kaget waktu denger kabar duka itu #sigh
Mungkin
banyak yang bertanya, “Kenapa Tuhan memanggil mereka pulang di usia mereka yang
masih muda??”. Atau, “Apa Tuhan nggak mikir gimana sedihnya keluarga dan
teman-teman mereka waktu mereka meninggal??”, dan sebangsanya.
Guys,
Tuhan tahu apa yang terbaik untuk setiap orang yang dipanggil-Nya pulang. Mungkin
karena tugasnya di dunia telah selesai, atau karena penyakit yang dideritanya
nggak kunjung sembuh, atau karena alasan-alasan lainnya. Tapi sayangnya, nggak
semua orang melihat peristiwa itu lewat kacamata Tuhan. Nggak jarang mereka
menyalahkan Tuhan atas kepergian orang yang mereka kasihi.
“Kamu
nggak paham sih Vin, gimana perasaanku waktu orang yang aku sayangi meninggal!”
“Yang
nulis ini nggak peka banget ya!”
Duh
jangan mikir gitu Guys .__. Aku pasti juga akan merasa sedih (banget) kalo orang
yang aku sayangi meninggal (apalagi secara mendadak). But I believe that God knows better for him. (contoh postnya bisa
kalian baca di sini)
Aku
jadi inget sama seorang temen SD-ku yang udah meninggal gara-gara sakit usus
buntu. Waktu itu aku masih kelas 2 SD, tapi begitu tahu dia meninggal aku
langsung nangis (duhh namanya juga anak-anak -.-). Dan gara-gara peristiwa itu,
aku pasti langsung panik kalo lihat anak yang udah selesai makan langsung pencilatan (gerak ke mana-mana) ._.
soalnya setelah temenku meninggal itu, ada yang bilang ‘nah, setelah makan jangan lompat-lompat ya. nanti bisa sakit perut, ato
mungkin kena usus buntu!’ #duh
Emang
bukan hal yang mudah untuk merelakan seseorang yang kamu kasihi harus pulang
kepada-Nya. Tapi yang harus kita ingat, Tuhan yang memberi adalah Tuhan yang
mengambil lagi. He gives and He takes
away. Kita ke dunia nggak bawa apa-apa, dan waktu kita kembali pun kita
nggak bawa apa-apa. Semua yang kita punya sekarang itu milik Tuhan, jadi kita kudu jaga, kasihi, dan kelola dengan
baik :)
Masih
padha inget ceritanya Ayub kan? Dia
dikasih banyak cobaan sama Iblis, tapi Ayub sama sekali nggak menyalahkan
Tuhan. Padahal hartanya waktu itu udah habis, anak-anaknya meninggal semua sekaligus,
bahkan dia sakit parah. But what did he
say? “God gives, God takes away.
Praise the Lord!”
Ini
juga yang selalu aku ingat, terutama saat aku berada dalam situasi sulit. Apa
aku cuma akan bilang ‘God is good all the
time!’ waktu kondisiku baik-baik aja? Ato aku akan tetep bilang kalo Tuhan
itu baik saat kondisiku kacau balau?
Think again, Guys
:) Dan selamat berjuang di dalam membangun harapan dan impian yang hancur itu.
Percayalah, Tuhan selalu bersamamu. Yang harus kamu lakukan adalah menyerahkan
hatimu, mengizinkan-Nya untuk memulihkannya dari rasa kecewa dan patah hati
itu. And... walk with Him, karena Dia
tahu apa yang terbaik bagi kita... walaupun saat ini kita nggak ngerti sama apa
yang Dia mau :’)
Dedicated to my uncle and Fionna
Florencia
Though the people love you,
but The One who hugs you now loves you
the most.
See you on the eternal life :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar