“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah
kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”
(Matius 5:37 – TB © LAI 1974)
Kalo beberapa waktu yang lalu aku
menulis tentang sosmed, sekarang aku mau menulis tentang perkataan :)
Pernahkah kalian pengen sehariii
aja diem doang, nggak ngomong satu patah kata apapun? Kalopun mau jawab
pertanyaan juga singkat-singkat?
Well... aku pernah lhoh :p kenapa? Karenaaaa
aku merasa kalo aku ngomong itu nggak digagas sama yang lain, karena aku merasa
percuma aja kalo aku ngomong.
Tapi aku nggak tahan kalo kaya’ gitu terus :v jadilah aku yang
sekarang, yang cerewet kaya’ gini *banyak orang bilang kalo aku ini cerewet,
padahal sebenernya ya nggak juga sih lol!*
Tapi jujur nih, kadang kalo aku
kelewat cerewetnya, bisa-bisa aku ngomongnya jadi ngalor ngidul, ngomong macem-macem (dan kebanyakan nggak penting). Duh, parah parah...
Guys, kalo seandainya kita nggak
bisa menjaga perkataan kita, maka akibatnya bisa parah banget lho :O Tahu
istilah “perkataanmu adalah pikiranmu”, kan? Yap, fungsi dari perkataan kita
adalah sebagai sebuah sarana untuk menyampaikan pikiran kita. Dan jangan lupa,
pikiran kita itu berasal dari hati kita. That’s
why Lord teaches us to think in the good way, not in the bad one.
TAPI, pikiran kita itu bisa
berasal dari banyaaaaaakkkkk hal. Contohnya? Dari buku, internet, pengalaman
sehari-hari, bahkan bisa juga dari saat teduh (SaTe)! (hayo, siapa yang sampai
saat ini masih belum SaTe? :p). Wkwkwk.. Dari banyak hal itu pula, kita bisa
tahu tentang how to be a good child, a
nice student, a humble God’s servant, etc. (pokoknya yang baik-baik aja deh
XD).
Sayangnya, nggak sedikit orang-orang
zaman sekarang yang menganggap ini bukan perkara yang mudah ._. banyak orang
mikir, “Halah, this is my life. So there
are no rules for me! I’m free to choose what I want to do!”. Nggak heran
kalo apa-apa yang baik itu relatif. Di sini bisa dianggap benar, di sana bisa
dianggap salah. Di situ boleh dilakukan, di tempat lain kalo ngelakuin itu bisa
dihukum -_- uhh.
Kemarin Sabtu (baca: 5 April), di
persekutuan Remaja di gerejaku, temanya tentang dosa abu-abu. Hayoooo.. ada
yang pernah denger tentang dosa itu nggak? :P
Lah,
emang dosa bisa berwarna? Harusnya bisa kelihatan dong!
à
jadi inget chat di grup Whatsapp
bareng beberapa temen :p wkwkwk...
Coba aku sharing-kan di sini ya :)
*Waktu kamu mau ngelakuin
sesuatu, coba pikir ini:
1. Apa lewat tindakanku ini, aku
jadi batu sandungan?
2. Kenapa aku harus/mau ngelakuin
hal ini?
3. Siapa yang lebih kamu takuti,
Tuhan atau manusia?
*Jangan takut untuk melakukan
kebenaran, walaupun resikonya kita akan dimusuhi banyak orang!
*Well... apa sih, yang membuat adanya wilayah abu-abu itu?
1. Karena nggak ada peraturan!
(Hakim-Hakim 21:25)
2. Karena nggak tahu/nggak taat
peraturan (Roma 13:1-3)
Sebenernya sih, yang namanya dosa
itu sama semua. Nggak ada yang namanya dosa hitam, dosa putih, apalagi dosa
abu-abu! Nanti mah ada juga yang namanya dosa kuning, dosa hijau, dosa biru,
dst (malah jadi lagu) wkwkwk...
Trus,
hubungannya sama jaga kekudusan hidup apa coba? Apalagi ada hubungannya sama
kata-kata?
Guys, sekarang yang namanya
kata-kata itu semakin lama semakin berkembang. Dulu aku nggak tahu apa itu yang
namanya ‘woles’, ‘keles’ (yang artinya ‘santai’ dan ‘kali à
contoh: woles aja, kelesss; yang artinya ‘santai aja, kaliiii’) wkwkwk.. *efek
masuk sekolah negeri kali, ya :v*. Aku
memang agak kudet (kurang update)
sama yang beginian -.- hehe.
TAPIIIII, jangan salah. Bisa juga
ada kata-kata kasar yang sengaja diplesetkan jadi kata-kata yang (seolah-olah)
nggak apa-apa kalo diucapkan. Waduh! Ada buanyakkkk itu -___-
Dan di sinilah tantangan kita,
sebagai orang-orang Kristen, yang adalah PENGIKUT Kristus, dan bukan hanya
penggemar-Nya *efek mau Paskah ini :D*. Mengikuti Kristus adalah kebanggaan,
sekaligus salib yang harus kita tanggung. Termasuk bertahan di dalam kesetiaan
kita kepada Tuhan :)
Susah? Oh pasti! Sekarang dunia
jadi kebolak-balik, nih. Dulu, orang yang melakukan kesalahan bakal dihukum.
Orang yang seperti itu bakal ‘diasingkan’ dari temen-temennya. Lah sekarang?
Orang yang melakukan kebenaran malah ‘diasingkan’ balik! Haduh duh.. -___-
Dari
mana kita bisa menjaga perkataan kita dari hal-hal yang nggak bener?
Sama seperti yang udah kutulis di
atas, perkataan kita berasal dari pikiran, dan pikiran berasal dari hati. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa perkataan kita berasal dari hati (kangen silogisme
waktu kelas 10 :B). Otomatis hati kita pun harus terlindungi dari hal-hal yang
berlawanan dengan Fir-Tu, ya kan?
Dan
apa yang bisa kita pakai untuk jadi pelindung hati kita ini?
Guys, kita tahu bahwa hati kita
ini dikasih kepekaan sama Tuhan, kalo kita minta itu sama Tuhan. He’ll lead us for doing in His ways, not in
the other ones. Ketika kita mau
dibentuk sama Tuhan, pelan-pelan Dia akan membentuk kita menjadi semakin serupa
dengan-Nya.
Selama masa Pra Paskah, aku lagi
baca buku “Sacred Search” yang ditulis oleh Gary Thomas (masa Pra Paskah malah baca buku tentang ph ._. #parah). Dan di
situ, beliau menuliskan BANYAK hal tentang kekudusan hidup yang harus dijaga
oleh setiap orang Kristen (kalo dari buku itu sih, konteksnya tentang keep our purity for our journey-mates in
future). Aku diingatkan untuk tetap menjaga kekudusan hidupku, karena
memang itu yang Tuhan mau :D
So, kalo kita mulai merasa bahwa
menjaga perkataan kita itu sulit, coba ingat ini:
“Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya
bersih?
Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.”
(Mazmur 119:9 – TB © LAI 1974)
Firman Tuhan (alias Fir-Tu) akan
menolong kita untuk tetap hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Nah, inilah peran
SaTe itu :) we need a quality time with
God, bro and sist!
Dan juga, perkuat ikatan
kekeluargaan dan persaudaraan di dalam komunitasmu (di keluarga, di komsel, di
KTB, di dalam persahabatanmu, di komunitas Teen-Youth, etc.). Karena lewat
ikatan itu, kita juga akan dibina dengan baik :D dibina untuk menjaga kekudusan
hidup, terutama lewat perkataan kita. Pergaulan
yang buruk merusak kebiasaan yang baik, kata Rasul Paulus kepada jemaat di
Korintus.
Jadi, selamat berkata-kata dengan
bijak ya :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar