It’s
in my opinion. So, if you feel you aren’t agree with mine, you can argue it :)
Beberapa hari yang lalu, waktu aku jemur baju, aku
sempet nggrundel kaya’ gini:
“Ini badan masih capek sehabis dari pergi, dan harus
njemur baju juga?? Oh mannn~” --> nggak penting juga sih kalimat ini :v
Well... tiba-tiba aku mikir gini:
“Kenapa juga aku kudu
(harus—Bhs. Jawa) kuliah, kalo ujung-ujungnya jadi a housewife? Kan buang-buang uang to. *tapi aku nggak bilang kalo
aku mau langsung married ya :p gile
ajee wkwkwk*”
Dan tiba-tiba aku diingetin sama catatannya Grace
Suryani yang judulnya “Tugas Wanita hanya Hamil dan Membesarkan Anak”. Ehm,
nggak tahu juga sih, kenapa kok tiba-tiba diingetin sama catatan itu. Padahal
isinya tentang peran ibu di dalam keluarga -_- Tapi setelah kupikir-pikir
lagi... aku malah jadi kerasa mak-jleb
:v wkwkwk
--> https://www.facebook.com/notes/tuhan-masih-menulis-cerita-cinta/tugas-wanita-hanya-hamil-dan-membesarkan-anak/10151921683877962
--> https://www.facebook.com/notes/tuhan-masih-menulis-cerita-cinta/tugas-wanita-hanya-hamil-dan-membesarkan-anak/10151921683877962
Gals, walopun kita masih sekolah (ato udah
kuliah, ato mungkin juga udah kerja), kita tetep harus tahu kalo peran dari
seorang ibu itu pentingggggg (!!) banget dalam keluarga.
Kenapa? Karena seorang ibu lah yang akan mengurusi
sebagian besar keperluan rumah tangganya! Termasuk juga di dalam membesarkan
anak-anaknya, melayani suaminya, bla bla bla.. (I haven’t been a housewife yet, so I can only describe a few of her
roles :p).
Trus
hubungannya sama judul tulisan ini apa coba, sama segala (segala katanya :v)
tulisan tentang ibu di atas??
Nah, ada sebagian orang yang beranggapan bahwa ce itu nggak
perlu sekolah sampai tinggi-tinggi. Karena (mungkin) mereka berpikir bahwa,
“Paling nanti ce kerjanya cuma jadi ibu rumah tangga aja. Ngurus dapur, serve her family, belanja, de el el. Lah, kan brarti gelar dari kuliah
nggak kepakai kan? So, kenapa dia
harus kuliah setinggi mungkin (setinggi bintang :v #plak)?”
Padahal Galssssssssss, ada buanyaaaakkkkkkk ce yang bisa
dapet banyak penghargaan (termasuk dari universitasnya)!! Contoh aja, Helen
Keller. Walopun dia punya disabilitas yang (sebenarnya) bisa membuat dia nggak
sekolah, tapi dia tetep tekun belajar, sampai akhirnya dia meraih banyak
penghargaan semasa hidupnya (bahkan setelah dia tiada..).
Gals, ketika kamu kuliah, kamu akan melihat banyak hal
baru. Yang namanya dosen lah, yang namanya paper
lah, yang namanya skripsi (ato tugas akhir lah), dst. Bukan berarti aku bilang
kalo kamu harus kuliah lho, nggak .__. Tapi akan lebih baik kalo kamu kuliah :)
karena yang namanya cita-cita itu kan harus diraih setinggi bintang (karena
‘setinggi langit’ sudah terlalu mainstream
:p). Dan juga tawaran pekerjaannya jauh lebih banyak kalo kamu kuliah – btw,
aku nggak bisa ngomong banyak tentang perkuliahan, karena aku belum kuliah :B
Jadi maaf kalo ada yang salah ya. Hehe ^^
Nah, kalopun ce kerja di rumah (ato bahkan jadi ibu
rumah tangga aja), mereka pun bisa menggunakan apa yang mereka dapat sewaktu
mereka kuliah. Contohnya mamaku. Beliau kerja di rumah sebagai ibu rumah tangga
dan... dokter :B wkwkwk.. pasti harus selalu siap pergi memeriksa pasien saat
jam menunjukkan pukul 2 dini hari :v Dan jelas, beliau lah yang pergi ke pasar,
membeli kebutuhan sehari-hari, yang mengajari pelajaran sekolah kepada
anak-anaknya (except me and my sister,
because we study our lesson by ourselves :p), dan juga mengajari mereka
bagaimana harus hidup di dalam firman Tuhan :)
Pasti sibuk banget kan yaaaaa :O :O Tapi beliau bisa
mengatur waktu dengan baik. Beliau masih bisa meluangkan waktu buat ngobrol
sama anak-anaknya, sama suaminya (alias papaku :B). She’s a wonderful mom, an amazing wife, a kindful doctor, a nice Sunday
School’s teacher, etc. :) Ich liebe
dich, Mutter! :D (y)
Sejak beberapa tahun yang lalu, aku janji buat jadi ibu
yang baik buat anak-anakku kelak. Be a
mom who teaches her children based on Holy Words, be a mom who teaches her
children how to keep their purity, be an inspirational mom for them too :D
Kalo menurutku sih, ce perlu kuliah, karena
alasan-alasan di atas :) Iya, biaya kuliah memang nggak bisa dibilang murah.
Tapi kalo kita bener-bener mau kuliah, (padahal kita juga punya kesulitan
ekonomi), pasti ada jalan :D
Beasiswa adalah salah satunya. Kalo nilai-nilai kita di
sekolah bagus dan memenuhi kriteria mendapatkan beasiswa, we’ll get it. Hehe. Tapi itu semua kembali kepada kita kok. Apakah
kita memang mau kuliah dengan sungguh-sungguh, atau apakah kita kuliah cuma
karena formalitas aja?
Well... aku sih maunya jadi psikolog
anak-remaja. Ada banyak anak-remaja yang (bisa dibilang) bermasalah terhadap
lingkungannya. Entah itu karena faktor internal maupun faktor ekstrenal (haduh,
serasa buat karya ilmiah bahasa Indonesia :p) wkwkwk..
Oya. Satu hal lagi. Sebelum kita tahu ke mana kita akan
kuliah, kita harus tetap bergumul di dalam Tuhan. Ini hukum wajib :p haha. Ask God, “Which faculty should I choose? If I choose A faculty, will Your name be
glorified? If I choose it, will many people be blessed? If I choose it, will
many people know more about You?”.
Intinya, pilihlah fakultas yang sesuai dengan kemampuan
dan minatmu (nggak mungkin kan, kamu bakal milih kuliah di Teknik Kimia,
padahal nilai Kimianya nggak pernah tuntas KKM ._.), serta berdasarkan kehendak
Tuhan :) kalo ortu menentang, tetap bawa pergumulanmu di dalam Tuhan. Tuhan
pasti buka jalan. You must trust Him
:D Good noon! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar