NB: mungkin ini post paling ter-mellow
sejak aku mulai aktif di blog beberapa tahun yang lalu :p dan jangan mikir kalo
aku pengen cepet-cepet merid dan punya anak -.-
Kemarin *setelah sempet nggak aktif
beberapa hari gara-gara kuota data habis*, aku baca 2 post-nya C’ Cella. Dan nggak tahu deh, aku sempet mikir, “Gimana
kalo apa yang C’ Cella alami bakal aku alami beberapa tahun lagi? Bakal kuat
nggak??”
Di 2 post itu, dia nulis surat buat ‘anak’nya. Iya, surat buat ‘anak’nya
yang udah balik ke sorga sejak dalam kandungan :’) *suratnya ada 2 bagian*. She and her husband named it *aku lupa
waktu itu udah ketauan ce apa co -.-* as
‘Miracle’. Cerita selanjutnya bisa kalian baca di sini dan di sini hehe.
Well... dari dulu aku punya bayangan bakal
merid dan punya anak, tapi aku lupa sama kemungkinan terburuk kalo aku jadi a pregnant mom ._. it’s when you and your husband really want to have a child, but you
lost the fetus. Hiks. Secara manusiawi *dan secara jiwa keibuan*, siapa
yang nggak bakal sedih kalo kehilangan janinnya? Tapi aku inget sama apa yang
Ayub bilang, setelah dirinya kehilangan anak-anaknya, ternaknya, bahkan dikasih
penyakit,
“TUHAN
yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”
(Ayub 1:21b)
This is Kaleb! :) #verylatepost #familygathering2013 #GKI Coyudan |
That’s
why... aku lebih suka
bilang kalo ‘anak itu anugerah’, dan
bukannya ‘anak itu bonus’:) Tapi kadang... aku pengen punya anak-anak yang
sehat, bisa diajarin buat takut akan Tuhan, dididik, disayang, diajakin SaTe bareng-bareng,
punya family altar *karena di
keluargaku nggak ada yang begituan -_-*. Namanya manusia, wajar kan buat
berandai-andai? Hehe.
Well, mungkin ada yang bilang, “Gile, Vinia freak buangettt. Terlalu polos! Alim banget! Nggak mungkin dia bisa punya
keluarga kaya’ gitu!”
Lho, tapi justru aku maunya punya
keluarga yang kaya’ gitu kok :p ada pendetaku yang keluarganya punya family altar, mereka biasa SaTe bareng,
saling share dapet apa di hari itu...
dan yeahh, aku juga mau keluargaku
besok ada family altarnya :)
“Lah
kok kamu ya mau punya kaya’ gitu kenapa? Itu kan keluarga pendetamu. Ngapain kamu yang orang Kristen awam
ikut-ikutan?? Susah tahu!”
Alasannya adalahhhhh.. karena aku
sadar kalo zaman sekarang itu, peran orang tua dalam kehidupan rohani anak-anak
itu penting banget. Buktinya bisa kalian lihat di sekitar kalian :p iya, sih,
peran gereja dalam hal ini emang penting. Tapi jangan lupa kalo orang tua pun
punya peran yang sama. Jangan sampe ortu bener-bener lepas tangan di dalam
pertumbuhan iman anak-anak.
“Lhohhh
lha trus peran guru sekolah minggu apaan dong, kalo ortu yang ngajarin tentang
Alkitab ke anak-anak??”
Iya, peran ortu dan guru sekolah
minggu itu sama. Tapi kan, ada saat di mana ortu nggak bisa ngajarin tentang
Alkitab ke anak-anak *mungkin karena kesibukan*. Dan ada saat di mana guru
sekolah minggu nggak bisa mendampingi anak sekolah minggu mereka *karena banyak
anak yang orang tua mereka bukan guru sekolah minggu, misalnya*. Makanya itu...
the teachers and the parents should complete
their roles each other. Harus saling melengkapi :) ortu pun juga jangan
cuma nanyain, “Nyo, Nik, di sekolah
minggu tadi diajarin apa?”. Tapi juga harus ngingetin *dan kasih teladan :p
jangan cuma nyuruh aja* pelajaran yang didapat setiap hari :) *well, thanks for my mom who always shares her experience about Sunday School
at our church wkwk*
Aku yakin, beberapa tahun lagi, kalo
semakin banyak ortu yang nggak peduli sama kehidupan rohani anak-anak mereka,
uhmmm.. maaf kata ya, anak-anak mereka bakal semakin terseret arus duniawi :(
sekarang aja aku sering nggak habis pikir sama kondisi anak zaman sekarang
*lebih milih main game daripada ke
sekolah Minggu. Ato waktu sekolah Minggu malah asik chattingan~*. Nahhh 10 tahun lagi?? Pikiranku *dan orang-orang
lainnya* bisa habis beneran dong, gara-gara mikirin kondisi anak-anak 10 tahun
lagi! -.- *gajedetected*
Mungkin ada yang bilang, “Ini post apaan coba? Udah gaje, ditulis sama anak yang sok tahu tentang
anak-anak pula. Ih, whatever deh~”,
ato, “Yang nulis ini kan masih ABG kan.
Ngapain dibaca? Isinya nggak akurat. Nggak recommended.”
Oh well,
nggak apa-apa kok :) justru aku malah mengapresiasi mereka yang bilang gitu.
Kenapa? Karena justru aku diingetin buat nggak sombong :p dan supaya aku nggak
sok tahu haha!
-**-
Dear my future children,
Mama
tahu kalo kehadiran kalian kelak adalah anugerah Tuhan buat your future Papa (karena masih dalam pencarian dan mendoakan :) Mama nggak
mau sembarangan di dalam mencari seorang Papa buat kalian)
dan Mama. Makanya itu, Mama dan calon Papa kalian itu nggak mau sembarangan
dalam mendidik kalian
*dear my future spouse, do you agree with me?
Hehe* :) Mungkin ada saat di mana kalian berpikir, “Kok,
Papa-Mama tega banget sih, marahin aku mulu? Kenapa mereka selaluuuuu
mencampuri urusanku?? Kenapa mereka nggak berhenti buat ngajarin SaTe ke
aku??”. But it doesn’t matter, my beloved
children. Justru seharusnya kalian
bersyukur karena kami bisa mendampingi kalian di dalam pertumbuhan iman kalian.
Mama aja nggak pernah tuh, diajarin SaTe sama Mak-Engkong kalian *diajarin sama
pembimbing rohani* :B
hehe.
Jangan
anggap bahwa teguran *dari yang lembut
sampai yang keras* dan pendisiplinan yang akan kalian alami itu
karena Papa-Mama kejam sama kalian. Tapi karena kami mengasihi kalian :) Penulis Amsal bilang, ”Lebih baik
teguran yang nyata-nyata daripada kasih yang tersembunyi” (Amsal 27:5). Ya, kami nggak
mau mengasihi kalian secara sembunyi-sembunyi. Karena bukan itu yang Tuhan mau.
Tuhan ingin agar kami mengasihi kalian secara nyata, dan salah satu bentuknya
adalah dengan menegur kalian.
Kami
nggak mau kalian jadi anak-anak yang manja, lembek, suka menuntut, dan memiliki
iman yang kerdil. Nggak! Tapi kami ingin agar kalian jadi teladan buat
orang-orang di sekitar kalian, jadi completely
committed follower-nya Tuhan Yesus...
:)
Once again, we love you, our amazing
grace from God, our future children ^^
From your beloved future Papa-Mama :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar