Buat dunia, cerita cinta itu harus romantis.
Setiap obrolan yang ada harus disisipi kata-kata dan
tindakan romantis. Harus ada ungkapan perhatian dari seseorang kepada
pasangannya.
Buat dunia, cerita cinta itu harus penuh tawa.
Setiap kali bertemu, sering kali ada kejadian lucu yang
bisa membuat seseorang tertawa dengan pasangannya.
Buat dunia, tokoh cerita cinta yang ideal adalah mereka
yang sempurna dari luar.
Mereka lebih mementingkan penampilan fisik daripada
karakter dan kerohanian mereka. Mereka akan lebih bangga untuk mempunyai ‘prince charming’ atau ‘beautiful princess’ yang tampan, baik,
pintar, kaya, daripada mempunyai pasangan yang biasa-biasa saja secara
penampilan. Walaupun mungkin, orang biasa itu justru mempunyai karakter dan
kerohanian yang lebih baik daripada orang yang penampilannya sempurna itu.
Buat dunia, penulis cerita cinta itu adalah seseorang
dan pasangannya.
Perasaan mereka lah yang menentukan jalan cerita itu.
Pusat cerita mereka adalah diri mereka sendiri.
Buat dunia, kadang cerita cinta itu berisi tentang
kerinduan seseorang kepada pasangannya yang ada di belahan dunia yang lain.
Masing-masing menyimpan rasa kangen seorang terhadap
yang lain, berharap agar sewaktu bertemu nanti perasaan itu bisa tersampaikan.
Buat dunia, pertengkaran dalam cerita cinta bisa membuat
perasaan seseorang down seluruhnya.
Bahkan, pertengkaran bisa memicu putusnya sebuah hubungan.
Buat dunia, putusnya hubungan menunjukkan bahwa seseorang
gagal mempertahankan cerita cintanya.
Dan terkadang, a
broken relationship justru membuat dia bisa bergonta-ganti pasangan. Atau
mungkin malah membuat dia takut untuk memulai cerita cinta yang baru.
Tapi... apa kata Tuhan tentang cerita cinta itu?
Buat Tuhan, cerita cinta tidak selalu bersifat romantis.
Kadang di dalamnya, ada masalah dan pergumulan yang
menguji seseorang dan pasangannya selama menjalin hubungan.
Tapi lewat masalah dan pergumulan itu, Tuhan ingin agar
keduanya menjadi semakin bertumbuh, dan semakin dewasa di dalam Kristus.
Buat Tuhan, kadang cerita cinta itu perlu air mata.
Ketika seseorang sedang bergumul tentang sesuatu yang
berat, pasangannya akan selalu mendukung pergumulannya. Bahkan mungkin, tidak
jarang keduanya menangis di hadapan Tuhan, meminta pimpinan-Nya selama mereka
berjuang untuk pergumulan itu.
Buat Tuhan, tokoh cerita cinta bisa saja merupakan
orang-orang yang biasa saja secara penampilan, atau mungkin mereka justru
mempunyai kelemahan fisik. Tapi mereka mempunyai karakter dan kerohanian yang
memancarkan kasih Kristus kepada orang lain.
Buat Tuhan, penulis cerita cinta itu adalah diri-Nya.
Seseorang dan pasangannya akan mempercayakan cerita itu
kepada Tuhan, dan membiarkan Tuhan memimpin perjalanan cerita cinta mereka itu.
Mereka menjadikan Kristus sebagai pusat cerita itu. Agar lewat cerita cinta
mereka, banyak orang yang diberkati karena melihat Kristus di dalam hubungan
mereka. Dan lewat cerita itu, nama Tuhan semakin dimuliakan.
Buat Tuhan, cerita cinta menjadi alat-Nya untuk mendidik
anak-anak-Nya untuk menundukkan ego mereka di bawah kaki-Nya.
Tuhan sangat rindu agar anak-anak-Nya tidak melupakan
diri-Nya, selama mereka menjalani cerita cinta itu. Tuhan ingin agar mereka
lebih mempunyai hubungan yang lebih dekat lagi dengan diri-Nya. Dia setia untuk
menjadi pendengar keluhan kita yang merindukan pasangan kita. Tapi Dia juga
ingin agar kita menjadi pendengar dan pelaku kehendak-Nya.
Buat Tuhan, kadang pertengkaran adalah sesuatu yang Dia pakai
untuk mendidik kita agar lebih mengandalkan-Nya di dalam cerita cinta itu. Dia
pernah berkata, bahwa ‘Be still and know,
that I’m God’. Dia ingin agar kita tetap percaya kepada-Nya, dan tidak
bersandar kepada kekuatan kita sendiri.
Tapi, bisa saja pertengkaran muncul karena bukan Tuhan
yang jadi pusat cerita itu. Karenanya, Dia memakai pertengkaran itu untuk
membuat anak-anak-Nya lebih mendekat kepada-Nya. Dia tidak mau kalau cerita
cinta yang ditulis-Nya justru membuat mereka menjauh dari-Nya.
Buat Tuhan, gagalnya sebuah hubungan bukanlah akhir dari
cerita cinta. Justru dari situ, Tuhan menghendaki agar kita lebih
mempercayai-Nya untuk menjadikan Dia sebagai penulis cerita cinta kita. Dan
bukan hanya itu, Dia rindu untuk memulihkan hati yang terluka karena putusnya
hubungan. Dia juga ingin untuk menyimpan hati kita, dan memberikannya kepada
seseorang yang tepat, yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Kita
tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah – Roma
8:28
Serahkan pena cerita cintamu kepada
Tuhan, dan Dia akan menuliskan cerita terindah bagimu, bahkan melebihi cerita
cinta yang paling romantis yang dibuat oleh penulis handal sekalipun.
Soo... who's your love-story's writer? :)
13:11
13.07.2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar