WATCH
OUT! Post
ini mungkin bakal nge-jleb jleb jleb banget! :p
Nahhhhhh!! Judul di atas itu sesuatu
yang paling asik buat diobrolin! Ya nggak?! :p wkwkwk.. *jujur aja, karena aku
juga suka banget ngobrolin soal BGR #wah! #pengakuan*
Buat para single-jomblo (apapun itu
:v), pernah nggak kalian mikir gini:
“Kenapa yaaaaa.. sampe sekarang aku
masih single gini? ... masih jomblo, padahal temen-temenku udah banyak yang
pacaran? ... kok nggak ada co/ce yang mau sama aku yaaa??”
Dulu pun aku pernah mikir gitu lohhhh.
Entahlah. Rasanya nggak mungkin bisa ngedapetin co yang bener-bener mau
mencintai aku apa adanya (serasa garis hidupku hanyalah untuk hidup forever alone #duh parah). Karena apaaa?
Karenaaa (sori, para co :p aku
mengungkapkan apa yang aku pikirkan tentang pikiran kalian terhadap ce #plak!)
rata-rata co itu pengen punya ce yang secara fisik sempurna! Yang tinggi lah.
Yang nggak pake kacamata lah. Yang cantik lah. Dst.
FYI, aku memang tinggi sih. Cantik?
Errrr... yah “Thanks, God!” kalo ada
yang bilang gitu, apalagi kalo yang bilang co :p lol! But I use glasses. Dan minusnya tinggi banget -.- Hiks.
Waktu masih zaman SMP (yang artinya
aku masih di dalam masa keababilan wkwkwk), aku nggak pernah mikir buat
ngejadiin co yang (sempat) ‘mampir’ ke hatiku buat jadi my future journey-mate. Bagiku dulu, pacar dan journey mate itu beda. Pacar sih bisa aja gonta-ganti, tapi suami
kan nggak boleh gonta-ganti!
TAPIIIIII, setelah aku mulai ikut KTB
(Kelompok Tumbuh Bersama) Remaja-Pemuda di gerejaku, aku dibimbing buat nggak
main-main sama yang namanya BGR (inilah
pentingnya ikut komunitas pertumbuhan iman di gerejamu :) ). Karena BGR
adalah masa di mana kita mengenal calon pasangan hidup (ph) kita kelak.
Jangan-jangan, kalo selama pacaran aja udah putus-nyambung, nanti kalo udah
nikah malah nikah-cerai! Wah wah wahhh berabe mahh.
(thx to C’ Rika yang udah banyak
membimbing aku dalam bergumul tentang ph ya :D)
Oke. Aku nggak akan bahas lebih lanjut
tentang kegalauan gajeku sebelum mulai berdoa buat calon ph-ku (kalo Tuhan
menghendaki, besoooooooookkkk kalo udah mau married
aku bakal buat buku tentang our love
story *baca: aku dan ph-ku* yak :P hope
my future journey-mate agrees with my idea. haha). Aku akan bahas tentang
‘gimana-sih-caranya-buat-bisa-membuat-calon-ph-kita-melihat-kita?’
Melihat di sini bukan berarti
nunjuk-nunjuk diri sendiri, “woiiii ini lhoooo. Aku ada di siniii. I want to be your girl/boy friend!”
sambil bawa papan yang mencolok. Ngok :p cara kaya’ gitu malah nunjukin kalo
kita itu labil banget. Dulu aku pernah kaya’ gitu sih (pernah labilnya, bukan
bawa papan sambil nunjuk-nunjuk diri sendiri), dan hasilnyaaaaa malu-maluin XD
Maksudnya adalah... calon ph kita itu
bisa melihat hidup kita yang sesuai sama Fir-Tu. Well bro and sist, sebelumnya aku mau tanya dulu. Kalian mau punya Godly woman/man atau Worldly woman/man?
Kalo mau punya ph yang hidupnya masih
duniaaa banget (baca: merokok, narkoba, ngomong kasar, nggak setia, egois,
boros, sombong, belum percaya Tuhan Yesus, Jesus
isn’t his/her life center, etc. --> alias Worldly woman/man), ya mending baca artikelnya cukup sampai di sini
aja deh :p karena menurutku, artikel ini kurang cocok buat mereka yang mau
punya ph seperti itu.
Oh, kalian masih baca ya? :)
wuwuwuuuu~ *tebar bunga dan salju wkwkwk..* lanjut yak. Sebelumnya, aku mau
bilang, “SELAMAT! Kalian telah memilih keputusan yang tepat buat punya ph yang
sesuai sama Fir-Tu! :D” (y)
Nah, Godly man/woman itu bisa kita temui di komunitas pertumbuhan iman
di sekitar kita. Bisa aja dia adalah tetangga di samping rumah kita. Mungkin
dia ada di komunitas di sekolah kita. Ato dia justru ada di gereja kita!
NB:
tapi jangan salah motivasi buat ikutan komunitas pertumbuhan iman ya :v
motivasi yang benar tetap untuk BERTUMBUH di dalam KRISTUS, bukannya cari pacar
:v :v nanti
komunitasnya jadi biro jodoh lak repot. Banyak yang dateng ke komunitas itu,
tapi sebagian besar tujuannya buat cari pacar, bukannya buat bersekutu. Wah,
salah motivasi wis hahaha.
Kalo kita masih tetep pengen hidup
kaya’ yang dunia ajarkan, entah itu
konsumerisme-hedonisme-individualisme-materialisme, ato apapun itu... yaaaaa
mana mungkin Godly man/woman bakal
ngelihat kita, wong ngelirik aja ogah banget! >< Mereka pasti punya
standar yang tinggi untuk ph mereka. Yang rajin SaTe lah, yang suka berdoa lah,
yang bisa menunjukkan buah-buah Roh dalam hidup calon ph mereka lah, etc. etc.
Bukan berarti aku bilang, “Nah
makanya.. jaga kekudusan hidupmu, sampai kamu ketemu Godly man/woman yang bakal dikasih Tuhan ke kamu.” Titik. Apa cuma
itu?
NO!! Masih ada lanjutannya boooo :P :P
“Tapi, jangan sampai setelah kita
menikah dengan ph kita itu, hidup kita malah kembali seperti yang dunia mau.
Jangan!! Jaga kekudusan hidupmu, sampai Sang Memperlai Laki-Laki (baca: Tuhan
Yesus) menjemput kita. Ingat, jangan sampai hidup di dunia ini justru membuat
kita lupa akan kasih yang sejati itu. Don’t
forget Him, who has loved you since you were in your mother’s womb.”
Btw, sulit nggak sih untuk hidup
menjadi Godly man/woman bagi calon ph
kita?
Oiya! Sulit (pake) banget! Rasanya,
nggak mungkin ada deh yang mau sama kita yang sukanya baca Alkitab, suka
berdoa, nggak doyan nyontek, nggak ngomong kasar, etc. etc. “Mana mungkin ada
yang mau ngelirik gue?!” pasti sering terpikir di benak kita.
Eh, tenang aja kali. Awal-awalnya
mungkin kita nggak akan ngelihat efek dari jadi Godly man/woman itu. Tapi, ketika kita emang bener-bener mau taat
sama Tuhan, mau mercayain our love story
kepada-Nya, He’ll lead us to meet our
journey mate on the right time.
Mungkin saat ini belum ada co/ce yang
mau ngelihat kita karena kehidupan kita yang (justru) memancarkan Kristus. Tapi
bersabarlah. Di waktu yang tepat, Tuhan akan tunjukkan kepadamu seseorang yang
merupakan Godly man/woman untukmu :)
mungkin dia sebaya denganmu, ato lebih muda darimu, ato bahkan lebih tua
darimu! :P well... who knows? Just trust Him J Be
still and know that God is faithful with His promise.
Pada awalnya, aku merasa sendirian
saat berjuang untuk hidup sebagai a Godly
woman. Kadang juga ngerasa capek, nggak kuat, feel that I’m so weird and freak with my faith. Tapi Tuhan kuatkan
aku lewat saat teduh, lewat pengalaman bersama-Nya setiap hari, dan lewat
saudara-saudara seiman :) (thanks for Rokris
SMAGA and RemPemCo, God! ^^).
Pernah suatu saat Dia ngomong gini ke
aku,
“Non,
jaga kekudusan hidupmu. Tetaplah percaya kepada-Ku, bahwa Aku akan memberikanmu
seorang laki-laki yang akan menginspirasimu untuk tetap setia kepada-Ku. Kalian
akan saling menolong untuk lebih mengenali-Ku lebih lagi.”
Sewaktu persiapan konselor untuk
Paskah Jumat lalu, temanku yang dari Komisi Pemuda (yang beberapa kali ngepost post yang ku-share di
sini) berkata,
“Pengampunan
tanpa penerimaan adalah kebohongan. Penerimaan tanpa pengampunan adalah
keterpaksaan.” # K’ Bobby :B
Dan di situ Tuhan ingetin aku lagi,
“Setiap
kali kamu berselisih dengan pasanganmu, kamu akan belajar untuk bisa mengampuni
dan menerima apa adanya dia. Begitu pula sebaliknya. You’ll learn how to love
him based on My unconditional love.”
Kemarin Tuhan bilang gini juga (lewat
pelatihan khotbah yang diadakan di gerejaku),
“Jangan
minta tanda-tanda tentang dia kepada-Ku. Bukan berarti Aku tidak mengasihimu,
tapi Aku ingin agar kamu belajar percaya kepada-Ku. Apakah kamu mau mempercayakan pena cerita cintamu kepada-Ku, Sang
Penulis Hidupmu?”
Dan semuanya berhasil membuatku speechless seketika :p
Guys, Tuhan mungkin nggak bicara
secara audible ke kita (kaya’ yang di
film-film ituuu). Tapi Tuhan bisa bicara lewat saat teduhmu, dari bible reading, bahkan dari
pengalaman-pengalaman kita sehari-hari atau perkataan orang lain *yang lebih
‘bijak’ dari kita* (yang justru sering kita anggap biasa aja, ato bahkan
nyebelin). Buktinya bisa dibaca di atas :v
Buatku, mendapatkan seorang co yang
WOW secara fisik itu bolehlah. Tapi yang paling penting, aku akan sangat
bersyukur saat aku mendapatkan seorang co yang akan menolongku untuk lebih bisa
mengenal Tuhan. Apalagi ketika co itu bisa menginspirasi orang lain lewat
kesetiaannya kepada Tuhan :)
Seorang pembimbing Komisi Remaja di
GKI Ngupasan, Jogjakarta, pernah menulis begini di facebook-nya,
“Apa
sih arti pacaran?
Apa
sih yang membanggakan? Berstatus pacar atau menemukan orang yang tepat?
Padahal
putus itu jauh lebih menyakitkan daripada PDKT lama tapi akhirnya sadar kalo nggak cocok.
Kalo
udah pacaran putus orang padha ngitung, ‘Oh ini mantannya udah segini’. Kalo
baru deket terus batal, siapa yang peduli. Belum pernah jadi pacar.
Perlukah
buru-buru menyambut status pacaran?”
(thx to K’ Ebed :B)
So, nggak perlu lah buru-buru pacaran.
Kalo kita yang masih sekolah mau pacaran, coba pikir begini,
“Aku kan masih umur segini, ehm.. apa
betah ya aku pacaran selama 10 tahun, kalo aku nikahnya umur 24 ato 25 tahun?”,
ato “Aku udah SMA sih, tapi banyak temenku yang udah pacaran. Kok rasanya aku
jomblo banget gitu, suwung, malmingan sendirian (FYI, untung tiap Sabtu aku ada
persekutuan di gereja, jadi nggak bakal suwung XD thx for RemPemCo! #lho). Tapi
kalo mau pacaran.. kira-kira studiku bakal keteteran nggak ya?”
NB: ini cuma permisalan aja. Kalo
kalian punya pikiran yang lain juga nggak papa kok hehe.
Okeee.. sekian dulu untuk edisi
BGR-nya. Kalo diterusin terus, jangan-jangan padha bosen malah repot XD huahahaha.. kapan-kapan aku akan nulis
lagi tentang BGR (anggaplah semacam latihan buat nulis buku tentang BGR #eh) ya
:D
NB:
aku lupa ngasih tau kepanjangan dari beberapa singkatan di sini :'D maaf yak, teman-teman wkwkwk..
BGR = boys-girls relationship
FYI = for your information
NB:
aku lupa ngasih tau kepanjangan dari beberapa singkatan di sini :'D maaf yak, teman-teman wkwkwk..
BGR = boys-girls relationship
FYI = for your information
Nice banget dan setuju soal unconditional lovenya. thx banget sharenya Jesus Bless US #GKIngupasan
BalasHapusmakasih buat komentarnya yaa :D Tuhan memberkati :) salam buat GKI Ngupasan juga yaaa #GKI Coyudan
BalasHapusVery inspiring :) thx Gbu #GKIngoeps
BalasHapusthank you :)
BalasHapus