Kalaupun dia
bahagia, biarlah asal kebahagiaannya itu dari Tuhan. Aku hanya penyalur
kebahagiaannya saja - @tabita_davinia
Starbucks, hari
Sabtu, sepulang sekolah...
“Dia di mana,
sih? Sudah 10 menit lebih, nih :\” aku melirik jam tanganku. 10.10. Kak Akira
telat 10 menit. Betul apa kata orang.
Terlambat itu dibenci semua orang.
Kak Akira datang,
tepat saat aku hampir menelpon ponselnya.
“Maaf, Akane :)
Tadi aku rapat OSIS. Hehehe~ Jangan khawatir, aku pulang duluan, kok :D”
katanya sambil memanggil seorang pelayan yang ada di dekat kasir.
5 menit kemudian,
sepiring donat coklat – moka – dan blueberry tiba di meja kami. Disusul dengan chocolatte float-ku dan coffee float Kak Akira *:9 delicious!*.
“Jadi?” Kak Akira
bertanya sambil meminum minumannya, “apa yang mau kamu bicarakan denganku?”
Aku menjawab,
“Ehm... Maaf, kalau aku telah menyeret Kakak ke sini. Aku cuma ingin
ngobrol banyak sama Kakak :D”
Sebenarnya, itu bukan
satu – satunya alasanku, sih. Aku ingin tahu apa saja yang bisa membuat Kak
Akira senang. Yah, aku nggak sempat bertanya pada Kyoko, sih. Setidaknya, aku
ingin Kak Akira senang XD
“Oh,” dia
tersenyum, “boleh. Oh, ya. Jam yang bagus :)” katanya sambil menunjuk jam
tanganku.
Aku melirik jam
tanganku. “Hehe~ Danke ^^ Aku dikasih
sama Kak Wataru, sih. Omong – omong, tumben OSIS rapat :D” kataku mencari
bocoran acara OSIS.
“Sebentar lagi,
kan, festival musim gugur. Nah, sekolah mau mengadakan acara buat festival itu.
Aduh!” Kak Akira menepuk dahinya, “aku malah membocorkan rahasia XD” katanya
sambil tertawa.
Aku meringis.
“Jangan khawatir. Aku tutup mulut kok :)” kataku.
Kak Akira
meringis. “Iya iya~ Gomawo, Akane :D”
balasnya sambil mengambil donat.
“Apa, sih yang
jadi kesukaan Kakak?” tanyaku iseng *dan memang sengaja begitu*
Kak Akira
berpikir sejenak. “Hm... Aku suka langit sore, angin sepoi – sepoi, terus~
kebab :9 dan musik. Kalau kamu?” katanya.
“Apa yaa~? Aku
suka pemandangan di gunung, sandwich,
buku, dan warna biru :3” jawabku.
Kak Akira berkata
*dengan senangnya*, “Wah, sama dong :D Blue
is my favorite, too :) Aku juga suka warna putih, sih. Semua warna yang
kalem, aku suka semua :D”
Aku tertawa. “Aku
juga, lho :D Hahahaha~ Eh, ya ampun. Sudah jam segini --" Kakak mau ke
mana?” tanyaku saat melihat Kak Akira beranjak dari kursi.
“Ke toko buku.
Aku yang bayar, ya :)” kata Kak Akira.
Asikk~ dibayari :D (y) #plak XD
Setelah keluar
dari Starbucks, kami menuju ke eskalator. Toko buku ada di lantai 2 mall ini.
“Oh ya, Akane. Tolong
jangan panggil aku ‘Kak Akira’ lagi, ya.”
Kata – katanya
menghentikan langkahku. Apa lagi ini? Apa
dia mau dipanggil dengan namanya yang lain? Toshihiko? Thomson? – nggak
nyambung~
“Jadi?” tanyaku,
“aku harus memanggilmu apa?” *dan berusaha sebisa mungkin untuk nggak
memanggilnya ‘Kak’*
“Panggil ‘Akira’
saja, deh,” jawabnya sambil tersenyum, “tapi kalau kamu memang keberatan,
panggil aku ‘Akira-kun’ :)”
Tenggorokanku
tercekat. Apa pantas aku memanggil dia dengan sebutan ‘Akira-kun’? Haloo~ Aku
belum pernah memanggil cowok lain seperti itu!!
“Ehm... Oke. A...
Akira... Akira-kun :)” kataku setengah kikuk.
Kak Akira
tersenyum. “Kamu mau dipanggil apa, Akane? Akane-chan?” tanyanya.
APA? Ulangi sekali lagi. APA? Akane-CHAN?! *banting meja*
“Ehmm...
Entahlah. Aku belum dipanggil seperti itu sama Kak Wataru. Hehehe~ Nggak apa –
apa, sih. Memangnya kenapa?” tanyaku heran.
Kak, eh...
Akira-kun mengalihkan pandangan dari koridor mall.
“Kadang – kadang,
aku ingin dipanggil dengan sebutan yang lain. Kamu, Kyoko, Kana, dan adik –
adik kelasku selalu memanggilku ‘Kak Akira’. Nah, aku ingin mencoba mencari
sebutan lain. Bagaimana, Akane? Mau, kan?”katanya.
Aku mengalah, deh
:\ “Hanya sebulan. Oke? Kalau Akira-kun sudah tidak betah, aku akan memanggilmu
‘Kak Akira’ lagi,” jawabku.
“Oke :) Kalau aku
betah?” tanyanya (pertanyaan retoris~)
“Aku akan selalu
memanggilmu ‘Akira-kun’ XD” jawabku, “oke, coba panggil aku ‘Akane-chan’ :D”
tambahku.
Akira-kun
meringis. “Hehehe~ Akane-chan~ :D” katanya.
Aku tertawa.
“Wah~ Asik :D Baiklah, Akira-kun boleh memanggilku ‘Akane-chan’, asal jangan
memanggilku seperti itu di depan yang lain XD” kataku.
Dan kami-pun
masuk ke dalam toko buku. Setelah menitipkan tas dan jaket, Akira-kun menarik
tanganku (duh... layaknya orang pacaran-kah? Aku jealous --")
“Kenapa kamu menarikku?” tanyaku penasaran.
“Agar kamu nggak
hilang, Akane-chan :)” jawabnya sambil tersenyum lebar (nggombal, nih ceritanya :\)
Dan, eh... Kurasa aku mulai senang untuk menghabiskan waktu
bersama dengan Akira-kun...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar