Guten Abend! (kalo ngomong Gute Nacht nggak pas, kan
masih belum mau tidur :p wkwkwk)
Beberapa hari ini, kadang aku mikir, "Kalo
misalnya aku sakit, dan sakitnya itu lama banget, kira-kira kalo aku doa sama
Tuhan biar aku disembuhin itu bakal dijawab Tuhan nggak ya?"
Entahlah. Mungkin karena di sekitarku ada banyak orang
yang pengeeennnnn banget bisa sembuh, but God said NO ._. Hm.
Nah, tadi pagi aku iseng-iseng buka blog lama Majalah Pearl (women-for-christ.blogspot.com, yang
sekarang ada di sini). Dannn ketemu sama satu post tentang God's
miracle in healing.
Well, selamat
membaca ya :)
--**--
Dulu, waktu gw sakit, pernah ada seorang
hamba Tuhan yang bilang sama gw "Kamu gak sembuh karena kamu tidak
beriman". Waktu itu, gw sempat berpikir "Apa betul yach gw
kurang beriman makanya Tuhan gak sembuhkan gw?". Dan ini bukan sekali
gw dengar. Gw sering sekali dengar anak2 Tuhan yang ngomong begitu ke orang
sakit, atau Hamba Tuhan yang berkotbah seperti itu di atas mimbar.
Kalo kita baca di Alkitab, di Lukas 8 : 40--48 diceritakan tentang seorang wanita yang
sudah mengalami pendarahan bertahun-tahun. Duh, kasian banget! Kebayang gak
sih? If you are a woman, you'd have an idea how it feels. Menstruasi yang cuman beberapa hari aja bikin kita kayak cacing kepanasan
kan? Serba gak comfortable. Duduk begini salah.. duduk begitu juga salah.
Apalagi kalo hari lagi panas.. duhh.. asli deh! Bayangkan wanita ini..
pendarahan bertahun-tahun! Dan di jaman itu udah so pasti gak ada yang namanya pembalut
wanita. Kita pake pembalut wanita aja musti sering ganti kalo lagi banyak-banyaknya.
Wanita ini? Gw rasa dia pake kain.. harus dicuci. Ih! Geli banget gak sih?
Belon lagi di jaman itu, wanita yang menstruasi dianggap kotor. Gimana wanita
ini? Udah so pasti dia dihindari banyak orang.
Nah, kebayang banget kan gimana perasaan
dia waktu mendengar tentang Tuhan Yesus yang bisa menyembuhkan segala sakit
penyakit? Tapi, setelah dihindari oleh orang selama bertahun-tahun, dianggap
kotor, udah so pasti segala rasa percaya diri lenyap dari dirinya. Dan dia
berpikir dengan menjamah jubah Tuhan saja dia pasti sembuh. So, merangkaklah dia ke tempat Tuhan Yesus
berada. Kenapa merangkak? Setelah bertahun-tahun pendarahan, gw rasa tenaga dia
juga udah minim banget. Belon lagi dia berusaha menghindari tatapan2 sinis
orang lain. Pelan - pelan dia merangkak ke tempat Tuhan Yesus sedang berjalan.
Dan oh! Itu ujung jubahnya! Dengan tangan gemetar, dia sentuh jubah itu. BUT! Tuhan Yesus merasakan sentuhan dia. WOW!
Dan Tuhan Yesus bertanya "Who touched me?". Gw rasa murid-muridNya
waktu itu berpikir Tuhan Yesus hampir kena heat stroke. Begitu rame orang, Yesus malah bertanya
siapa yang pegang Dia?? "Ada-ada aja, ah Tuhan!". Tapi Tuhan
Yesus serius!
Si wanita itu langsung gemetaran. Oh no! Ketangkap basah. Saat itu juga dia
tersungkur di depan kaki Yesus. Mungkin sambil nangis2 dia menceritakan ttg
penyakitnya. Dan glory be! Tuhan Yesus bilang "Anak-Ku, imanmu telah menyelamatkanmu".
WOAH!! Imannya menyelamatkan dia!
Gak heran banget kan waktu kita sakit dan
gak disembuhkan, banyak orang (termasuk diri kita sendiri) yang berpikir dan
berkata "pasti karena kurang beriman". Betul gak sih??
Waktu gw sakit yach, gw butuh kurang lebih
2 tahun untuk betul2 sembuh. Gak seberapa dibanding perjuangan si wanita yang
pendarahan. But, kenapa butuh begitu lama untuk gw bisa sembuh? Apakah karena
butuh 2 tahun untuk gw betul2 percaya kalo Tuhan bisa sembuhkan gw? GAK! Dari
awal gw tau kalo Tuhan bisa sembuhkan gw KALO Dia mau. So why did it take so long then?
Sekarang setelah gw lihat balik ke
belakang, gw melihat gimana dalam 2 tahun itu hubungan gw dengan Tuhan
bertumbuh. Selama 2 tahun itu juga gw melihat gimana anak2 Tuhan melayani Dia
dengan setia di tengah hutan belantara. Selama 2 tahun itu juga Tuhan buka mata
gw untuk pelayanan misi. Gw rasa masa 2 tahun itu Tuhan pakai untuk mendidik
dan melatih gw. Emang akhirnya gw sembuh, tapi gw rasa itu bukan karena iman gw
lebih besar di tahun kedua dibanding di tahun pertama gw sakit. In fact, gw sembuh sama sekali bukan karena gw
beriman, tapi karena TUHAN YANG MENGIZINKAN.. karena Tuhan mau gw memuliakan
Dia lewat hidup gw.
Nah, gw juga sempat ketemu banyak banget
orang yang gak sembuh sama sekali. Yang bertahun-tahun menderita sakit. Ada
juga yang akhirnya meninggal. Banyak dari kita yang bertanya-tanya kenapa? Kenapa Tuhan sembuhkan si A, tapi gak sembuhkan si B? Bukankah Alkitab bilang kita "umat pemenang?". Bukankah
"umat pemenang" berarti kita pasti selalu menang dari segala situasi,
termasuk sakit penyakit?? Kalau kita beriman, kita PASTI SEMBUH. Betul? Answer: no!
dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang,
oleh Dia yang telah mengasihi kita.
Roma 8 : 37
Banyak dari kita yang sering pakai ayat
itu untuk mengatakan bahwa di dalam Yesus, kita bisa mendapatkan segala
sesuatu. Bahwa kita lebih dari pemenang. Bahwa kita pasti menang dari
kemiskinan, sakit penyakit, kesusahan, dll. Tapi, coba baca ayat sebelum
itu:
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?
Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau
ketelanjangan,
atau bahaya, atau pedang?
Roma 8 : 35
Ayat itu katakan bahwa bahkan di dalam
kesusahan, kemiskinan, sakit penyakit, kita tidak dapat dipisahkan dari Kasih
Tuhan! Jika kita baca seluruh pasal ini, kita akan mengerti bahwa Tuhan gak
menjanjikan hidup yang bebas dari segala macam kesulitan, kesesakan, sakit
penyakit, penganiayaan, kelaparan, dll. Tapi Tuhan janjikan bahwa di dalam
semua itu, Tuhan akan terus mengasihi kita. Jadi, teman - teman, dalama
kesusahan dan kesengsaraan kita, there will be teachable moments kalau kita mau buka hati kita untuk dengar dengaran. Teachable moments ini adalah saat - saat dimana Tuhan
membawa kita dalam pengenalan akan kasihNya kepada kita. Susah lho bagi kita
untuk bisa melihat dan menyadari bahwa Tuhan tuh sayang ama kita waktu kita
lagi sengsara. Biasanya kita lebih cenderung menganggap bahwa menyalahkan Tuhan
kalau lagi sengsara, ya gak? Tapi, mari kita sama-sama belajar memahami bahwa ditengah
kesengsaraan dan kesusahan kita Tuhan tetap mengasihi kita.
Dan saat kita memahami dalamnya kasih
Tuhan, kita pun lebih siap untuk bisa stop focusing on ourselves (mengasihani diri sendiri, dll), and start focusing on God. Di tengah kesengsaraan inilah seringkali kita bisa melihat betapa
dalamnya (atau dangkalnya) kasih kita kepada Tuhan. Apakah kita seperti Ayub yang
walaupun ditimpa kesengsaraan bertubi-tubi tetap setia kepada Tuhan? atau
seperti Yudas Iskariotkah kita, yang dengan rela hati menjual Tuhannya saat
situasi dan kondisi gak sesuai harapannya? The choice is in our hands.
Kita sebagai manusia sering sekali "short
sighted". Melihat apa yang ada di depan mata. Kita hanya peduli
tentang hal-hal yang duniawi. We care only about our physical well-being: tubuh yang sehat, tabungan yang selalu penuh. Tapi,
Tuhan cares more about our spiritual well-being: iman yang terus bertumbuh. Remember, bahkan murid-murid Tuhan pun hidup teraniaya. Mau tau apa yang terjadi
kepada murid Tuhan? Here's the list:
1. Andreas: mati disalib
2. Bartolomeus: mati disalib (disalibkan terbalik)
3. Yakobus anak Alpheus: mati dirajam
4. Yakobus anak Zebedeus: mati dipenggal
5. Yohanes: died of old age
6. Matius: mati oleh pedang
7. Simon Petrus: mati disalib terbalik
8. Filipus: mati disalib
Should I go on?? Maybe not! Tapi, coba perhatikan. Dari murid-murid Yesus, yang
meninggal dengan tenang hanya Yohanes!!! Apakah mereka semua hidup dan
meninggal dengan sengsara karena mereka kurang beriman??? NOOOO!!! Far from it! Saking berimannya, mereka sampe rela
mati teraniaya untuk Tuhan! (PS: Gak ada yang tau pasti gimana murid-murid
Yesus meninggal, kecuali Yakobus anak Zebedeus yang kematiannya ditulis di Kisah Para Rasul 12 :2. This list is made of the most common belief of how they died, but the Bible
does record of how they lived. They were persecuted, and still they lived
passionately for their Lord and God) :)
Guys, ada saatnya Tuhan gak sembuhkan kita (didunia ini), atau Tuhan let us live in poverty, atau
biarkan kita teraniaya karena Tuhan mau kita makin bersandar kepada Tuhan.
Ingatlah Rasul Paulus yang berkata di 1 Korintus 12 : 7
Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar
biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan
Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Duri dalam daging. Banyak yang berkata
duri dalam daging yang dimaksud ini adalah penyakit...ada juga yang bilang
bukan penyakit, tapi sifat pemarahnya. Apapun itu, Paulus yang begitu setia
memberitakan injil Tuhan itu gak bebas dari sakit penyakit dan penderitaan!
Firman Tuhan berkata:
Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar
ketetapan-ketetapan-Mu.
Mazmur 119:71
Dan bukan
hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita
tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan.
Roma 5:3
So, ada saatnya Tuhan mengizinkan kita untuk mengalami hal-hal yang gak
menyenangkan supaya kita makin bertumbuh, supaya kita makin mengerti bahwa
Tuhan adalah Tuhan who gives and takes away.
Ada saatnya juga Tuhan menunda kesembuhan,
gak memberi kenyamanan hidup dll, supaya nama Tuhan dimuliakan. Bayangkan deh
kalo gw disembuhkan Tuhan dari awal. Gw rasa iman gw gak akan bertumbuh dengan
pesat! Tuhan memilih untuk menyembuhkan gw waktu dokter2 udah menyerah, waktu
keluarga gw udah pasrah, dan tiba2 Tuhan bilang "TAADAAA!!! You are
healed!!!". Karena Tuhan menunda kesembuhan itu, gw, keluarga gw, dan para
petugas medis yang mengurus gw langsung tersungkur speechless di kaki Tuhan. Glory be unto You only, Lord!!!
Ada juga orang-orang yang tidak
disembuhkan Tuhan (di dunia ini. In the end, we are all healed. When we get to Heaven, we will all be healed), atau tetap hidup dalam kemiskinan sampai meninggal.
Kenapa? Karena keputusan untuk memberi atau gak itu yach keputusan Tuhan.
Intinya begini: kesehatan, kemakmuran, kenyamanan, itu semua kan pemberian dari
Tuhan. A gift! Nah, kalo yang punya hadiah itu gak mau ngasi hadiahnya, apa kita bisa
maksa? GAK! Kalo maksa mah merampok namanya.
Gw rasa ada saatnya Tuhan mengizinkan kita
untuk hidup susah karena Tuhan mau kita fokus kepada Tuhan, bukan fokus kepada
hadiah yang bisa Tuhan beri. He wants us to put the Giver above the
gifts! Why? Karena kita manusia sering terbalik!!
Kita anggap Tuhan itu vending machine... tinggal pencet-pencet, keluar deh hadiahnya. No! Tuhan mau kita meninggikan Dia di atas
kesehatan, kekayaan, kenyamanan hidup, kemakmuran, dll. Yes, emang betul kita adalah umat pemenang...
kita lebih dari pemenang. Kita hanya bisa keluar sebagai pemenang saat kita
hidup dalam kesusahan dan kita tetap fokus kepada Tuhan... Tetap percaya bahwa in spite of all the bad things in our life, He is still the good Lord. He
is merciful and gracious and compassionate! The true meaning dari "lebih dari pemenang" adalah saat kita bisa seperti Ayub yang
bangkrut habis-habisan, dihujat teman-teman dan keluarga, kena sakit penyakit,
tapi masih bisa berkata:
"Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang
juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil,
terpujilah nama TUHAN!"'
Ayub 1 : 21
Merry Christmas, my friends. May we always
remember that He loves us, no matter what happens in our lives. May we continue
to focus on Him and live for Him alone. May our love for Him grow deeper and
sweeter with each passing day. May we be faithful to Him that we never doubt
His love for us in any circumstances. May we let every moment in our lives be a
teachable moment so that we continue to grow in His likeness, and His Name is
glorified in and through our lives. May we lift Him up above blessings and
gifts because HE IS our LORD OF LORDS AND GOD OF GODS. AMEN!
Post by Sarah Eliana
--**--
Waktu baca post ini, yang terlintas di pikiranku
adalah, "Tuhan, ini jleb banget ._."
Kenapa
kok aku bilang jleb?
Karena kadang aku lupa kalo sebenernya
kita nggak punya hak untuk menuntut Tuhan untuk menyembuhkan kita (juga untuk
menyembuhkan orang lain).
"Lho Vinnn.. kalo kita minta
dikasih kesembuhan sama Tuhan masa' nggak boleh??"
Aku bilang menuntut, bukan minta :) Tuhan Yesus nggak melarang kita untuk
meminta apapun (baca Mat. 7:7; Yoh. 15:7). Tapi kalo kita sampai menuntut
Tuhan untuk melakukan apa yang kita inginkan.. wah hati-hati. Jangan-jangan ada
yang salah sama kita. Kita bukannya fokus sama Tuhan, tapi fokus sama apa yang
ada di tangan-Nya :|
Begitu pula dengan kesembuhan. Kita boleh,
kok, minta kesembuhan sama Tuhan. Tapi pertanyaannya, apakah dengan kesembuhan
itu nama Tuhan semakin dimuliakan? Apakah selama masa-masa kita menghadapi
sakit penyakit, hidup kita semakin dekat sama Tuhan?
Bro and sist, Ci Sarah udah cerita di atas
kalo dia pun bergumul lama selama berjuang menghadapi penyakitnya. Tapi Tuhan
bukakan jalan, tepat pada waktunya :) And
the question is... Mau nggak kita percaya sama Tuhan, bahwa
Dia selalu punya rencana yang indah atas hidup kita? :)